2.1.2. Konsumsi Zat Gizi
Konsumsi zat gizi adalah kebutuhan zat gizi atau makanan yang dikonsumsi dari beragam jenis makanan yang mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan
seseorang untuk tumbuh kembang menjadi sehat produktif. Makanan anekaragam menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat
pengatur. Makanan yang beranekaragam sangat bermanfaat bagi kesehatan, karena tidak ada satupun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan
seseorang untuk tumbuh kembang Santoso, 2004.
1. Kecukupan Konsumsi Kalori
Manusia membutuhkan energi untuk kelangsungan hidup, menunjang pertumbuhan dan melakukan aktifitas fisik. Energi diperoleh dari karbohidrat, lemak
dan prtotein yang ada di dalam makanan. Kandungan karbohidrat, lemak, dan protein suatu bahan makanan menentukan nilai energinya. Satuan energi dinyatakan dalam
kilokalori kalori. Aktifitas fisik memerlukan energi diluar untuk kebutuhan untuk metabolisme basal. Selama aktifitas fisik, otot membutuhkan energi diluar
metabolisme untuk bergerak sedangkan jantung dan paru-paru memerlukan tambahan energi untuk mengantarkan zat-zat gizi dan oksigen ke seluruh tubuh dan untuk
mengeluarkan sisa-sisa dari tubuh Almatsier, 2003. Selama hamil, perempuan memerlukan tambahan energi untuk pertumbuhan
janin, plasenta dan jaringan tambahan lainnya. Tambahan yang diperlukan adalah 285 kkalhari. Komsumsi zat gizi sehari-hari dipengaruhi oleh ketersediaan bahan pangan
dalam keluarga. Ketersediaan bahan pangan dalam rumah tangga tergantung dari
Universitas Sumatera Utara
pendidikan, kemampuan untuk membeli dan ketersediaan bahan makanan di pasaran dan produksi. Komsumsi makan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status
gizi yang optimal apabila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang dapat dipergunakan secara efisien.
Kecukupan energi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, status fisiologis, kegiatan, efek termik, iklim dan adaptasi.
Jika energi ibu hamil sedikit maka energi tersebut hanya cukup untuk melakukan aktifitas dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya, sedangkan kebutuhan energi
untuk proses kehamilannya akan terbatas dan kondisi ini yang akan memicu terjadinya anemia pada ibu hamil yang dapat mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan bayinya.
2. Kecukupan Konsumsi Protein
Protein adalah zat yang paling penting dalam setiap organism. Protein adalah bagian dari semua sel tubuh dan merupakan bagian terbesar tubuh sesudah air.
Seperlima bagian tubuh adalah protein, separuhnya ada di dalam otot, seperlima di dalam tulang dan tulang rawan, sepersepuluh di dalam kulit, dan selebihnya di dalam
jaringan lain dan cairan dalam tubuh. Protein berguna dalam pembentukan ikatan- ikatan esensial tubuh seperti hemoglobin, pigmen darah yang berfungsi sebagai
pengangkut oksigen dan karbondioksida Almatsier, 2003 Tubuh manusia memerlukan protein untuk menjalankan berbagai fungsi
antara lain: membangun sel tubuh, mengganti sel tubuh yang mengalami kerusakan, membuat air susu, enzim dan hormon, membuat protein darah, menjaga
Universitas Sumatera Utara
keseimbangan asam basa cairan tubuh, dan pemberi kalori Irianto, 2007. Protein memegang peranan penting dalam mengangkut zat-zat gizi dari saluran cerna melalui
dinding seluran cerna ke dalam darah, dari darah ke jaringan-jaringan, dan melalui membran sel ke dalam sel-sel. Apabila ibu hamil mengalami kekurangan protein
maka akan berdampak pada kejadian anemia atau akan mengakibatkan resiko anemia. Bahan makanan hewani merupakan sumber protein yang baik, dalam jumlah
maupun mutu seperti telur, susu, daging, unggas, ikan dan kerang. Sumber protein nabati adalah kacang-kacangan dan hasil olahannya seperti tempe dan tahu.
Kebutuhan protein menurut WHO 1985 adalah “Konsumsi yang diperlukan untuk mencegah kehilangan protein dalam tubuh dan memungkinkan produksi
protein yang diperlukan dalam masa pertumbuhan, kehamilan dan menyusui”. Penambahan kebutuhan protein pada ibu hamil adalah ditambah 12 gram dari
kebutuhan wanita yang tidak hamil Almatsier, 2003. Untuk kecukupan protein dipengaruhi oleh faktor-faktor umur jenis kelamin, ukuran tubuh, status fisiologi,
kualitas protein, tingkat konsumsi energi dan adaptasi Hardiansyah, 2004. Untuk menilai kecukupan konsumsi pangan dapat diketahui dengan
menghitung tingkat kecukupan gizinya atau besarnya presentase angka kecukupan gizi. Pada penelitian ini tingkat kecukupan konsumsi zat gizi dinyatakan sebagai
tingkat kecukupan energi kalori dan protein. Angka kecukupan gizi adalah nilai yang menunjukkan jumlah zat gizi yang diperlukan tubuh untuk hidup sehat setiap
hari bagi hampir semua populasi menurut kelompok umur, jenis kelamin dan kondisi fisiologis tertentu seperti kehamilan dan menyusui. Dari hasil penelitian yang
Universitas Sumatera Utara
dilakukan Suwandi 2004 pengaruh konsumsi protein dengan kejadian anemia pada ibu hamil dengan nilai OR sebesar 7,21.
3. Kecukupan Konsumsi Tablet Besi Fe