Integrasi Rantai Pasokan HASIL DAN PEMBAHASAN A.

55 Pemilihan tempat penyimpanan bahan segar tentu saja harus diperhitungkan dari segi biaya, keamanan bahan, dan manfaatnya. Pengaturan suhu dan kelembaban pada ruang penyimpanan akan membutuhkan biaya yang tinggi Imdad dan Nawangsih, 1999. Penyimpanan pada suhu kamar dapat mempertahankan kualitas kelapa tua yang telah dikupas sabutnya selama 2 minggu tanpa menimbulkan kerusakan yang serius Duke, 1983. Buah kelapa tua yang masih bersabut dapat disimpan pada suhu ruang selama 3-5 bulan sebelum air kelapanya menguap dan tempurungnya pecah karena kekeringan atau perkecambahan Paul dan Ketsa, 2007. Buah kelapa tua umumnya dapat dipanen setelah 11-12 bulan sejak bunga betina diserbuki Samosir, 1992. Selain karena dipengaruhi kondisi penyimpanan, kebusukan kelapa yang cepat terjadi juga dapat disebabkan karena umur panen buah kelapa yang terlalu muda. Beberapa pedagang menginformasikan bahwa PAW terkadang menyertakan buah-buah yang masih belum tua benar. Mereka menyatakan bahwa buah kelapa tersebutlah yang biasanya lebih cepat busuk hanya dalam 3 hari penyimpanan. Kebusukan sebagian kelapa yang terjadi dengan cepat di penyimpanan pedagang besar juga dapat disebabkan karena jangka waktu yang cukup panjang sejak kelapa dipetik sampai diterima oleh pedagang besar. Para pedagang sebenarnya dapat mendeteksi kelapa mana yang benar-benar tua. Menurut para pedagang, pada buah kelapa tua sisa sabut dekat pangkal buah berwarna hitam dan timbul suara nyaring jika kelapa diguncang-guncangdiketuk-ketuk. Kelapa tua juga memiliki bobot yang lebih ringan karena kadar air kelapanya telah berkurang. Walaupun demikian, kelapa yang kurang tua tetap diterima pedagang besar.

F. Integrasi Rantai Pasokan

Strategi rantai pasokan tradisional sering dikategorikan sebagai strategi push atau pull. Dalam rantai pasokan push-based, kebijakan produksi dan distribusi didasarkan pada peramalan jangka panjang. Biasanya pengusaha pabrik membuat peramalan permintaan dengan dasar data pemesanan yang diterima dari gudang ritel. Karenanya rantai pasokan push-based memerlukan waktu yang lebih lama untuk bereaksi terhadap perubahan pasar. Dalam rantai 56 pasokan pull-based, produksi dan distribusi ditentukan oleh permintaan sehingga rantai pasokan ini lebih dikendalikan oleh permintaan konsumen nyata daripada peramalan permintaan. Dalam sistem pull murni, perusahaan tidak menyimpan inventori sedikitpun dan hanya merespon pesanan spesifik. Sistem ini dimungkinkan dengan adanya mekanisme aliran informasi yang cepat untuk mentransfer informasi tentang permintaan konsumen ke seluruh partisipan rantai pasokan Simchi-Levi et al., 2003. Kemitraan PAW dan pedagang besar sudah cukup fleksibel, antara lain terlihat dalam strategi pemasokan yang diterapkan. Rantai pasokan kelapa di Kota Bogor menggunakan strategi pull, walaupun bukan strategi pull murni. PAW hanya memasok kelapa jika diminta oleh pedagang besar. Pedagang besar memesan kelapa saat pasokan diperkirakan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan selama beberapa hari lagi. Menurut Simci-Levi et al. 2003, dalam rantai pasokan berbasis strategi pull, dapat terlihat pengurangan level inventori, peningkatan kemampuan untuk mengelola sumber daya, dan pengurangan biaya sistem jika dibandingkan dengan sistem push yang sepadan. Namun rantai pasokan kelapa di Kota Bogor juga menggunakan strategi push dimana PAW mengirim kelapa dalam jumlah yang tetap sesuai kapasitas alat angkut untuk mengurangi biaya angkut per butir kelapa. Hal ini menyebabkan pedagang besar selalu memiliki inventori yang cukup banyak setelah menerima pasokan sehingga memerlukan ruang penyimpanan yang sesuai. Fleksibilitas hubungan antara PAW dan pedagang besar dalam rantai pasokan kelapa ke Kota Bogor juga terwujud dalam sistem pembagian resiko antara keduanya. Sistem tersebut berupa penukaran kelapa yang busuk di tempat penyimpanan pedagang besar dengan kelapa baru yang dibawa oleh PAW, jika kelapa yang busuk tersebut berasal dari PAW yang sama dan dalam jumlah yang dinilai cukup besar. Jumlah kelapa yang busuk biasanya hanya sedikit. Kelapa yang busuk tersebut biasanya kemudian dijual oleh PAW ke pabrik-pabrik minyak kelapa yang berada di daerah asalnya masing-masing dengan harga rendah. 57 Kemitraan antara beberapa PAW dan pedagang besar juga terlihat dengan adanya sistem pembayaran yang biasa disebut pedagang dengan sistem “keluar-masuk”. Sistem ini muncul karena para pedagang besar tidak selalu mempunyai modal yang cukup untuk membeli kelapa untuk dagangan mereka. Dengan sistem ini, pembayaran kelapa kepada pihak PAW dilakukan setelah kelapa tersebut telah laku terjual kepada konsumen ataupun pedagang pengecer. Karena sistem ini harus didukung dengan kepercayaan antara pihak PAW dengan pedagang besar, maka PAW hanya menerapkannya dengan pedagang besar yang sebelumnya telah berkerjasama dengan mereka dalam waktu yang cukup lama.

G. Marjin Pemasaran