Kecepatan Konsolidasi KARAKTERISTIK TANAH LUNAK DAN PERMASALAHANNYA

40 Nilai Cc diperoleh dari hasil uji konsolidasi. Namun jika uji konsolidasi tidak dilakukan, untuk perkiraan awal nilai indeks pemampatan dapat diperoleh secara empiric, seperti pada Tabel 2.5 Table 2.5 Korelasi untuk indeks pemampatan. C c Rendon-Herrero,1980 Equation Region of applicability C c = 0.01w N Chicago clays C c = 1.15e o – 0.27 All clays C c = 0.30e o – 0.27 Inorganic cohesive soil: silt, silty clay, clay C c = 0.115 w N Organic soils, peats, organic silt, and clay C c = 0.004LL - 9 Brazilian clays C c = 0.75e o – 0.5 Soils with low plasticity C c = 0.208e o + 0.0083 Chicago clays C c = 0.156e o + 0.0107 All clays Note: e o = in situ void ratio; w N = in situ water content. Sumber: Das, Braja M. 2002. Principles of Geotechnical Engineering.

2.6 Kecepatan Konsolidasi

Rate of Consolidation Teori mengenai kecepatan konsolidasi primer pertama kali diperkenalkan oleh Terzaghi 1925. Terzaghi mengajukan teori untuk menghitung kecepatan konsolidasi satu arah untuk tanah lempung jenuh. Perhitungan kecepatan konsolidasi ini didasarkan pada asumsi: 1. Tanah lempung dianggap homogeny Universitas Sumatera Utara 41 2. Pori tanah berisi air tanah jenuh sempurna 3. Hokum Dercy berlaku 4. Koefisien permaebilitas adalah konstan 5. Partikel tanah dan air dianggap tidak termampatkan 6. Pemampatan dan aliran air adalah salah satu dimensi vertical. Gambar 2.6 berikut menunjukkan suatu lapisan lempung dengan ketebalan 2Hdr yang berada diantara dua lapisan pasir permeable. Jika lapisan tanah tersebut diberi penambahan te gangan, ∆σ, tekanan air pori pada titik A akn eningkat. Unuk konsolidasi satu dimensi, air akan terdisipasi dalam arah vertical yaitu kearah lapisan pasir. Sand Clay A z 2Hdr Sand Gambar 2.6 Lapisan tanah lempung yang mengalami konsolidasi Universitas Sumatera Utara 42 Aliran air pada suatu elemen tanah : Kecepata air keluar – kecepatan air masuk = kecepatan perubahan volume dengan kondisi batas : Z = 0, u = 0 Z = 2Hdr, u = 0 t = 0, u = u0 diperoleh penurunan rumus konsolidasi: 2.31 Karena kemajuan konsolidasi ditentukan oleh keluarnya air dari pori-pori tanah, maka derajat konsolidasi pada kedalaman z di saat t dapat dituliskan sebagai : 2.32 Nilai factor waktu, Tv, serta nilai derajat konsolidasi, U, sebagai pendekatan dapat dituliskan dalam persamaan matematika berikut ini: Untuk 0 U 60, = 2.34 Untuk U 60 Tv = 1,781 – 0,933log100-U 2.35 Universitas Sumatera Utara 43 Table 2.6 Variasi nilai Tv terhadap nilai U Uav Tv Uav Tv Uav Tv 34 0.0908 68 0.377 1 0.00008 35 0.0962 69 0.390 2 0.00031 36 0.102 70 0.403 3 0.00071 37 0.108 71 0.417 4 0.00126 38 0.113 72 0.431 5 0.00196 39 0.119 73 0.446 6 0.00283 40 0.126 74 0.461 7 0.00385 41 0.132 75 0.477 8 0.00503 42 0.139 76 0.493 9 0.00636 43 0.145 77 0.511 10 0.00785 44 0.152 78 0.529 11 0.0095 45 0.159 79 0.547 12 0.0113 46 0.166 80 0.567 13 0.0133 47 0.173 81 0.588 14 0.0154 48 0.181 82 0.610 15 0.0177 49 0.189 83 0.633 16 0.0201 50 0.196 84 0.685 17 0.0227 51 0.204 85 0.684 18 0.0254 52 0.212 86 0.712 19 0.0284 53 0.221 87 0.742 20 0.0314 54 0.229 88 0.774 Universitas Sumatera Utara 44 Uav Tv Uav Tv Uav Tv 21 0.0346 55 0.238 89 0.809 22 0.0380 56 0.246 90 0.848 23 0.0415 57 0.255 91 0.891 24 0.0452 58 0.264 92 0.938 25 0.0491 59 0.273 93 0.993 26 0.0531 60 0.283 94 1.055 27 0.0573 61 0.297 95 1.129 28 0.0616 62 0.307 96 1.219 29 0.0661 63 0.318 97 1.336 30 0.0707 64 0.329 98 1.500 31 0.0755 65 0.340 99 1.781 32 0.0804 66 0.352 100 ∞ 33 0.0855 67 0.364 Sumber : Das, Braja M. 2002. Principles of Geotechnical Engineering 2.7 Contoh Permasalahan Konstruksi Jalan di atas Tanah Lunak Secara umum, permasalahan dalam rekayasa geoteknik adalah stabilitas lerengkelongsoran, kapasitas daya dukung bearing capacity, penurunansettlementheave yang tidak seragam, dan erosi. Dalam hal ini yang dibahas adalah contoh kasus permasalahan konstruksi jalan yang di bangun di atas atanah lunak. 1. Stabilitas dan penurunan oprit adalah salah satu permasalahan konstruksi di atas tanah lunak. Secara umum, permasalahan dalam rekayasa geoteknik adalah stabilitas lerengkelongsoran, kapasitas daya dukung bearing capacity, Universitas Sumatera Utara 45 penurunansettlementheave yang tidak seragam, dan erosi. Permasalahan keruntuhan timbunan di atas tanah lunak disebabkan oleh daya dukung yang kecil dan penurunan berlebihan. Karakteristik tanah lempung lunak yaitu indeks plastisitas yang tinggi, daya dukung yang kecil, kompresibilitas yang tinggi, dan penurunan tanah yang besar. Kerusakan struktur di bawah timbunan akibat penurunan tanah di bawah struktur menyebabkan kerugian bagi berbagai pihak. Stabilitas dan penurunan oprit Jembatan Tallo Jalan Tol Seksi 4 Makassar di atas tanah lempung lunak jenuh. Permasalahan yang terjadi adalah penurunan lapisan tanah lempung lunak jenuh di bawah oprit Jembatan Tallo yang terbagi menjadi dua lokasi utama yaitu penurunan oprit tepat di batas jembatan terjadi pada kedua ujung jembatan dan penurunan oprit badan jalan, yang terjadi pada arah ke bandara Sarifah, 2008. 2. Kondisi tanah dasar di daerah pantai, khususnya diwilayah Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya mempunyai lapisan tanah lunak yang tebal dan besar pemampatan yang tinggi bila dibebani tanah timbunan. Dengan melihat kondisi tanah tersebut maka dilakukan penelitian untuk memilih metode perbaikan tanah yang tepat. Sistem pembebanan yang direncanakan adalah preloading dengan pembebanan langsung yang dilaksanakan dua tahap dan untuk mempercepat waktu pemampatan digunakan vertical drain. Untuk menghindari sliding yang terjadi pada talud direncanakan 5 alternatif perkuatan tanah. Alternatif 1 perkuatan tanah dengan stone column, alternatif 2 perkuatan tanah dengan geotextile, alternatif 3 kombinasi stone column dan geotextile, alternatif 4 perkuatan tanah dengan micropile, dan Universitas Sumatera Utara 46 alternatif 5 kombinasi micropile dan geotextile. Dari hasil ringkasan di atas terlihat bahwa untuk memilih metoda perbaikan tanah yang akan dipakai, dengan mempertimbangkan kemudahan pelaksanaan di lapangan, maka alternatif 5, yaitu kombinasi antara micropile dan geotextile yang tepat untuk lokasi Pelabuhan Tanjung Perak. Untuk pemilihan yang lebih teliti maka perlu meninjau beberapa faktor lagi yaitu kebutuhan material dan analisa harga materialnya. Tanah Lunak mengandung butiran halus 30 dan didominasi tanah yang mengandung fraksi halus seperti lempung serta dapat bersifat organic dan non- organic. Tanah lunak umumnya berasal dari endapan aluvium pantai, danau dan sungai walaupun ada pula yang berupa sedimentasi dari batuan vulkanik yang telah lapuk. Tanah lunak ini mempunyai koefisien konsolidasi pemampatan tinggi, kandungan kadar air tinggi dan daya dukung rendah. Sehingga jalan yang dibangun di atas tanah lunak ini akan menemui problem penurunan dalam waktu lama dan stabilitas timbunan terhadap longsoran dan amblasan Daud , 2000.

2.8 Penanganan Tanah Lunak