Dengan Bahan Kimia Teknik Perbaikan Tanah Lunak

57 Berkurangnya volume akibat berkurangnya kadar air dari nilai patokan pada saat pengeringan.

3.2.3 Dengan Bahan Kimia

Stabilisasi tanah secara kimiawi adalah penambahan bahan stabilisasi yang dapat mengubah sifat-sifat kurang menguntungkan dari tanah. Biasanya digunakan untuk tanah yang berbutir halus. Bahan yang digunakan untuk stabilisasi tanah disebut stabilizing agents karena setelah diadakan pencampuran menyebabkan terjadinya stabilisasi. Untuk masih dapat memanfaatkan tanah- tanah kohesif setempat sebanyak mungkin secara ekonomis, maka dipergunakan stabilizing agents, yang karena proses kerjanya dan sifat pengaruh yang ditimbulkan kepada bahan yang distabilkan menyebabkan stabilisasi dengan menggunakan bahan campuran ini. Stabilisasi kimia melibatkan peningkatan tanah dengan beberapa bahan kimia. Atau pencampuran tanah lunak dengan bahan kimia. Yang mana stabilisasi ini akan dapat meningkatkan sifat fisik dan teknis tanah, misalnya: stabilitas volume, kekakuan, dan kekuatan. Stabilisasi kimia merupakan stabilisasi teknik yang efektif dan sudah terbukti dapat meningkatkan sifat-sifat tanah dasar yang digunakan di Lowa, Kansas, Nebraska, dan Missouri. Stabilitator yang sering digunakan adalah, Semen Portland, kapur, dan fly ash. Kapur adalah stabilizer yang plaing efektif untuk tanah lunak dibandingkan dengan stabilizer yang lainnya Stefan A. Romanoschi, Sathish Banda, Mustaque Hossain, and Andrew J. Gisi. Batu kapur umumnya terbentuk karena terjadi endapan secara organik atau secara kimiawi. Pengendapan fosil di lautan dimana terkandung kulit kerang, Universitas Sumatera Utara 58 rangka binatang atau makhluk laut, yang makin lama makin banyak, lapis demi lapis membentuk batu kapur. Beberapa endapan batu ini terbentuk akibat perisitiwa kimiawi, karena larutnya karbonat dari fosil dan dengan adanya CO2 membentuk bikarbonat yang larut, tetapi kemudian berubah menjadi batuan karbonat Anonim,1987. Menurut mineralnya kapur dapat dibedakan yaitu Kalsit CaCO3 berat jenis 2,72 dan Aroganit CaCO3 dengan berat jenis 2,94 , Dolomit CaMg CO32 berat jenis 2,83 dan Magnesit MgCO3. Batu kapur juga dipakai sebagai unsur bangunan, khususnya untuk daerah yang tidak punya batuan vulkanik, batuan ini juga dapat dipakai untuk batu belah pada konstruksi pondasi rumah maupun pondasi jalan dan atau dipecah dipakai sebagai agregat untuk beton Anonim,1987. Selain itu kapur juga dapat dipakai sebagai bahan campuran spesi atau mortar dan bahan pengisi untuk merubah sifat campuran tanah. Anonim, 1987. Kapur merupakan bahan yang efektif untuk stabilisasi tanah plastis sehingga tanah tersebut mempunyai kemudahan pengerjaan workability yang lebih baik serta kekuatan yang meningkat. Namun demikian, kapur tidak efektif digunakan untuk stabilisasi tanah yang tidak kohesif atau tanah berkohesi rendah, apabila tidak disertai dengan penambahan bahan pozzolanik. Pada umumnya kapur yang digunakan sebagai bahan stabilisasi adalah kapur mati atau kalsium hidroksida CaOH 2 dan kapur hidup atau kalsium oksida CaO. Kalsium oksida CaO lebih efektif untuk kasus-kasus tertentu, sedangkan dalam pelaksanaan stabilisasi yang sering digunakan adalah kalsium hidroksida CaOH 2 . Untuk kalsium karbonat CaCO 3 kurang efektif sebagai bahan stabilisasi kecuali sebagai bahan pengisi Ingles dan Metcalf, 1992. Universitas Sumatera Utara 59 Pendapat Ingles dan Metcalf 1992 sama dengan yang terdapat dalam AustStab Technical Note, lime stabilisation practice 2008, bahwa kapur yang umum digunakan untuk bahan stabilisasi adalah kapur kembang CaO dan kapur padam Ca OH 2 . Tabel 3.1 Persyaratan sifat – sifat kapur untuk stabilisasi tanah Unsur Calsium Hidroksida Calsium Oksida Komposisi CaOH 2 CaO Bentuk Serbuk tepung Granular Kepadatan Curah tm 3 0,45 – 0,56 0,9 – 1,3 Ekuivalensi dengan CaOH 2 1,00 1,32 Magnesium dan Kalsium Oksida 95 92 Karbon Dioksida 5 - 7 3 - 10 Sumber : AustStab Technical Note, lime stabilisation practice, 2008 Kondisi yang akan terjadi dari stabilisasi menggunakan kapur antara lain : 1. Meningkatkan kekakuan tanah dasar untuk pembangunan jalan baru atau merehabilitasi jalan yang telah ada 2. Mengurangi PI dari perkerasan semula dan material tanah dasar 3. Meningkatkan stabilitas volume untuk lapisan paling atas dari material yang dipilih 4. Memodifikasi lapisan subbase untuk meningkatkan kekakuan perkerasan

3.2.4 Secara Hidrolis