57
Kemitraan antara beberapa PAW dan pedagang besar juga terlihat dengan adanya sistem pembayaran yang biasa disebut pedagang dengan
sistem “keluar-masuk”. Sistem ini muncul karena para pedagang besar tidak selalu mempunyai modal yang cukup untuk membeli kelapa untuk dagangan
mereka. Dengan sistem ini, pembayaran kelapa kepada pihak PAW dilakukan setelah kelapa tersebut telah laku terjual kepada konsumen ataupun pedagang
pengecer. Karena sistem ini harus didukung dengan kepercayaan antara pihak PAW dengan pedagang besar, maka PAW hanya menerapkannya dengan
pedagang besar yang sebelumnya telah berkerjasama dengan mereka dalam waktu yang cukup lama.
G. Marjin Pemasaran
Secara spesifik, efisiensi pemasaran masing-masing jalur pemasaran berbeda-beda satu sama lainnya. Pembandingan efisiensi
pemasaran jalur-jalur pemasaran kelapa dilakukan dengan cara analisis marjin pemasaran. Marjin pemasaran terdiri dari biaya pemasaran dan keuntungan
pemasaran. Parameter penilaian efisiensi yang digunakan yaitu biaya fungsional dan rasio keuntungan terhadap biaya total.
Untuk mempermudah pembandingan marjin pemasaran, perhitungannya dilakukan dengan
menggunakan basis satu butir kelapa dengan grade tertinggi. Harga jual kepada konsumen adalah harga jual kelapa yang telah dikupas tempurungnya,
tetapi belum diparut. Nilai marjin pemasaran terdiri dari biaya fungsional dan keuntungan pemasaran. Keuntungan pemasaran per butir kelapa dihitung
dengan cara mengurangi nilai marjin pemasaran kelapa per butir dengan biaya pemasaran kelapa per butir.
Dalam penelitian ini, biaya dan keuntungan pemasokan kelapa dihitung berdasarkan saluran pemasaran dari PAW sampai ke ke tingkat
pedagang pengecer, dimana para pedagang pengecer berada tidak jauh dari pedagang besar tempat pembelian kelapa sehingga biaya pemasokan ke
pedagang pengecer tidak diperhitungkan. Analisis marjin pemasaran pemasokan kelapa dilihat dari jalur pasokan kelapa ke Kota Bogor, yaitu :
58
1. PAW Banten - Pedagang Besar - Pedagang Pengecer - Konsumen
2. PAW Tasikmalaya-Ciamis - Pedagang Besar - Pedagang Pengecer -
Konsumen 3.
PAW Lampung- Pedagang Besar - Pedagang Pengecer - Konsumen 4.
PAW Banten - Pedagang Besar - Konsumen 5.
PAW Tasikmalaya-Ciamis - Pedagang Besar - Konsumen 6.
PAW Lampung - Pedagang Besar - Konsumen Analisis marjin pemasaran saluran pasokan pertama dihitung
berdasarkan data aliran pasokan kelapa dari Banten kepada pedagang besar yang memasok ke wilayah Pasar Kebon Kembang dan Pasar Merdeka.
Saluran pasokan ke-2 dan ke-5 diperhitungkan dari aliran pasokan kelapa Tasikmalaya-Ciamis kepada pedagang besar yang memasok kelapa ke Pasar
Baru Bogor, sedangkan saluran pasokan ke-3 diperhitungkan dari aliran pasokan kelapa Lampung kepada pedagang besar yang memasok kelapa juga
ke Pasar Baru Bogor. Saluran pasokan ke-4 diperhitungkan dari data aliran pasokan kelapa Banten kepada pedagang besar yang memasok kelapa ke
Pasar Baru Bogor, sedangkan saluran ke-6 diperhitungkan dari data aliran pasokan kelapa Lampung ke pedagang besar di Pasar Kebon Kembang-
Merdeka. Biaya pemasaran kelapa di tingkat PAW yaitu biaya transportasi
per butir kelapa yang dihitung dengan cara membagi biaya total transportasi kelapa dengan jumlah butir kelapa yang diangkut. Biaya pemasaran di tingkat
pedagang besar terdiri dari biaya sewa gudang, karcis retribusi, biaya listrik dan air, biaya kebersihan, biaya keamanan, upah karyawan dan upah bongkar
muat. Sedangkan biaya pemasaran kelapa di tingkat pedagang pengecer terdiri dari biaya kebersihan dan karcis retribusi. Masing-masing biaya
tersebut diperhitungkan dengan cara membagi biaya total per bulannya dengan jumlah kelapa yang dipasok setiap bulan. Tabel 15 memperlihatkan
hasil perhitungan biaya, keuntungan dan total marjin pemasaran untuk setiap saluran pemasaran. Rincian hasil perhitungan marjin pemasaran, biaya dan
keuntungan terurai pada Lampiran 7.
59
Tabel 15. Biaya, keuntungan dan marjin pemasaran rupiah per butir kelapa
Saluran ke-
1 2 3 4 5 6 Harga Beli Awal
600.00 600.00
700.00 600.00
600.00 550.00
Harga Jual Akhir 1,500.00 1,500.00 1,500.00 1,500.00 1,500.00 1,200.00
Jumlah Biaya Fungsional
212.70 298.40
290.55 293.25
278.40 381.90
Jumlah Keuntungan
687.30 601.60
509.45 606.75
621.60 268.10
Total Marjin 900.00
900.00 800.00
900.00 900.00 650.00
Keterangan : Saluran pasokan ke 1 : PAW Banten - Pedagang Besar Pasar Kebon
Kembang-Merdeka - Pedagang Pengecer Pasar Kebon Kembang-Merdeka - Konsumen
Saluran pasokan ke 2 : PAW Tasikmalaya-Ciamis - Pedagang Besar Pasar Baru Bogor - Pedagang Pengecer Pasar Baru
Bogor - Konsumen Saluran pasokan ke 3 : PAW Lampung - Pedagang Besar Pasar Baru
Bogor - Pedagang Pengecer Pasar Baru Bogor - Konsumen
Saluran pasokan ke 4 : PAW Banten - Pedagang Besar Pasar Baru Bogor - Konsumen
Saluran pasokan ke 5 : PAW Tasikmalaya-Ciamis - Pedagang Besar Pasar Baru Bogor - Konsumen
Saluran pasokan ke 6 : PAW Lampung - Pedagang Besar Pasar Kebon Kembang-Merdeka - Konsumen
Menurut Sudiyono 2002, efisiensi pemasaran dapat didekati dengan efisiensi operasional yang diukur dengan membandingkan output
pemasaran terhadap input pemasaran, dengan penekanan ditujukan pada usaha mengurangi input untuk menghasilkan output pemasaran atau
menaikan rasio output-input pemasaran. Mubyarto dalam Susiyana 2005 menjelaskan bahwa kegiatan pemasaran dikatakan efisien apabila :
1. Mampu menyampaikan hasil-hasil dari petani produsen kepada
konsumen dengan biaya semurah-murahnya. 2. Mampu mengadakan pembagian yang adil dari keseluruhan biaya yang
dibayar konsumen akhir kepada semua pihak yang ikut dalam kegiatan produksi dan pemasaran barang tersebut.
Dengan demikian kriteria pertama untuk menentukan saluran pemasaran yang paling efisien adalah rendahnya biaya fungsional. Untuk
saluran dengan pedagang pengecer saluran 1-3, saluran ke-1 adalah saluran yang paling rendah biaya fungsionalnya yaitu sebesar Rp. 212,70 per butir
kelapa. Di antara saluran yang tidak melibatkan pedagang pengecer saluran
60
4-6, saluran dengan biaya fungsional terendah adalah saluran ke-5 yang memerlukan biaya fungsional sebesar Rp. 278,40 per butir kelapa.
Kriteria lain dalam pengukuran efisiensi pemasaran yaitu adanya pembagian yang adil dari keseluruhan biaya yang dibayar konsumen akhir
kepada semua pihak yang ikut dalam kegiatan produksi dan pemasaran barang tersebut. Penilaian kriteria ini diukur dengan cara membandingkan
nilai rasio keuntungan terhadap biaya total biaya fungsional dan harga beli kelapa tiap anggota saluran dalam salurannya masing-masing. Tabel 16
menunjukkan hasil perhitungan rasio keuntungan terhadap biaya total masing-masing anggota saluran, dengan perhitungan seperti pada Lampiran 7.
Tabel 16. Rasio keuntungan terhadap biaya total Saluran ke
PAW Pedagang Besar
Pedagang Pengecer 1 24
13 34
2 35 3
23 3 11
3 34
4 18 44
- 5 35
29 -
6 4 24
- Terlihat dari Tabel 16, nilai rasio keuntungan terhadap biaya total
tiap anggota pada saluran ke-1 paling tidak berbeda jauh antara satu dengan yang lain diantara saluran yang melibatkan pengecer. Dengan demikian, pada
saluran ini terjadi distribusi keuntungan yang lebih adil dibandingkan saluran ke-2 dan saluran ke-3, sesuai dengan biaya yang dikeluarkannya. Untuk
saluran tanpa pedagang pengecer, saluran ke-5 adalah saluran dengan rasio keuntungan terhadap biaya total untuk PAW paling tidak berbeda jauh
dengan rasio untuk pedagang besar. Pada saluran ini terjadi distribusi keuntungan yang lebih adil dibandingkan saluran ke-4 dan saluran ke-6,
sesuai dengan biaya yang dikeluarkannya. Berdasarkan hasil tersebut, maka diantara saluran yang melibatkan
pedagang pengecer, saluran ke-1 adalah saluran yang paling efisien karena biaya fungsionalnya paling rendah dan terjadi distribusi keuntungan yang
lebih adil terhadap biaya yang dikeluarkan masing-masing anggota saluran. Untuk saluran yang tidak melibatkan pedagang pengecer, saluran ke-5 adalah
saluran yang paling efisien karena memerlukan biaya fungsional paling
61
rendah dan distribusi keuntungan yang lebih adil terhadap biaya yang dikeluarkan masing-masing anggota saluran.
Perhitungan rasio keuntungan terhadap biaya menunjukkan bahwa pada saluran-saluran yang melibatkan pedagang pengecer, pedagang besar di
tiap saluran memperoleh nilai rasio keuntungan-biaya yang rendah. Hal ini disebabkan karena pedagang besar tidak mengambil keuntungan yang banyak
pada saat menjual kelapanya kepada pedagang pengecer. Rasio keuntungan terhadap biaya total untuk pedagang besar pada saluran yang tidak melibatkan
pengecer lebih tinggi karena pedagang besar menjual sesuai harga konsumen.
H. Model Transportasi