20 26,23
o
C dan terendah pada bulan Februari sebesar 25,33
o
C. Kelembaban relatif rata-rata tertinggi jatuh pada bulan Februari sebesar 89,33 dan terendah pada
bulan September sebesar 77 . Curah hujan tertinggi jatuh pada bulan Februari sebesar 364 mm dan terendah pada bulan Agustus sebesar 71,5 mm, sedangkan
curah hujan rata-rata tahunan sebesar 2383,5 mm.
3.3 Topografi dan Tanah
Bentuk wilayah datar sampai agak berombak dengan kelerengan 0–6 dan berada pada ketinggian 244 m di atas permukaan laut. Tanah di areal Hutan
Penelitian Dramaga termasuk latosol coklat kemerahan. Bahan induknya tuf volkan intermedier yang dicirikan oleh lapisan setebal ± 17 cm, berwarna kuning
kemerahan 7,5 YR 68, lembab pada kedalaman 150 – 167 cm. Di bawah lapisan ini terdapat lapisan lain yang warna dan teksturnya hampir sama dengan tanah di
atas lapisan induk. Tanah latosol pada lapisan atas berwarna coklat tua kemerahan 5 YR 33,
lembab dan berangsur-angsur lebih cerah pada lapisan dalam 5 YR ¾, lembab. Tekstur liat sampai liat berdebu halus, struktur gumpal sampai remah,
konsistensi gembur, liat, plastis. Solum dangat dalam, batas lapisan umumnya baur, drainase sedang sampai baik dan air tanahnya dalam 8 – 12 m.
Reaksi tanah masam sampai sedang pH 5,0 – 6,0, kadar C organik dan N sedang pada lapisan atas, rendah sampai sedang pada lapisan bawah, kadar P
2
O
5
tinggi sekali, sedangkan K
2
O sangat rendah di semua lapisan. Kejenuhan basa rendah dan permeabilitas sedang, yaitu 4,31 cmjam pada lapisan atas dan 0,22
cmjam pada lapisan bawah IPB Dephut 1999.
3.4 Flora
Dramaga merupakan salah satu Hutan Penelitian di pulau Jawa yang mewakili ekosisitem dataran rendah. Sejak tahun 1956 sampai 1998 di Hutan
Penelitian Dramaga telah diintroduksi sebanyak 130 jenis tumbuhan mencakup 88 marga dan 43 famili. Berdasarkan penyebaran alaminya terbagi atas jenis asli
Indonesia dan jenis introduksi dari luar Indonesia. Jenis tanaman asli Indonesia berasal dari hampir seluruh pulau besar yang ada di Indonesia, mencakup
Indonesia bagian Barat, Tengah dan Timur. Sedangkan jenis tanaman introduksi
21 berasal dari negara beriklim tropis dan subtropis. Jenis tanaman asing terdiri dari
kelompok daun jarum Gymnospermae dan kelompok daun lebar Angiospermae. Jenis yang dominan dari kedua kelompok ini adalah Pinus spp,
Khaya , dan Terminalia. Untuk jenis tanaman asli Indonesia, pada kelompok daun
jarum Gymnospermae terdiri dari marga Agathis, Pinus dan Podocarpus. Sedangkan pada kelompok daun lebar Angiospermae terdiri dari Shorea,
Eugenia, Diptecarpus, dan Hopea .
Tumbuhan bawah di Hutan Penelitian Dramaga terdiri dari jenis jukut kakawatan Cynodon dactylon, paku kawat Lycopodium cernuum, kirinyuh
Eupatorium pallescens, paku areuy Gleichenia linearis, dan harendong Melastoma polyanhum IPB Dephut 1999.
3.5 Fauna
Jenis-jenis fauna utama yang ditemukan di Hutan Penelitian Dramaga diantaranya, ular tanah Agkistrodon rhodostoma, tupaibajing Lariscus sp., dan
musang Paradoxurus hermaphroditus IPB Dephut 1999. Solihati 2007 menyatakan bahwa selama tiga periode pengamatan pada tahun 2006 di areal
Dramaga, dijumpai 29 jenis burung yang termasuk ke dalam 20 famili dengan indeks keragaman 2,51. Jenis yang paling sering dijumpai adalah Lonchura
leucogastroides , Sterptopelia chinensis, dan Prinia familiaris. Jenis yang
melimpah adalah Collocalia liinchi, Dicaeum trochileum, Lonchura
leucogastroides, Passer montanus , dan Prinia familiaris. Selain itu terdapat dua
jenis burung endemik Jawa yaitu Spizaetus bartelsi dan Stachyris grammiceps.
3.6 Lokasi Penangkaran di Hutan Penelitian Dramaga