Buah Kelapa TINJAUAN PUSTAKA A.

9 per tahun dengan penyebaran merata sepanjang tahun. Bila terjadi kekeringan selama tiga bulan, maka tanaman akan kritis. Sebaliknya jika rata-rata curah hujannya terlalu tinggi, tanaman juga sulit melakukan penyerbukan Palungkun, 1998.

B. Buah Kelapa

Secara umum, buah kelapa mempunyai komposisi 35 sabut, 12 tempurung, 28 daging biji, dan 25 air kelapa. Namun komposisi ini sangat bervariasi menurut jenis kelapa. Buah kelapa umumnya dapat dipanen setelah 11-12 bulan sejak bunga betina diserbuki Samosir, 1992. Buah kelapa yang normal terdiri dari beberapa bagian, yaitu kulit luar epicarp, sabut mesocarp, tempurung endocarp, kulit daging buah testa, daging buah endosperm, air kelapa dan lembaga Palungkun, 1998. a. Kulit luar Bagian buah kelapa yang paling luar ini berwarna hijau, kuning atau jingga. Permukaannya licin dan keras, tebalnya sekitar 0,14 mm. b. Sabut Sekitar 35 dari total berat buah kelapa merupakan berat sabut kelapa. Bagian yang berserabut ini merupakan kulit buah dari buah kelapa dan dapat dijadikan sebagai bahan baku aneka industri, seperti karpet, sikat, keset, bahan pengisi jok mobil, tali, dan lain-lain. Sabut kelapa juga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk dengan cara dibakar. Sabut dari 100.000 buah kelapa akan menghasilkan sekitar 2.000 kg abu yang mengandung unsur kalium yang ekivalen dengan satu ton ZK. Abu sabut kelapa juga mengandung unsur fosfor sekitar 2 dari berat abu Palungkun, 1998. c. Tempurung Tempurung terletak di bagian dalam kelapa setelah sabut. Tempurung merupakan lapisan yang keras dengan ketebalan 3-5 mm. Sifat kerasnya disebabkan oleh banyaknya kandungan silikat di tempurung tersebut. Berat tempurung kelapa sebesar 15-19 dari total berat buah kelapa. Tempurung kelapa dimanfaatkan untuk berbagai industri seperti 10 arang tempurung dan karbon aktif yang berfungsi untuk mengabsorpsi gas dan uap Palungkun, 1998. d. Kulit daging buah Kulit daging buah akan terlihat setelah tempurung dikupas. Kulit tersebut berwarna cokelat dan membungkus seluruh daging buah kelapa. Kulit tipis ini biasanya dibuang ketika daging buah akan diolah. Kalau diikutkan dalam pengolahan minyak, maka akan menyebabkan minyak berwarna coklat. Namun, kulit ini dapat diolah menjadi minyak goreng kualitas nomor dua Palungkun, 1998. e. Daging buah Daging buah adalah jaringan yang berasal dari inti lembaga yang dibuahi sel kelamin jantan dan membelah diri. Daging buah kelapa berwarna putih, lunak, dan tebalnya 8-10 mm. Daging buah ini merupakan sumber protein yang penting dan mudah dicerna. Jumlah protein terbesar terdapat pada kelapa yang setengah tua, sedangkan kandungan kalorinya mencapai maksimal ketika buah sudah tua, demikian pula kandungan lemaknya. Dengan demikian jumlah zat dan gizi kelapa tergantung pada umur buah, seperti tercantum pada Tabel 1. Tabel 1. Komposisi daging kelapa pada berbagai tingkat umur per 100 gr Analisis Satuan Buah Muda Buah Setengah Tua Buah Tua Kalori kal 68 180 359 Protein g 1 4 3,4 Lemak g 0,9 13,0 34,7 Karbohidrat g 14 10 14 Kalsium mg 17 8 21 Fosfor mg 30 35 21 Besi mg 1 1,3 2 Vitamin A IU 0,0 10,0 0,0 Thiamin mg 0,0 0,5 0,1 Asam askorbat mg 4,0 4,0 2,0 Air g 83,3 70 46,9 Sumber : Ketaren 1986 dalam Palungkun 1998 11 Daging buah kelapa juga mengandung asam-asam amino esensial seperti tercantum pada Tabel 2. Tabel 2. Komposisi asam amino dalam protein daging kelapa Asam Amino Jumlah Asam Amino Jumlah Lisin 5,80 Tirosin 3,18 Methionin 1,43 Cistin 1,44 Fenilalanin 2,05 Arginin 15,92 Triptofan 1,25 Prolin 5,54 Valin 3,57 Serin 1,76 Leusin 5,9 Asam aspartat 5,12 Histidin 2,42 Asam glutamat 19,07 Sumber : Ketaren 1986 dalam Palungkun 1998 Lengkapnya kandungan zat gizi pada daging buah kelapa menyebabkan buah kelapa dapat diolah menjadi berbagai produk kebutuhan rumah tangga seperti bumbu dapur, santan, kopra, minyak kelapa dan kelapa parut kering. Minyak kelapa memiliki banyak kegunaan antara lain sebagai minyak masak dan shortening, losion rambut dan badan, untuk obat lecet dan kulit terbakar, sebagai bahan bakar, serta sebagai bahan pembuatan sabun dan deterjen. Akhir-akhir ini juga terdapat kenaikan permintaan akan virgin coconut oil sebagai bahan masakan berkualitas, sebagai makanan sehat serta untuk pengobatan Foale, 2003. f. Air kelapa Buah kelapa yang terlalu muda belum memiliki daging buah, yang ada hanya air yang disebut air degan. Air kelapa muda ini rasanya manis, mengandung mineral 4, gula 2, abu dan air. Bila buah makin tua, maka kemanisan airnya semakin berkurang. Jumlah air kelapa dari jenis kelapa dalam lebih banyak daripada jenis hibrida. Air dari jenis kelapa dalam rata-rata 300 cc, sedangkan jenis hibrida rata-rata hanya 230 cc. Berat jenis air kelapa umumnya sekitar 1,02 dengan pH sekitar 5,6. Air kelapa dari buah tua mengandung asam amino bebas sebanyak 4,135 g100g sisa alkohol tidak terlarut. Air kelapa selain diolah menjadi produk nata de coco juga dapat diolah menjadi berbagai macam produk, antara lain kecap Palungkun, 1998. Perbandingan komposisi kimia air kelapa muda dan kelapa tua dapat dilihat pada Tabel 3. 12 Tabel 3. Komposisi kimia air buah kelapa per 100 gr Analisis Satuan Air Kelapa Muda Air Kelapa Tua Kalori kal 17,0 - Protein g 0,2 0,14 Lemak g 1,0 1,50 Karbohidrat g 3,8 4,60 Kalsium g 15,0 - Fosfor g 8,0 0,50 Besi mg 0,2 - Asam askorbat mg 1,0 - Air g 95,5 91,5 Sumber : Ketaren 1986 dalam Palungkun 1998 g. Lembaga Lembaga buah akan tumbuh menjadi bakal tanaman setelah buah tua. Selain lembaga juga tumbuh alat penghisap makanan yang disebut kentos. Kentos berfungsi sebagai penghubung antara tempat cadangan makanan dengan bakal tanaman. Kentos akan membesar seiring dengan pertumbuhan lembaga. Sedang daging buahnya akan semakin lunak, berair, dan akhirnya habis terserap oleh kentos. Proses penyusutan daging buah ini terjadi bersamaan dengan tumbuhnya tunas dan daun Palungkun, 1998. Rumokoi et al. 1994 menyatakan bahwa jenis kelapa dan lama penyimpanan buah kelapa mempengaruhi kualitas produk-produk kelapa seperti kopra, minyak kelapa, santan dan kelapa parut kering. Hal tersebut di dasarkan pada hasil penelitian pengaruh perlakuan penyimpanan buah kelapa terhadap kualitas kopra, minyak kelapa, santan dan kelapa parut kering dari kelapa Dalam Tenga DTA, kelapa Genjah Kuning Nias GKN dan kelapa hibrida Khina-1. Pengaruh lama penyimpanan buah dan jenis kelapa untuk setiap produk adalah sebagai berikut. a. Kopra Kadar lemak kopra menurun dengan semakin lama penyimpanan buah. Kadar lemak dari buah yang disimpan lebih dari 4 minggu kurang dari 60 persen. Pada penyimpanan buah 2 minggu, kadar lemak tertinggi diperoleh dari Khina-1 67,34 diikuti oleh Dalam Tenga 65,14 dan Genjah Kuning Nias 59,81. Pada penyimpanan buah 4 13 minggu mulai terjadi penurunan kadar lemak yaitu menjadi 63,21 Khina-1, 63,43 Dalam Tenga dan 58,62 Genjah Kuning Nias. b. Minyak kelapa Bilangan asam, bilangan penyabunan dan kadar asam lemak bebas minyak dari kelapa DTA, GKN dan Khina-1 meningkat selama penyimpanan buah. Tidak terdapat perbedaan berarti pada sifat-sifat fisik dan kimia minyak kelapa antar jenis kelapa. Berdasarkan kadar asam lemak bebas, minyak kelapa yang dihasilkan dari buah yang disimpan lebih dari 4 minggu tidak memenuhi syarat untuk dikonsumsi karena kadar asam lemak bebas lebih dari 0,3. c. Santan Kekentalan dan stabilitas emulsi santan menurun dengan makin lama penyimpanan buah. Kekentalan tertinggi diperoleh pada santan dari DTA dan GKN, dan terendah pada Khina-1. Sedangkan stabilitas emulsi santan tertinggi pada Khina-1 dan terendah GKN. d. Kelapa parut kering Lama penyimpanan buah tidak mempengaruhi kadar air kelapa parut kering untuk semua jenis kelapa tetapi mempengaruhi kadar lemak. Sesuai dengan SII bahwa kadar lemak kelapa parut kering minimal 65 maka kelapa parut kering yang memenuhi syarat adalah dari kelapa DTA dan Khina-1 pada penyimpanan buah selama 2 minggu. Kelapa dengan kadar lemak tinggi dan asam lemak bebas rendah adalah bahan baku yang baik untuk industri minyak kelapa dan kelapa parut kering. Sedangkan untuk pembuatan konsentrat protein dibutuhkan kelapa dengan kadar protein tinggi. Menurut Djatmiko 1991, rubber copra adalah kopra yang memiliki sifat elastis dan sukar dipatahkan. Semakin tinggi jumlah rubber copra , semakin tinggi tekanan yang dibutuhkan untuk mengeluarkan minyak dari bahan. Galaktomanan merupakan salah satu penyebab sifat rubbery pada kopra. Sifat ini akan menurun sejalan dengan menurunnya kadar galaktomanan. Kadar galaktomanan akan menurun dengan semakin meningkatnya umur buah. 14 Kelapa dengan kadar fosfolipid yang tinggi tidak diinginkan karena berhubungan dengan warna produk olahan kelapa selama penyimpanan. Semakin tinggi kadar fosfolipid, semakin cepat terjadi perubahan warna produk dari putih menjadi kuning. Kelapa parut kering memerlukan daging kelapa yang mengandung kadar fosfolipid rendah. Prasetyanti 1991 dalam Rumokoi et al. 1994 menyatakan bahwa warna kuning atau coklat pada kelapa parut kering dapat disebabkan oleh oksidasi terhadap fosfolipid. Tabel 4 menunjukkan kesesuaian beberapa jenis kelapa untuk diolah menjadi kopra, minyak kelapa, kelapa parut kering dan konsentrat protein. Tabel 4. Produk-produk pangan menurut jenis kelapa Jenis Produk Jenis Kelapa 1. Minyaksantan DTA, Dalam Palu , Genjah Salak, Khina-1, PB- 121 2. Kopra tidak rubbery DTA, Khina-3 3. Kelapa parut kering Khina-2 buah umur 12 bulan, Khina-3 buah umur 12 bulan, DTA buah umr 12 bulan, Khina-1, PB-121 4. Konsentrat protein DTA, GKN, Khina-2, PB-121 Sumber : Rumokoi, et al. 1994. Bahan baku kelapa yang biasa digunakan untuk pembuatan VCO biasanya kelapa dalam seperti kelapa dalam Mapanget, DMT-3283, Tenga, Bali, Suwarna, Palu, dan Riau. Kelapa-kelapa tersebut umumnya menghasilkan VCO dengan kualitas baik. Sebenarnya kelapa hibrida juga dapat digunakan sebagai bahan baku VCO. Namun, kelapa hibrida adalah hasil mutasi genpersilangan yang membutuhkan kondisi tertentu dan penggunaan pestisida dan pupuk kimia dalam pembudidayaannya. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa pada VCO yang dihasilkan terdapat residu bahan kimia sehingga tidak benar-benar murni Sutarmi dan Rozaline, 2006.

C. Kondisi Perkelapaan Indonesia