3. Kepercayaan
Kepercayaan adalah komponen kognitif sikap dari faktor sosio psikologis. Kepercayaan disini tidak ada kaitannya dengan hal-hal gaib, tetapi hanyalah
keyakinan bahwa sesuatu itu benar atau salah. Kepercayaan sering dapat bersifat rasional atau irasional. Kepercayaan rasional apabila kepercayaan orang terhadap
sesuatu tersebut masuk akal Notoatmodjo, 2010.
Kepercayaan dibentuk oleh pengetahuan, kebutuhan dan kepentingan. Hal ini berarti seseorang menjadi percaya kepada sesuatu dapat disebabkan oleh karena ia
mempunyai pengetahuan tentang hal itu. Oleh karena itu, dalam rangka perilaku sehat, perlu diberikan pengetahuan atau informasi yang benar dan lengkap tentang
penyakit dan pelayanan kesehatan lainnya. Kepercayaan yang tidak didasarkan kepada pengetahuan yang benar dan lengkap akan menyebabkan kesalahan dalam
bertindak Notoatmodjo, 2010.
Kepercayaan atau keyakinan artinya, bagaimana keyakinan dan pendapat atau pemikiran seseorang terhadap objek Notoatmodjo, 2010. Implikasinya dalam
penelitian ini adalah bahwa kepercayaan terhadap berbagai macam makanan yang dianjurkan dan dilarang untuk dikonsumsi selama kehamilan. Masalah kurang gizi
dapat diketahui dari kebiasaan suatu masyarakat menkonsumsi makanan tertentu serta bagaimana masyarakat tersebut menilai makanan menurut persepsinya masing-
masing. Dalam hal ini kepercayaan di kalangan masyarakat jawa sebagai lokasi penelitian juga sangat menentukan, mereka mempunyai keyakinan bahwa selama
hamil tidak boleh memakan makanan yang amis seperti ikan, telur, sementara ikan
Universitas Sumatera Utara
dan telur adalah sumber protein yang baik yang sangat dibutuhkan ibu maupun bayinya, karena bermanfaat untuk pembentukan hemoglobin dan pertumbuhan
tulang.
Kepercayaan yang keliru tentang hubungan antara makanan dan kesehatan, hal ini masih banyak terjadi di daerah pedesaan. Kepercayaan, pantangan dan
upacara-upacara yang mencegah orang memanfaatkan sebaik-baiknya makanan yang tersedia bagi mereka. Kebiasaan-kebiasaan makanan yang buruk seperti makanan
yang disuka atau tidak, kepercayaan terhadap apa yang bisa dimakan atau tidak. Kebiasaan makan ini telah ditanamkan sejak dini, melalui norma–norma keluarga
Ratna, 2010.
Di beberapa negara berkembang umumnya ditemukan larangan, pantangan tertentu bagi makanan ibu hamil. Latar belakang pantangan tersebut didasarkan pada
kepercayaan agar tidak mengalami kesulitan pada waktu melahirkan dan bayinya tidak terlalu besar. Ada pula penduduk di Negara Asia yang mempunyai kepercayaan
bahwa makanan yang mengandung protein hewani menyebabkan air susu ibu beracun
bagi anaknya.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Afiyah, 2006 bahwa 51,9 ibu hamil yang menderita anemia oleh karena makan pantangan selama hamil. Makanan
yang dipantangkan adalah Cumi 55,7, udang 54,4, ikan sembilang 51,9, ikan lele 49,4, semua jenis makanan ikan laut 11,4, telur 24.1, daging
kambing 17,7 dengan nilai p=0,001.
Universitas Sumatera Utara
4. Tindakan atau Praktik Practice