BAB V KONSEP PERENCANAAN
5.1 Konsep Dasar Perencanaan
Perencanaan lanskap Pemukiman Tradisional Segenter ditujukan untuk dapat melestarikan lanskap dan budaya vernakular yang ada pada kehidupan
masyarakat asli Suku Sasak yang mendiami Kampung Segenter. Hal ini diwujudkan melalui suatu perencanaan kawasan wisata budaya yang
berbasiskan kehidupan tradisional. Wisata budaya yang ada digunakan sebagai sarana informasi, rekreasi, dan edukasi sehingga wisatawan yang berkunjung
dapat menginterpretasikan model dan kekayaan budaya kampung tradisional ini. Kegiatan perencanaan lanskap ini harus dapat melestarikan lanskap dan budaya
vernakular yang ada sehingga dapat mengakomodasikan kehidupan tradisional masyarakat setempat serta pada saat yang bersamaan juga dapat
mengakomodasikan kegiatan wisata budaya. Konsep dasar perencanaan lanskap tersebut dikembangkan melalui pendekatan wisata budaya yang dapat
memberikan pengalaman yang unik dan menarik bagi wisatawan.
5.2 Pengembangan Konsep 5.2.1 Ruang dan Lanskap Wisata
Penataan ruang di tapak bertujuan untuk mengakomodasikan kegiatan wisata budaya yang direncanakan dan disesuaikan dengan pola tata ruang
kehidupan tradisional masyarakat yang ada. Rencana ruang yang akan dikembangkan meliputi ruang wisata budaya dan ruang pendukung kegiatan
wisata budaya. Gambar 6 memperlihatkan diagram pengembangan konsep ruang pada tapak.
Keterangan : : Ruang Wisata Budaya
: Sub Ruang Pelayanan : Sub Ruang Penerimaan : Ruang Pendukung Kegiatan Wisata Budaya
Gambar 6. Diagram Pengembangan Konsep Ruang Wisata Budaya Pemukiman Tradisional Segenter
a. Ruang Wisata Budaya
Ruang wisata budaya merupakan pusat dari aktivitas wisata dan menjadi tujuan utama kegiatan wisatawan untuk memperoleh pengetahuan dan
pengalaman dalam menginterpretasikan model dan kekayaan Pemukiman Tradisional Segenter. Ruang ini merupakan elemen utama atraksi wisata budaya
yang akan dikembangkan meliputi atraksi atau obyek wisata budaya yang memberikan ciri yang khas bagi kampung tradisional ini. Atraksi atau obyek
wisata yang ada dapat berdimensi ruang, seperti : rumah adat, berugak, lumbung dan obyek terbangun lainnya, serta atraksi yang berdimensi waktu, seperti :
upacara adat dan kegiatan tradisional masyarakat setempat lainnya dalam berinteraksi dengan Pencipta, sesama dan alamnya.
b. Ruang Pendukung Kegiatan Wisata Budaya
Ruang pendukung kegiatan wisata budaya terdiri dari dua sub ruang, yaitu : sub ruang penerima dan sub ruang pelayanan. Sub ruang penerima
merupakan area yang digunakan untuk menyambut wisatawan yang datang, sedangkan sub ruang pelayanan adalah area yang digunakan untuk
mengakomodasikan berbagai keperluan pengunjung sebelum melakukan kegiatan wisata budaya. Tabel 3 menunjukkan pembagian ruang, jenis aktivitas
dan fasilitas yang direncanakan :
Tabel 3. Pembagian Ruang, Jenis Aktivitas dan Fasilitas Wisata Budaya yang Direncanakan
Pembagian Ruang Jenis Aktivitas
Fasilitas Ruang
Sub Ruang
- Wisata Budaya - Kehidupan
masyarakat - Pendukung
kehidupan masyarakat
- Melihat pertunjukan seni, photo hunting,
berinteraksi dengan penduduk, berjalan
- Ragam obyek wisata budaya ruang dan
waktu, jalur sirkulasi, aula atraksi
budaya, papan informasi
- Pendukung Kegiatan Wisata Budaya
- Penerima - Pelayanan
- Melihat informasi, duduk, berjalan
- Berjalan, duduk,
berbelanja, makan dan minum,
menginap - Pintu masuk
kawasan, parkir kendaraan, kantor
pengelola, shelter - Visitor information
center, toko souvenir, home
staypenginapan, restoran, toilet,
shelter
5.2.2 Sistem Sirkulasi Wisata
Jalur sirkulasi yang akan direncanakan bertujuan untuk menghubungkan ruang-ruang dalam tapak dan mengakomodasikan berbagai aktivitas wisata dan
aktivitas masyarakat setempat. Jalur sirkulasi bagi wisatawan dimulai dari ruang penerimaan yang dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan hingga
ruang pelayanan. Selanjutnya wisatawan dapat melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki menuju ruang wisata budaya yang merupakan pusat keberadaan
atraksi dan kegiatan wisata budaya. Jalur sirkulasi bagi wisatawan pada ruang wisata budaya direncanakan
membentuk suatu jalur interpretasi sehingga wisatawan dapat mengetahui dan menikmati keseluruhan model dan kekayaan budaya yang dimiliki oleh
Pemukiman Tradisional Segenter. Melalui jalur sirkulasi tersebut wisatawan akan memasuki ruang wisata budaya melalui jalur masuk yang sama dengan jalur
keluarnya, sehingga diharapkan aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat setempat tidak terganggu oleh kegiatan wisata budaya yang ada. Jalur sirkulasi
ini akan menawarkan perjalanan yang menarik bagi wisatawan, dimana wisatawan diajak untuk menikmati suatu model kehidupan tradisional yang unik
pada suatu kawasan yang sebenarnya kurang optimal bagi kehidupan. Gambar 7 menunjukkan skema pengembangan konsep sirkulasi pada tapak.
Gambar 7. Diagram Pengembangan Konsep Jalur Interpretasi Wisata Budaya Pemukiman Tradisional Segenter
Sub Ruang Penerimaan
Sub Ruang Pelayanan
Sub Ruang Kehidupan Masyarakat : - Pola Perkampungan
- Rumah Adat Tradisional - Berugak
- Lumbung - Kandang
- Pagar
Sub Ruang Pendukung Kehidupan Masyarakat :
- Sawahladang - Pemakaman
- Masjid Kuno
BAB VI DATA DAN ANALISIS