Tinjauan Kinerja Keuangan Kinerja Keuangan

15

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Kinerja Keuangan

2.1.1 Tinjauan Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan merupakan penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba Sucipto, 2003:2. Kinerja keuangan perusahaan merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan dimanapun, karena kinerja keuangan merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Kinerja keuangan perusahaan adalah kemampuan perusahaan dalam menjelaskan operasionalnya Payatma, 2001 dalam Sabrinna, 2010. Menurut Hastuti 2005, kinerja keuangan perusahaan adalah hasil banyak keputusan individual yang dibuat secara terus-menerus oleh manajemen. Oleh karena itu dalam menilai kinerja keuangan perusahaan diperlukan analisis dampak keuangan kumulatif dan ekonomi dari keputusan dan mempertimbangkannya dengan menggunakan ukuran komparatif. Kinerja keuangan adalah salah satu faktor yang menunjukkan efektivitas dan efisiensi suatu organisasi dalam pencapaian tujuan. Efektivitas diukur melalui kemampuan manajemen untuk memilih suatu alat yang tepat untuk mencapai tujuan. Efisien dapat diartikan sebagai perbandingan antara masukan dan keluaran. Laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan merupakan salah satu informasi yang dapat digunakan dalam menilai kinerja keuangan perusahaan karena laporan keuangan ini mencerminkan keadaan perusahaan yang sebenarnya dalam kurun waktu tertentu. Sucipto 2003 menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan data paling umum yang tersedia untuk menilai prestasi suatu perusahaan dalam menghasilkan laba, walaupun seringkali tidak mewakili hasil dan kondisi ekonomi. Menganalisis laporan keuangan perusahaan bertujuan untuk menilai atau mengevaluasi suatu kinerja keuangan perusahaan dalam suatu periode akuntansi. Penilaian kinerja keuangan adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawan berdasarkan sasaran, standar dan kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya. Penilaian kinerja keuangan perusahaan dapat dilihat dari segi analisis laporan keuangan dan dari segi perubahan harga saham. Tujuan dari penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar memperoleh tindakan dan hasil yang diinginkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran. Penilaian kinerja keuangan perusahaan menurut Sucipto 2003:2 dimanfaatkan oleh manajer untuk hal-hal berikut: 1 Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan secara maksimal. 2 Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan seperti promosi, transfer dan pemberhentian. 3 Menyediakan kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan. 4 Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka menilai kinerja mereka. 5 Menyediakan suatu dasar bagi distribusi menilai kinerja mereka. Menurut Munawir 2000 dalam Ermayanti 2009 secara umum tujuan penilaian kinerja keuangan perusahaan adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memperoleh kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi keuangannya pada saat ditagih. b. Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. c. Untuk mengetahui tingkat rentabilitas atau profitabilitas, yaitu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. d. Untuk mengetahui tingkat stabilitas usaha, yaitu kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga atas hutang-hutangnya termasuk membayar kembali pokok hutangnya tepat pada waktunya serta kemampuan membayar dividen secara teratur kepada para pemegang saham tanpa mengalami hambatan atau krisis keuangan. Penilaian perusahaan khususnya kinerja memiliki beberapa tujuan. Perusahaan yang akan melakukan merger memerlukan kegiatan penilaian untuk mengetahui berapa nilai perusahaan dan nilai ekuitas dari masing-masing perusahaan. Jika perusahaan bermasalah, penilaian kinerja bertujuan untuk mengimplementasikan program pemulihan usaha atau restrukturisasi, untuk mengetahui apakah nilai usaha lebih besar daripada nilai likuiditasnya. Perusahaan yang akan menjual sahamnya pada umum atau bursa juga harus dinilai dengan penelitian yang wajar untuk ditawarkan kepada masyarakat atau publik. Untuk memperoleh pendapatan wajar atas penyertaan dalam suatu perusahaan, memperoleh pembelanjaan penetapan besarnya pinjaman atau tambahan modal juga untuk keperluan divestasi. Rasio keuangan merupakan alat utama untuk menganalisa keuangan. Ada dua kelompok yang menganggap rasio keuangan berguna. Pertama, terdiri dari manajer yang menggunakannya untuk mengukur dan melacak kinerja keuangan perusahaan sepanjang waktu. Kedua, pengguna rasio keuangan mencakup para analis yang merupakan pihak eksternal bagi perusahaan. Berikut ini adalah beberapa rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan Ang, 1997 dalam Sabrinna 2010 adalah: a Rasio Likuiditas Rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial yang berjangka pendek tepat pada waktunya. b Rasio Aktivitas Rasio yang menunjukkan bagaimana sumber daya telah dimanfaatkan secara optimal, kemudian dengan cara membandingkan rasio aktivitas dengan standar industri, maka dapat diketahui tingkat efisiensi perusahaan dalam industri. c Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas dapat mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh laba baik dalam hubungannya dengan penjualan, aset maupun laba bagi modal sendiri. Menurut Ang 1997, rasio profitabilitas dibagi menjadi enam antara lain: Gross Profit Margin GPM, Net Profit Margin NPM, Operating Return On Assets OPROA, Return On Asset ROA, Return On Equity ROE, Operating Ratio OR. d Rasio Solvabilitas Leverage Finansial leverage menunjukkan proporsi atas penggunaan utang untuk membiayai investasinya. Perusahaan yang tidak mempunyai leverage berarti menggunakan modal sendiri 100. e Rasio Pasar Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan yang diungkapkan dalam basis per saham. Swamidas, et al. 1987 dalam Sabrinna, 2010 menyimpulkan bahwa ukuran kinerja yang cocok dan layak tergantung pada keadaan unik yang dihadapi peneliti. Salah satu rasio yang dinilai bisa memberikan informasi yang paling baik adalah Tobin’s Q. Tobin’s Q digunakan sebagai ukuran penelitian pasar Klapper dan Love, 2002 dalam Darmawati, dkk. 2004. Nama Tobin’s Q berasal dari James Tobin dari Yale University setelah dia memperoleh hadiah nobel. Morck, et al. 1988 dan McConnell, et al. 1990 dalam Ndaruningp utri 2005 menggunakan Tobin’s Q sebagai pengukuran kinerja keuangan perusahaan dengan alasan bahwa dengan Tobin’s Q maka dapat diketahui nilai pasar perusahaan, yang mencerminkan keuntungan masa depan perusahaan seperti laba saat ini dibandingkan dengan rasio lain seperti ROA yang hanya dapat melihat laba pada saat itu. Menurut Sukamulja 2004 dalam Sabrinna 2010 rasio Tobin’s Q dapat menjelaskan berbagai fenomena dalam kegiatan perusahaan, seperti misalnya terjadinya perbedaan cross sectional dalam pengambilan keputusan investasi dan diversifikasi Claessesns dan Fan, 2003; hubungan antara kepemilikan saham manajemen dan nilai perusahaan Onwioduokit, 2002; hubungan antara kinerja manajemen dengan keuntungan dengan akuisisi Gompers, 2003 dan kebijakan pendanaan, dividen, dan kompensasi Imala, 2002. Wernerfield, et al. 1988 dalam Sabrinna 2010 menyimpulkan bahwa Tobin’s Q dapat digunakan sebagai alat ukur dalam menentukan kinerja keuangan perusahaan. Tobin’s Q diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut Klapper dan Love, 2002; Black, dkk. 2003 dalam Darmawati, dkk. 2004: Tobin’s Q = MVE + DEBTTA dimana, MVE : harga penutupan saham di akhir tahun buku x banyaknya saham biasa yang beredar DEBT : utang lancar – aktiva lancar + nilai buku sediaan + utang jangka panjang TA : total aktiva Semakin besar nilai rasio Tobin’s Q menunjukkan bahwa perusahaan memiliki prospek pertumbuhan yang baik dan memiliki intangible asset aktiva tidak berwujud yang semakin besar. Hal ini bisa terjadi karena semakin besar nilai pasar aset perusahaan, semakin besar kerelaan investor untuk mengeluarkan pengorbanan yang lebih untuk memiliki perusahaan tersebut. Brealey dan Myers 2000 dalam Sukamulja 2004 menyebutkan bahwa perusahaan dengan nilai Tobin’s Q yang tinggi biasanya memiliki brand image perusahaan yang sangat kuat, sedangkan perusahaan yang memiliki nilai Tobin’s Q yang rendah umumnya berada pada industri yang sangat kompetitif atau industri yang mulai mengecil.

2.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011

0 46 93

Analisis Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011

0 51 83

Analisis Pengaruh Penerapan Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (2008-2010)

1 28 108

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Empiris Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013).

0 2 14

PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007 - 2009).

0 0 15

PENDAHULUAN PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007 - 2009).

0 0 8

PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2008 ).

0 0 11

PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2009.

0 0 15

PENDAHULUAN PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2009.

0 0 10

PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

0 1 14