3 penentuan kuota panenan dan ukuran populasi rusa di penangkaran, maka
penelitian ini dilakukan. Perbedaan sistem penangkaran dapat mempengaruhi kuota panenan dan
ukuran populasi awal yang harus ditetapkan. Pada penelitian ini juga dilakukan analisis pemilihan sistem penangkaran yang sesuai untuk penangkaran Hutan
Penelitian Dramaga, berdasarkan kuota panenan, ukuran populasi awal, dan luas areal penangkaran, sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam pengelolaan
penangkaran selanjutnya.
1.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menentukan kuota panenan, waktu awal pemanenan, dan ukuran populasi
awal rusa timor 2. Memberikan alternatif sistem pengelolaan penangkaran yang sesuai untuk
penangkaran Hutan Penelitian Dramaga
1.3 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah memberikan panduan bagi pengelola atau pengusaha untuk menentukan kuota panenan dan
waktu pemanenan, dan ukuran populasi awal, serta memberikan rekomendasi mengenai pengelolaan populasi di penangkaran Hutan Penelitian Dramaga
1.4 Kerangka Pemikiran
Kesenjangan antara jumlah permintaan dengan ketersediaan rusa, berdampak terhadap meningkatnya perburuan rusa di alam. Oleh sebab itu, upaya
penyediaan rusa dari hasil penangkaran melalui kegiatan pemanenan mesti ditingkatkan. Kuota panenan merupakan sejumlah rusa yang dipanen dari
penangkaran. Kuota panenan dari suatu populasi dapat ditentukan secara ekologis ataupun secara ekonomis. Kuota secara ekologis pada prinsipnya merupakan
sejumlah anggota populasi yang dapat dikeluarkan dari suatu populasi dengan mempertimbangkan daya dukung dan ukuran populasi aktual yang tersedia tanpa
mempertimbangkan aspek ekonomi. Untuk pengelolaan populasi satwa yang
4 memiliki target pemanenan tertentu dengan mempertimbangkan sejumlah biaya
penyelenggaraan penangkaran, maka penentuan kuota panenan secara ekonomis perlu digunakan. Dalam hal ini, kuota panenan tidak ditetapkan berdasarkan
ukuran populasi aktual yang tersedia, melainkan berdasarkan target pemanenan tertentu yang ingin dicapai oleh pengelola penangkaran dengan
mempertimbangkan aspek ekonomi. Analisis Break Even Point BEP merupakan salah satu pendekatan yang
dapat digunakan untuk menetapkan kuota panenan secara ekonomis. Kuota panenan yang diperoleh dari perhitungan BEP ini merupakan kuota panenan
minimal yang harus ditetapkan agar kegiatan penangkaran dapat terus terselenggara. Pada prinsipnya BEP diperhitungkan berdasarkan biaya tetap dan
biaya variabel. Biaya tetap menggambarkan biaya yang dibutuhkan dalam pengelolaan penangkaran, sedangkan biaya variabel merupakan biaya yang
dibutuhkan untuk menghasilkan satu individu rusa. Kuota panenan yang telah ditetapkan hanya dapat dipanen apabila
terpenuhinya ukuran populasi yang tersedia pada saat pemanenan, dan ukuran populasi awal saat kegiatan penangkaran dimulai. Besarnya nilai ukuran populasi
awal tersebut sangat tergantung pada kuota panenan yang ditetapkan dan waktu pemanenan. Semakin besar kuota panenan yang ditetapkan, dan semakin singkat
jangka waktu pemanenan maka semakin besar ukuran populasi awal yang harus tersedia. Selain itu, peubah-peubah parameter demografi seperti natalitas,
mortalitas, laju pertumbuhan populasi, dan komposisi jenis kelamin, sangat mempengaruhi besarnya ukuran populasi awal yang akan ditetapkan.
Besarnya kuota panenan yang ditetapkan juga terkait dengan sistem penangkaran yang akan diterapkan di penangkaran Hutan Penelitian Dramaga.
Dalam penelitian ini, sistem penangkaran rusa dibedakan atas penangkaran sistem intensif, semi intensif, dan ekstensif. Untuk mencapai target kuota panenan pada
sistem penangkaran ekstensif dan semi intensif dimana semua atau sebagian besar kebutuhan rusa disediakan oleh alam, maka komponen daya dukung habitat yang
menentukan adalah ketersediaan hijauan pakan, yang dapat diketahui melalui penghitungan produktivitas hijauan pakan. Sedangkan untuk penangkaran dengan
sistem intensif, dimana semua kebutuhan satwa disediakan dan diatur oleh
5 manusia, maka komponen daya dukung habitat yang menentukan adalah
kebutuhan terhadap ruang yang dapat diketahui melalui penghitungan kebutuhan areal penangkaran.
Akhirnya, aspek pemanenan yang mencakup kuota panenan dan waktu pemanenan tersebut menjadi tujuan dalam penelitian ini, untuk menjawab ukuran
populasi awal yang harus tersedia dan sistem penangkaran yang sesuai untuk penangkaran Hutan Penelitian Dramaga.
1.5 Hipotesis