Lokasi dan Waktu Studi Batasan Studi Bentuk Hasil Studi

BAB IV METODOLOGI

4.1 Lokasi dan Waktu Studi

Studi mengenai perencanaan lanskap Pemukiman Tradisional Segenter sebagai kawasan wisata budaya ini dilakukan di Dusun Segenter, Desa Sukadana, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Barat, Propinsi Nusa Tenggara Barat Gambar 4. Perkampungan yang mayoritas penduduknya petani lahan kering ini, dihuni sekitar 92 kepala keluarga, yang menempati 80 rumah asli Suku Sasak. Pengambilan data dilakukan mulai bulan Maret sampai April 2005 dan dilanjutkan dengan penyusunan laporan. Gambar 4. Peta Lokasi Studi Perencanaan

4.2 Batasan Studi

Studi ini dilakukan sampai batas tahap perencanaan lanskap untuk mendukung kegiatan wisata budaya di Pemukiman Tradisional Segenter. Hasil dari perencanaan lanskap kawasan ini dinyatakan dengan zonasi wisata, sistem sirkulasi wisata budaya dan fasilitas pendukung kegiatan wisata budaya. Pulau Lombok U INDONESIA Lokasi Studi Mantang Pringgarata Ubung Penujak Mujur Keruak Sekotong Tengah Sengkol Labuhan Haji Pemukiman Tradisional Segenter KILOMETER 1 0 20 3 0 G. RI NJANI GI LI TRAWANGAN GI LI MENO GILI AIR LOMBOK BARAT MATARAM LOMBOK TENGAH LOMBOK TI MUR GERUNG PRAYA SELONG Labuhan Lombok Narm ada Tanj ung Gondang Bayan Pemenang Ampenan Cakranegara Kediri Telagawaru Anyar Sambelia Pringgabaya Aikmel Pancor Masbagik Hikmah Sikur Terara Kopang 4.3 Metode Perencanaan Lanskap 4.3.1 Konsep Pada tahap ini dibuat suatu konsep yang diterjemahkan dalam pengembangan ruang dan jalur sirkulasi wisata untuk memenuhi tujuan studi ini yaitu pelestarian dan pengembangan kawasan Pemukiman Tradisional Segenter sebagai kawasan lanskap wisata budaya.

4.3.2 Riset

Tahapan-tahapan dalam riset ini meliputi survei, wawancara dan observasi. Riset termasuk studi terhadap kejadian di masa lalu, sekarang, serta kecenderungan perubahan terhadap masa depan. Jenis data serta cara pengambilan dan analisisnya tercantum pada Tabel 1. Tabel 1. Jenis Data dan Metode Pengambilannya Jenis Data Bentuk Data yang Diharapkan Sumber Data Cara Analisis Data A. LINGKUNGAN KEHIDUPAN MASYARAKAT TRADISIONAL SEGENTER 1. LETAK, LUAS DAN BATAS TAPAK 2. SISTEM TRANSPORTASI DAN AKSESIBILITAS TAPAK 3. POLA PERKAMPUNGAN DAN TATA GUNA LAHAN 4. SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT - Letak geografis dan administratif tapak - Posisi dalam pengembangannya sebagai kawasan wisata - Peta akses kawasan - Sistem transportasi menuju kawasan - Pola perkampungan dan tata ruang eksisting kawasan - Sistem kekerabatan dan stratifikasi sosial - Adat dan kepercayaan - Sistem kepemimpinan - Sistem ekonomi dan kontak dengan budaya luar Survei lapang Survei lapang Survei lapang, wawancara dan studi pustaka Wawancara dan studi pustaka Deskriptif dan spasial Deskriptif dan spasial Deskriptif dan spasial Deskriptif dan spasial

B. WISATA BUDAYA BERBASISKAN KEHIDUPAN TRADISIONAL

1. ATRAKSIOBYEK WISATA BUDAYA 2. SIRKULASI WISATA 3. FASILITAS PELAYANAN 4. POTENSI WISATAWAN - Jenis dan jumlah atraksiobyek wisata budaya dan denah persebarannya - Pola sirkulasi wisata yang telah ada dan yang akan dikembangkan - Jenis dan jumlah fasilitas pelayanan pengunjung yang telah ada dan yang akan dikembangkan - Strategi pengembangan kawasan dan kondisi kepariwisataan kawasan saat ini Survei lapang, studi pustaka dan wawancara Survei lapang dan wawancara Survei lapang dan wawancara Survei lapang, wawancara dan studi pustaka Deskriptif dan spasial Deskriptif dan spasial Deskriptif Deskriptif dan spasial

4.3.3 Analisis

Pada tahap analisis ini, dilakukan analisis terhadap berbagai aspek dan faktor yang berpengaruh terhadap kawasan. Analisis ini meliputi potensi, kendala, amenities, dan danger signal serta tinjauan terhadap kebijakan pemerintah yang berorientasi pada pengembangan program. Data dan informasi yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui model lanskap dan obyekatraksi wisata budaya yang ada pada tapak dan analisis secara spasial untuk menentukan tata ruang lanskap dan tata ruang wisata pada tapak. Tahap selanjutnya adalah analisis penentuan skor untuk evaluasi titik obyekatraksi wisata yang dilakukan dengan metode skoring berdasarkan kriteria MacKinnon et al. dalam Wulandari 2002 dengan beberapa modifikasi yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan penelitian, yaitu : a. Letakjarak kawasan terhadap kota b. Aksesibilitas menuju kawasan tersebut c. Keaslian, keistimewaan dan kekhasan kawasan d. Atraksi yang menonjol pada kawasan tersebut, misalnya atraksi yang berkaitan dengan kegiatan religi dan budaya masyarakat setempat e. Daya tarik, keunikan dan penampilan kawasan f. Fasilitas, sarana dan prasarana yang mendukung bagi wisatawan Evaluasi ditentukan oleh nilai skor masing-masing obyekatraksi wisata yang terpilih. Nilai skor ditentukan dengan nilai 1 sampai 4 skor 1 = sangat buruk, 2 = buruk, 3 = baik dan 4 = sangat baik. Kriteria penilaian obyekatraksi wisata dapat terlihat pada Tabel 2. Selanjutnya dilakukan penjumlahan nilai skor pada masing-masing obyekatraksi wisata budaya. Jumlah skor total 1-5 termasuk dalam kategori tidak potensial, skor 6-10 termasuk dalam kategori kurang potensial, skor 11-15 termasuk dalam kategori cukup potensial, dan skor 16-20 termasuk dalam kategori sangat potensial. Tabel 2. Kriteria Penilaian ObyekAtraksi Wisata Budaya pada Tapak No Faktor Nilai 1 sangat buruk 2 buruk 3 baik 4 sangat baik 1 2 3 4 5 Letak Aksesibilitas Keaslian Atraksi dan Daya Tarik Fasilitas Pendukung Jarak 1 km Jalan tanah Lanskap dan budaya asli Dusun Segenter sudah berubah sama sekali Terdapat 5 lokasi di tempat lain Sarana dan prasarana kurang tersedia Jarak 500 - 1000 m Jalan batu Asimilasi, dominan budaya luar Dusun Segenter Terdapat 3 - 5 lokasi di tempat lain Sarana dan prasarana tersedia, kondisi kurang baik Jarak 50 - 500 m Jalan aspal lebar 3 m Asimilasi, dominan budaya asli Dusun Segenter Terdapat 3 lokasi di tempat lain Sarana dan prasarana tersedia, kondisi baik Jarak 50 m Jalan aspal lebar 3 m Lanskap dan budaya asli Dusun Segenter Hanya terdapat di Dusun Segenter Sarana dan prasarana tersedia, kondisi sangat baik

4.3.4 Sintesis

Tahapan ini mencakup penentuan alternatif-alternatif yang akan dilakukan dalam perencanaan selanjutnya. Rencana-rencana yang tidak sesuai akan dimodifikasi dan akan dikembangkan sesuai dengan konsep yang telah dikembangkan. Analisis yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya akan menunjukkan tapak yang berpotensi atau sesuai dengan berbagai peruntukan. Bagian yang cukup penting dari tahap ini adalah usaha menghubungkan elemen- elemen pada kawasan ini. Metode yang digunakan dalam tahapan ini adalah metode overlay dan tabulatif.

4.3.5 Perencanaan

Ide-ide dalam konsep dikembangkan dalam tahap perencanaan tata letak berbagai elemen pembentuk lanskap kawasan wisata budaya pemukiman tradisional dalam bentuk Rencana Lanskap. Proses perencanaan yang dilakukan menggunakan pendekatan perencanaan Simonds 1983 seperti terlihat pada Gambar 5. Lanskap Kawasan Wisata Budaya Segenter Zona Wisata AtraksiObyek Gambar 5. Tahapan Perencanaan Lanskap

4.4 Bentuk Hasil Studi

Hasil dari studi perencanaan lanskap Pemukiman Tradisional Segenter, Pulau Lombok, sebagai kawasan wisata budaya, meliputi : I. Rencana Tertulis 1. Konsep ruang dan jalur wisata 2. Perencanaan aktifitas dan fasilitas wisata 3. Perencanaan lanskap kawasan wisata budaya Pemukiman Tradisional Segenter II. Rencana Grafis 1. Block plan kawasan wisata budaya Pemukiman Tradisional Segenter 2. Rencana lanskap kawasan wisata budaya Pemukiman Tradisional Segenter 3. Rencana Jalur Wisata Budaya Kondisi Lingkungan Kehidupan Tradisional Masyarakat Segenter ObyekAtraksi - ruang - waktu RISET ANALISIS DAN SINTESIS KEBUTUHAN WISATA PERENCANAAN LANSKAP KONSEP Akses Sirkulasi Wisata Masyarakat Fasilitas Pelayanan Wisata Masyarakat TAHAPAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN

5.1 Konsep Dasar Perencanaan

Perencanaan lanskap Pemukiman Tradisional Segenter ditujukan untuk dapat melestarikan lanskap dan budaya vernakular yang ada pada kehidupan masyarakat asli Suku Sasak yang mendiami Kampung Segenter. Hal ini diwujudkan melalui suatu perencanaan kawasan wisata budaya yang berbasiskan kehidupan tradisional. Wisata budaya yang ada digunakan sebagai sarana informasi, rekreasi, dan edukasi sehingga wisatawan yang berkunjung dapat menginterpretasikan model dan kekayaan budaya kampung tradisional ini. Kegiatan perencanaan lanskap ini harus dapat melestarikan lanskap dan budaya vernakular yang ada sehingga dapat mengakomodasikan kehidupan tradisional masyarakat setempat serta pada saat yang bersamaan juga dapat mengakomodasikan kegiatan wisata budaya. Konsep dasar perencanaan lanskap tersebut dikembangkan melalui pendekatan wisata budaya yang dapat memberikan pengalaman yang unik dan menarik bagi wisatawan. 5.2 Pengembangan Konsep 5.2.1 Ruang dan Lanskap Wisata Penataan ruang di tapak bertujuan untuk mengakomodasikan kegiatan wisata budaya yang direncanakan dan disesuaikan dengan pola tata ruang kehidupan tradisional masyarakat yang ada. Rencana ruang yang akan dikembangkan meliputi ruang wisata budaya dan ruang pendukung kegiatan wisata budaya. Gambar 6 memperlihatkan diagram pengembangan konsep ruang pada tapak.