Produktivitas dan Ketersediaan Hijauan Pakan Tingkat Konsumsi Pakan Rusa Daya dukung habitat

28 4.5 Analisis Data 4.5.1 Analisis Vegetasi Tumbuhan Bawah Data analisis vegetasi ditabulasi untuk mengetahui jenis dan jumlah jenis tumbuhan bawah, serta tumbuhan pakan pada masing-masing lokasi pengamatan. Selain itu, data vegetasi disajikan dalam bentuk matrik yang menggambarkan keberadaan jenis-jenis tumbuhan pakan pada masing-masing lokasi.

4.5.2 Produktivitas dan Ketersediaan Hijauan Pakan

Ketersediaan pakan rusa di Hutan Penelitian Dramaga ditentukan melalui penghitungan produktivitas hijauan, yaitu pertambahan biomassa tumbuhan pakan pada petak contoh dengan mempertimbangkan seluruh hijauan yang potensial sebagai sumber pakan, serta luas masing-masing lokasi. Ketersediaan pakan pada masing-masing lokasi diduga dengan menggunakan persamaan: Keterangan: = ketersediaan hijauan pakan masing-masing lokasi kgth; BB i = bobot segar hijauan pakan pengamatan ke-i kg A = luas areal lokasi ha a i = unit contoh pengamatan ke-i ha t = waktu pengamatan th fk = faktor konsumsi rusa digunakan nilai 70 Ketersediaan hijauan pakan di dalam areal penangkaran merupakan ketersediaan hijauan pakan pada lokasi I, II, III, dan IX, sedangkan ketersediaan hijauan pakan di luar areal penangkaran merupakan ketersediaan hijauan pakan pada lokasi IV, V, VI, VII, dan VIII. Ketersediaan pakan total merupakan gabungan ketersediaan di dalam dan di luar penangkaran. Dalam bentuk lain, ketersediaan pakan total juga dapat dihitung dengan menggunakan persamaan: Keterangan: P = ketersediaan hijauan pakan seluruh lokasi kgth p = produktivitas hijauan pakan masing-masing lokasi kghath A = luas areal masing-masing lokasi ha fk = faktor konsumsi 29 Untuk mengetahui ketersediaan hijauan pakan dalam berat kering, maka digunakan persamaan berdasarkan Semiadi 2006: Keterangan: KB i = kadar biomassa hijauan pakan pengamatan ke-i ; BK i = bobot kering hijauan pakan pengamatan ke-i kg BB i = bobot segar hijauan pakan pengamatan ke-i kg

4.5.3 Tingkat Konsumsi Pakan Rusa

Tingkat konsumsi pakan merupakan selisih antara berat hijauan yang diberikan dengan berat hijauan yang tersisa. Rata-rata tingkat konsumsi pakan untuk 4 individu rusa selama 7 hari pengamatan dihitung dengan menggunakan persamaan: Konsumsi pakan kghr = Berat hijauan pakan awal kg – Berat hijauan pakan sisa kg

4.5.4 Daya dukung habitat

Nilai daya dukung habitat merupakan perbandingan antara produktivitas hijauan dengan tingkat konsumsi, sehingga daya dukung dihitung dengan menggunakan persamaan: Keterangan: K = daya dukung habitat individuha P = ketersediaan hijauan pakan kgha C = rata-rata komsumsi pakan setiap individukgindividu Berdasarkan pendekatan tiga sistem penangkaran rusa, yaitu sistem ekstensif, semi intensif dan intensif, maka daya dukung diduga berdasarkan ketersediaan pakan pada ketiga sistem penangkaran tersebut. Perbedaan ketersediaan pakan pada ketiga sistem tersebut terletak pada cara memperoleh tumbuhan pakan yaitu: tumbuhan pakan yang dapat langsung dikonsumsi dari alam terletak di dalam areal penangkaran, dan tumbuhan pakan yang disediakan oleh manusia melalui pemotongancut and carry terletak di luar areal penangkaran. Untuk sistem intensif, pakan berasal dari luar areal penangkaran. 30 Untuk sistem semi intensif, pakan berasal dari dalam dan luar areal penangkaran, sedangkan untuk sistem ekstensif pakan hanya berasal dari dalam areal penangkaran saja. Dengan demikian daya dukung untuk ketiga sistem penangkaran dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: Keterangan: K 1 = daya dukung habitat pada sistem penangkaran ekstensif individu K 2 = daya dukung habitat pada sistem penangkaran semi intensif individu K 3 = daya dukung habitat pada sistem penangkaran intensif individu P A = ketersediaan hijauan pakan yang terdapat di dalam areal penangkaran kgth P B = ketersediaan hijauan pakan yang terdapat di luar areal penangkaran kgth C = rata-rata konsumsi pakan setiap individu kgth

4.5.5 Kuota Panenan