52 rusa tropis adalah dua pejantan untuk 12 – 20 individu betina. Bila sex rasio yang
digunakan sebesar 1:5 pada ekstensif, 1:10 pada semi intensif, dan 1:20 pada intensif, maka dapat diketahui komposisi populasi rusa pada awal penangkaran.
Berdasarkan waktu awal pemanenan dan sistem penangkaran, maka ukuran dan karakteristik populasi awal pada ketiga sistem penangkaran disajikan pada Tabel
7. Tabel 7 Ukuran populasi awal berdasarkan waktu awal pemanenan
Ukuran populasi Sistem intensif
Sistem semi intensif Sistem ekstensif
Waktu awal
panenan Jantan Betina
Total Jantan Betina Total Jantan Betina Total 4
18 358 376 8 81 89 13 65 78
5 14 279
293 7 67 74 11 57 68 6
11 217 228 6 55 61 10 50 60
7 8 170
178 5 46 51 9 44 53 8
7 131 138 4 38 42 8 38 46
9 5 103
108 3 32 35 7 34 41 10 4 80 84 3 26 29 6 30 36
11 3 62 65 2 21 24 5 26 31 12 2 49 51 2 18 20 5 23 28
13 2 38 40 1 15 16 4 20 24 14 1 30 31 1 12 13 4 17 21
15 1 23 24 1 10 11 3 16 19 16 1 18 19 1 8 9 3 14 16
17 1 14 15 1 7 8 2 12 14 18 1 10 11 1 5 6 2 11 13
19 0 9 9 0 5 5 2 9 11 20 0 7 7 0 4 4 2 8 10
Tabel 7 menunjukkan komposisi populasi pada tiga sistem penangkaran berdasarkan jenis kelamin dan nisbah kelamin. Berdasarkan tabel tersebut terlihat
bahwa ukuran populasi awal dapat diperkecil dengan memperpanjang jangka waktu awal pemanenan.
5.5.4 Sensitivitas Ukuran Populasi Awal Secara Ekologi dan Ekonomi
Sensitivitas dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan suatu variabel terhadap ukuran populasi awal. Analisis dibedakan atas sensitivitas
secara ekologi yang diukur berdasarkan perubahan variabel laju pertumbuhan populasi, dan secara ekonomi yang diukur berdasarkan perubahan biaya
operasional. Asumsi yang digunakan adalah laju pertumbuhan populasi dan biaya operasional dapat mengalami kenaikan dan penurunan sebesar 5. Berdasarkan
hal tersebut, maka dibuat empat 4 skenario yang menggambarkan kemungkinan
53 kenaikan dan penurunan kedua variabel. Pada analisis ini, dilakukan perhitungan
terhadap ukuran populasi awal pada waktu awal pemanenan empat 4 tahun. Berdasarkan asumsi tersebut maka ukuran populasi awal pada masing-masing
sistem penangkaran disajikan pada Tabel 8. Tabel 8. Sensitivitas ukuran populasi awal secara ekologis dan ekonomis
Sistem Intensif
Sistem Semi
Intensif Sistem
Ekstensif Skenario
N ind N
N ind N
N ind N
R dan C naik 5 605
+60,90 84 -5,62 72 -7,69 R dan C turun 5
279 -25,80 94 +5,62 79 +1,28 R
naik 5,
C turun
5 232 -38,30
80 -10,11
68 -12,82
R turun
5, C
naik 5
730 +94,15 100
+12,36 84
+7,69 Keterangan: N
= ukuran populasi awal, N = perubahan ukuran populasi awal; tanda +-
menunjukkan penambahan atau pengurangan, R = laju pertumbuhan populasi, C = biaya operasional
Hasil analisis menunjukkan bahwa sistem intensif lebih sensitif terhadap perubahan laju pertumbuhan populasi dan biaya operasional, dibandingkan sistem
semi intensif dan ekstensif. Hal ini ditunjukkan oleh besarnya perubahan ukuran populasi awal pada semua skenario yang berkisar antara 25,80 – 94,15,
sedangkan pada sistem semi intensif hanya berkisar antara 5,62 - 12,36, dan sistem ekstensif antara 1,28 – 12,82. Pada perubahan ukuran populasi awal
tertinggi sebesar 94,15, terlihat bahwa untuk setiap penurunan laju pertumbuhan populasi dan kenaikan biaya produksi masing-masing 1, akan terjadi
penambahan ukuran populasi awal sebesar 18,83. Pada sistem intensif, perubahan biaya operasional lebih berpengaruh
dibandingkan laju pertumbuhan populasi. Pengaruh tersebut bersifat satu arah, artinya kenaikan biaya operasional akan mengakibatkan penambahan ukuran
populasi awal, dan sebaliknya. Pada saat biaya operasional naik 5 maka ukuran populasi awal yang harus disediakan menjadi lebih banyak walaupun pada saat
yang sama terjadi kenaikan dan penurunan laju pertumbuhan populasi. Demikian juga pada saat biaya operasional turun 5, maka ukuran populasi awal menjadi
lebih sedikit walaupun pada saat yang sama terjadi kenaikan dan penurunan laju pertumbuhan populasi.
54 Tingginya sensitivitas pada sistem intensif ini diduga berkaitan dengan
tingginya biaya operasional untuk menyelenggarakan penangkaran. Hal ini terlihat dari tingginya biaya tetap dan biaya variabel, sehingga perubahan sedikit saja
dalam biaya operasional berdampak terhadap besarnya kuota panenan yang harus ditetapkan dan ukuran populasi awal yang harus disediakan.
Sensitivitas pada sistem semi intensif dan ekstensif lebih rendah dibandingkan pada sistem intensif. Selain itu pada kedua sistem ini, laju
pertumbuhan populasi lebih berpengaruh dibandingkan biaya operasional. Ukuran populasi awal akan turut mengalami kenaikan atau penurunan berdasarkan
perubahan laju pertumbuhan populasi, walaupun pada saat yang sama terjadi perubahan pada biaya operasional. Pengaruh tersebut bersifat dua arah, artinya
kenaikan laju pertumbuhan populasi akan mengakibatkan ukuran populasi awal menjadi berkurang, dan sebaliknya. Hal ini dapat terjadi karena perubahan laju
pertumbuhan populasi akan mengakibatkan perubahan pada laju pemanenan, sehingga untuk mencapai kuota panenan tertentu maka ukuran populasi awal yang
harus disediakan dapat bertambah atau berkurang sesuai dengan laju pemanenan populasi. Kecenderungan pengaruh laju pertumbuhan populasi tersebut hampir
sama pada sistem semi intensif dan ekstensif. Selain itu perubahan ukuran populasi awal yang terjadi tidak terlalu besar atau melebihi 50, melainkan hanya
berkisar antara 1,28 - 12,82.
5.6 Luas Areal Penangkaran