Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Metode Penelitian

31

III. METODOLOGI A.

Kerangka Pemikiran Penelitian tentang Analisis Rantai Pasokan Buah Kelapa ini meninjau anggota, aktivitas, pengelolaan, biaya dan efisiensi rantai pemasokan kelapa di Kota Bogor. Aliran rantai pasokan buah kelapa yang dimaksud yaitu aliran pasokan buah kelapa tua dari daerah-daerah penghasil kelapa ke pasar- pasar di Kota Bogor. Rantai pasokan terdiri dari anggota-anggota rantai pasokan dengan aktivitas-aktivitas yang mereka lakukan. Menurut Simchi-Levi et al. 2003, masalah kunci dalam pengelolaan rantai pasokan terdiri dari konfigurasi jaringan distribusi, pengendalian inventori, kontrak pemasokan, strategi distribusi, integrasi rantai pasokan dan kemitraan strategis, strategi procurement dan outsourcing, desain produk, teknologi informasi dan sistem penunjang keputusan serta penilaian pelanggan. Pengelolaan rantai pasokan tidak hanya dilakukan agar seluruh bagian sistem memberikan kinerja keseluruhan sistem yang efektif, tetapi juga efisien. Analisis pengelolaan rantai pasokan kelapa pada penelitian ini terbatas pada analisis konfigurasi jaringan logistik, metode pengendalian inventori, integrasi rantai pasokan dan efisiensi rantai pasokan.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian lapang dilakukan terhitung mulai Mei sampai September 2006. Untuk data pasokan kelapa di Kota Bogor, diperoleh dari data kebutuhan pedagang besar dan data kebutuhan industri pengolah kelapa. Kota Bogor memiliki tujuh buah pasar yang dikelola oleh pemerintah yaitu Pasar Gunung Batu, Pasar Kebon Kembang, Pasar Baru Bogor, Pasar Jambu Dua, Pasar Merdeka, Pasar Sukasari dan Pasar Padasuka.

C. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Untuk data primer, jenis data yang diperoleh antara lain data harga pembelian dan penjualan, data jumlah pasokan harian, data biaya pemasokan serta data lainnya yang terkait dengan penelitian. Data sekunder diperoleh dari informasi statistik dari situs BPS, situs Departemen Pertanian, 32 serta data dari Direktorat Jendral Perkebunan. Data industri pengolah kelapa diperoleh dari Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kotamadya Bogor.

D. Metode Penelitian

Penelitian diawali dengan tahap eksplorasi awal rantai pasokan buah kelapa sehingga teridentifikasi anggota-anggota primer dan sekunder rantai pasokan. Selanjutnya dilakukan tahap pengumpulan dan analisis data. Gambar 4 menunjukkan tahap-tahap penelitian rantai pasokan buah kelapa di Kota Bogor. Gambar 4. Diagram tahapan penelitian rantai pasokan buah kelapa di Kotamadya Bogor Analisis pengendalian inventori Analisis konfigurasi jaringan logistik Selesai Analisis efisiensi rantai pasokan Mulai Identifikasi anggota rantai pasokan Pembuatan daftar pertanyaan untuk pedagang Wawancara dengan pedagang dan industri Data lengkap? ya tidak analisis deskriptif a. analisis marjin pemasaran b. analisis efisiensi alokasi kelapa Analisis integrasi rantai pasokan 33 D.1. Metode Pengumpulan Data Data-data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan cara wawancara. Sistem pengelolaan rantai pasokan kelapa di Kota Bogor diteliti lebih lanjut dengan cara mewawancarai berbagai level anggota primer rantai pasokan. Teknik wawancara yang dipakai antara lain yaitu wawancara berstruktur yang dilakukan berdasarkan daftar pertanyaan dengan maksud dapat mengontrol dan mengatur berbagai dimensi pertanyaan ataupun jawabannya. Kecuali wawancara dengan industri pengolah kelapa yang dilakukan secara tidak berstruktur yaitu tidak menggunakan daftar pertanyan. Wawancara dengan pihak industri dilakukan untuk mengetahui jumlah kebutuhan kelapa. Identifikasi sistem pemasokan kelapa untuk tingkat pedagang besar dilakukan dengan cara sensus pedagang besar kelapa yang ada di tiap pasar di Kota Bogor. Pedagang besar yang dimaksud di sini yaitu pedagang kelapa baik grosirbandar maupun eceran yang memperoleh pasokan kelapa langsung dari wilayah produsen kelapa. Sensus adalah cara pengumpulan data dengan mengambil elemen atau anggota populasi secara keseluruhan untuk diselidiki Hasan, 2002. Tidak semua pasar memiliki pedagang besar. Pasar-pasar yang memilikinya yaitu Pasar Baru Bogor, Pasar Kebon Kembang, Pasar Jambu Dua, Pasar Merdeka dan Pasar Sukasari. Pasar Gunung Batu memperoleh kelapanya dari grosir di Pasar Kebon Kembang, sedangkan Pasar Padasuka memperoleh kelapanya dari Pasar Jambu Dua. Identifikasi sistem pemasokan kelapa untuk tingkat Pedagang Antar Wilayah PAW dan pedagang pengecer dilakukan dengan cara wawancara dengan perwakilan masing-masing level. Pedagang Antar Wilayah yaitu pihak pemasok yang membawa kelapa dari daerah sentra kelapa kepada para pedagang besar. Untuk level PAW, peneliti mewawancarai seorang PAW dari Tasikmalaya dan seorang PAW dari Lampung. Keduanya adalah PAW yang dapat ditemui peneliti di Pasar Baru Bogor. Untuk data biaya dan keuntungan PAW Banten, peneliti memperoleh informasi dari grosir kelapa Banten di wilayah Pasar 34 Kebon Kembang. Hal ini dilakukan karena PAW dari Banten berada di Kota Bogor hanya pada malam hari sehingga peneliti sulit mewawancarainya. Identifikasi sistem pemasokan kelapa untuk tingkat pedagang pengecer diperoleh dari hasil wawancara dengan seorang pedagang pengecer yang mewakili pengecer kelapa asal Banten, Lampung dan Tasikmalaya-Ciamis sesuai aliran pasokannya masing- masing. Sebagian data biaya transportasi kelapa dari tiap sumber ke tiap pasar diperoleh dari hasil wawancara dengan pedagang besar. D.2. Metode Analisis Data D.2.1 Analisis Deskriptif Analisis deskriptif merupakan suatu metode analisis yang digunakan dengan tujuan memperoleh gambaran secara mendalam dan obyektif mengenai obyek penelitian. Tujuan penggunaan analisis ini adalah untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan, dan memeriksa sebab-sebab dari gejala tertentu Ritonga, 2005. Hasil analisis ini disajikan dalam bentuk tabulasi maupun gambar-gambar sesuai kebutuhan. Data primer dan sekunder yang diperoleh dianalisis secara deskriptif tabulasi dan statistik sederhana untuk menggambarkan keadaan pasar dan aliran rantai pasokan kelapa. D.2.2 Analisis Efisiensi Rantai Pasokan Menurut Sudiyono 2002, efisiensi pemasaran dapat didekati dengan efisiensi operasional yang diukur dengan membandingkan output pemasaran terhadap input pemasaran. Dalam menetapkan efisiensi operasional ini diasumsikan sifat utama output tidak mengalami perubahan, dengan penekanan ditujukan pada usaha mengurangi input untuk menghasilkan output pemasaran atau menaikan rasio output-input pemasaran. Input pemasaran berupa biaya tenaga kerja, modal dan manajemen untuk melaksanakan fungsi-fungsi pemasaran relatif lebih mudah diukur daripada output pemasaran berupa kepuasan konsumen. Mubyarto 35 dalam Susiyana 2005 menjelaskan bahwa kegiatan pemasaran dikatakan efisien apabila : 1. Mampu menyampaikan hasil-hasil dari petani produsen kepada konsumen dengan biaya semurah-murahnya. 2. Mampu mengadakan pembagian yang adil dari keseluruhan biaya yang dibayar konsumen akhir kepada semua pihak yang ikut dalam kegiatan produksi dan pemasaran barang tersebut. Dengan demikian jika output pemasaran diasumsikan tetap, proses pemasaran dikatakan efisien jika : 1. Biaya fungsional pemasaran rendah 2. Adanya pembagian keuntungan yang adil bagi setiap lembaga pemasaran yang terlibat sesuai besarnya biaya yang dikeluarkannya. Analisis efisiensi rantai pasokan untuk beberapa saluran pemasaran spesifik dilakukan dengan analisis marjin pemasaran. Marjin pemasaran terdiri dari terdiri dari biaya fungsional pemasaran dan keuntungan lembaga pemasaran. Parameter pengukuran efisiensi yang digunakan yaitu biaya fungsional pemasaran dan rasio keuntungan terhadap biaya. Marjin pemasaran secara matematis dapat ditulis sebagai berikut : M i = Pr i - Pf i M i = C i + π i dimana M i : marjin pemasaran pada tingkat lembaga ke-i Pr i : harga jual pada tingkat lembaga ke-i Pf i : harga beli pada tingkat lembaga ke-i C i : biaya pemasaran pada tingkat lembaga ke-i π i : keuntungan lembaga pemasaran tingkat ke-i Total marjin yaitu penjumlahan marjin di setiap lembaga pemasaran yang terlibat. Total marjin dirumuskan sebagai berikut : Total Marjin MT = ∑ = n i i M 1 dengan n jumlah lembaga pemasaran 36 Rasio keuntungan terhadap biaya dihitung dengan membagi keuntungan dengan biaya total yang dikeluarkan setiap lembaga pemasaran. Rasio keuntungan-biaya = { π I Pf I + C I }100 dimana Pf i : harga beli pada tingkat lembaga ke-i C i : biaya pemasaran pada tingkat lembaga ke-i π i : keuntungan lembaga pemasaran tingkat ke-i Analisis efisiensi rantai pasokan juga dilakukan pada efisiensi alokasi distribusi kelapa dari berbagai daerah ke pasar- pasar di Kotamadya Bogor. Efisiensi diukur dengan cara membandingkan biaya total transportasi berdasarkan alokasi kelapa saat ini dengan biaya total transportasi berdasarkan alokasi optimal. Alokasi optimal yaitu alokasi yang memberikan biaya transportasi minimal. Penentuan alokasi optimal dilakukan dengan cara mengembangkan model transportasi dengan teknik programa linier berdasarkan data yang telah diperoleh. Gambar 5 menunjukkan tahapan analisis model transportasi buah kelapa ke Kotamadya Bogor. Dalam penelitian ini, analisis model tersebut dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut. 1. Identifikasi persoalan Identifikasi persoalan terdiri dari kegiatan penentuan dan perumusan tujuan, identifikasi peubah serta pengumpulan data tentang kendala-kendala dalam fungsi tujuan sistem model yang dipelajari. 2. Penyusunan model Penyusunan model terdiri dari kegiatan : 1 memilih model yang cocok sesuai dengan permasalahan 2 merumuskan segala macam faktor yang terkait di dalam model yang bersangkutan secara simbolik ke dalam rumusan model matematika 3 menentukan peubah-peubah dan kaitannya satu sama lain 37 4 menetapkan fungsi tujuan dan kendala-kendalanya dengan nilai-nilai dan parameter yang jelas 3. Analisis model Untuk memperoleh penyelesaian model, proses perhitungan dilakukan dengan bantuan perangkat komputer agar diperoleh penyelesaian yang cepat dan memiliki ketelitian yang tinggi. Perangkat yang digunakan adalah LINDO. LINDO juga digunakan dalam analisis sensitivitas dari hasil perhitungan. Gambar 5. Tahapan analisis model transportasi buah kelapa ke Kotamadya Bogor Mulai Identifikasi persoalan Penyusunan model Analisis model Bantuan perangkat LINDO Selesai 38

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.