72 ks
= koefisien permaebilitas arah horizontaldalam tanah terganggu mhari
3.6 Konsolidasi Radial
Persamaan differensial untuk proses konsolidasi radial diturunkan sebagai berikut:
3.12 Dimana:
u = tegangan air pori rata-rata akibat pembebanan pada sembarang titik
kNm
2
t = waktu setelah tanah mengalami pembebanan hari
r = jarak radial dari pusat drainase ke titik yang di pertimbangkan m
c
h
= koefisien konsolidasi horizontal Sedangkan untuk konsolidasi regangan vertical sepadan equal vertical
strain dan ideal tidak terdapat efeek smear dan tahan sumur, solusi yang diberikan Barron sebagai berikut:
3.13
3.14
3.15
Universitas Sumatera Utara
73 Dimana:
= factor waktu secara horizontal = koefisien konsolidasi untuk drain horizontal
= diameter ekivalen dari silinder tanah m Hansbo 1979 mengusulkan bahwa diameter ekivalen untuk drainase
vertical, dw seharusnya mempunyai keliling yang sama seperti silinder. Jarak spasi diameter ekivalen dari silinder tanah d
e
: d
e
= 1,13s untuk pola persegi 3.16
d
e
= 1,05s untuk pola segitiga 3.17
Diameter ekivalen drainase vertical d
w
, d
w
= 2a + b ӆ
3.18 Dimana:
n = rasio spasi drainase = d
e
d
w
d
e
= diameter ekivalen dari silinder tanah m d
w
= diameter drainase vertical m a
= lebar drainase vertical m b
= tebal drainase vertical m
Universitas Sumatera Utara
74
3.7 Kombinasi Konsolidasi Vertikal dan Konsolidasi Radial
Carillo 1942 mengusulkan persamaan untuk mendapatkan derajat konsolidasi rata-rata untuk aliran air vertical dan aliran air radial U, yang dapat
dihitung persamaan: 1
– U = 1 – Uv x 1 – Ur 3.19
U = 1 - [1
– Uv 1 – Ur] 3.20
Laju waktu untuk total penurunan, Sc dengan drainase vertical dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
Sc = U x S
ult
3.21 Setelah penurunan sudah mencapai 90, yang diamati dengan pelat
penurunan, maka baru dapat dilakukan pekerjaan perkerasan. Settlement Plate SP adalah salah satu instrument geoteknik yang berfungsi untuk memonitor
proses settlement pada pekerjaan perbaikan tanah dengan sistem Preloading Timbunan pra beban bangunan. SP berfungsi untuk memonitor settlement value
besaran penurunan tanah yang timbul akibat proses Preloading. Penurunan tanah harus dimonitoring untuk memastikan bahwa proses settlement yang terjadi,
masih dalam koridor “aman”. Aman dalam arti tidak beresiko menimbulkan sliding longsor terhadap bangunan yang ada disekitar lokasi timbunan, maupun
terhadap timbunan itu sendiri. Cara pemasangannya adalah SP dipasang pada bidang tanah dasar yang akan ditimbun, kemudian dicek vertikalisasinya dengan
waterpass, kaki telapak SP diurug supaya SP berdiri dengan kokoh dan tidak roboh kemudian tiang SP diberi kode dan ditempeli datum. Cara kerja SP :
SP dipasang pada lapisan tanah dasar dan dibaca posisi initial readingnya
Universitas Sumatera Utara
75 Timbunan preload lapis pertama dimulai. Ideal perlayer timbunan = 70 cm
Timbunan preload lapis kedua dicompact, sehingga timbunan akan mengalami penurunan dan otomatis SP akan ikut turun juga
Timbunan dilanjutkan lapis kedua dengan ketebalan 70 cm. Elevasi top timbunan sebelum dicompact = + 1.30
Top timbunan kedua dicompact sampai dengan standar kepadatan dalam spesifikasi teknis. Setelah itu dilakukan tes kepadatan dengan CBR system.
Timbunan dilanjutkan lapis ketiga dengan ketebalan 70 cm. Elevasi top timbunan sebelum dicompact = +1.92
Top timbunan lapis ketiga dicompact sampai dengan standar kepadatan dalam spesifikasi teknis. Setelah itu dilakukan tes kepadatan dengan CBR system
Hatmoko, 2009.
Gambar 3.6
Settlement plate, ukuran 600mm x 600mm, tebal 10mm
Universitas Sumatera Utara
76
3.8 Langkah-langkah dalam mendesain drainase vertikal