17 populasi yang dapat disusun berdasarkan respon pertumbuhan populasi terhadap
berbagai macam ukuran populasi dan kondisi produktifitas habitat Adams 1971, Anderson 1971.
2.6 Analisis Break Even Point
Analisis Break Even Point BEP merupakan sebuah teknik yang telah digunakan secara luas oleh manajemen produksi dan manajemen akuntan. Tujuan
dari analisis BEP adalah untuk menentukan jumlah pulang pokok breakeven quantity
dari suatu produk dengan mempelajari hubungan diantara struktur biaya perusahaan, volume output, dan keuntungan Martin et al. 1991. Jumlah pulang
pokok yang ditentukan sebagai BEP adalah sejumlah unit yang harus terjual dalam upaya menghasilkan keuntungan sebesar nol tetapi akan menutupi biaya-
biaya yang berhubungan, sehingga perusahaan tidak mengalami kerugian. Dengan demikian prinsip dasar BEP adalah total penerimaan sama dengan total
pengeluaran. BEP dapat dinyatakan dalam unit atau harga FeedBurner 2008, Home et al. 1995.
Analisis BEP berdasarkan pada pengelompokan biaya produksi atas biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap atau biaya tidak langsung adalah biaya yang
tidak bervariasi berdasarkan volume penjualan atau jumlah dari perubahan output. Biaya tetap bersifat independen terhadap kuantitas produk yang dihasilkan dan
seimbang terhadap sejumlah harga yang tetap. Biaya variabel atau biaya langsung adalah biaya yang tetap per unit output tetapi berubah secara keseluruhan jika
output berubah. Total biaya variabel diperhitung berdasarkan biaya variabel per unit dan mengalikannya dengan jumlah produksi dan penjualan Martin et al.
1991. Break Even Point
dapat diketahui dengan menggunakan tiga pendekatan yaitu, trial and error analysis, contribution margin analysis, dan algebric analysis
Martin et al. 1991. Asumsi yang digunakan dalam analisis BEP adalah 1 semua barang produksi terjual habis, 2 apabila harga jual dan biaya berubah,
maka harga dan biaya produksi tetap. Analisis BEP dapat digunakan untuk memecahkan masalah manajerial yaitu mengatur tingkat harga, menargetkan
biaya tetap dan biaya variable yang optimal, menentukan pilihan strategi yang
18 berbeda bagi perusahaan, serta merencanakan penjualan setiap bulan atau setiap
tahun. Selain itu, BEP berfungsi sebagai indikator kelayakan suatu usaha, dan sebuah teknik pengawasan operasi Berry 2003. Namun demikian analisis BEP
memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya 1 hubungan biaya-volume- keuntungan diasumsikan linier, 2 kurva total penerimaan diperkirakan
meningkat secara linier dengan volume output, 3 diasumsikan produksi tetap dan penjualan tidak tetap, dan 4 perhitungan breakeven merupakan bentuk analisis
yang statis. Oleh sebab itu analisis BEP digunakan untuk tindakan-tindakan manajerial, bukan untuk pengambilan keputusan akhir Martin et al. 1991.
III. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
3.1 Letak, Luas dan Status Hukum
Dramaga yang dikelola oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Departemen Kehutanan, merupakan salah satu dari 13 dalam lingkup Badan
Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Secara administratif pemerintahan, Dramaga termasuk ke dalam wilayah Desa Situ Gede dan Desa Bubulak,
Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor. Secara geografis, Hutan Penelitian Dramaga terletak pada posisi antara 6
o
32’59,04”–6
o
33’13,98” LS dan 106
o
44’0,06”–106
o
44’59,64” BT. Berdasarkan ketinggian tempat, areal Dramaga terletak pada ketinggian 244 m di atas permukaan laut dengan luas keseluruhan
adalah 57,75 ha. Sekitar 10 ha dari luasan tersebut, digunakan oleh CIFOR Center for International Forestry Research. Status hukum Dramaga adalah
milik Departemen Kehutanan Republik Indonesia c.q. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan IPB Dephut 1999.
Gambar 2 Peta Lokasi Dramaga.
3.2 Iklim dan Topografi
Berdasarkan klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson, tipe curah hujan di wilayah Hutan Penelitian Dramaga termasuk ke dalam tipe A dan tidak memiliki
bulan kering. Berdasarkan data Stasiun Klimatologi Kls I Dramaga tahun 2005 sampai dengan 2007, suhu rata-rata tertinggi jatuh pada bulan Oktober sebesar
Setu Gede HP Darmaga
CIFOR
Penangkaran
Hutan Penelitian Dramaga