Pola Perkampungan dan Tata Guna Lahan

6.1.3 Pola Perkampungan dan Tata Guna Lahan

Terbentuknya kampung-kampung di Pulau Lombok biasanya di mulai dari sekelompok orang yang membentuk suatu desa kecil yang kemudian semakin lama kian sempurna Buku Monografi Daerah NTB jilid I, 1977. Desa-desa atau dalam kesatuan administratif yang lebih kecil disebut dusun di Pulau Lombok, keberadaannya cenderung menyebar bahkan hingga ke bukit-bukit atau bahkan di gunung. Kemungkinan terjadinya desa-desa tersebut diakibatkan adanya bentrokan antar agama, kesukuan, dan lain-lain, sehingga untuk menghindarkan diri dari kejaran musuh, mereka harus mencari tempat-tempat yang sukar di capai. Dusun Segenter terdiri dari komplek pemukiman penduduk yang dikelilingi oleh pagar setinggi 1.5 m seluas kurang lebih 2 Ha, dan disekitar luar pagar tersebut terdapat lahan seluas kurang lebih 4.5 Ha untuk bercocok tanam penduduk setempat. Pola ruang pemukiman di Dusun segenter membentuk pola yang unik dan khas, dimana jarak antar rumah dan bangunan lainnya diatur sedemikian rupa sehingga membentuk pola yang teratur. Pola ruang khas Dusun Segenter tersebut merupakan daya tarik utama dalam pengembangan kawasan wisata budaya Dusun Segenter. Gambar 14 memperlihatkan pola perkampungan Dusun Segenter. Pemukiman Tradisional Segenter dihuni oleh kurang lebih 364 jiwa terbagi dalam 92 kepala keluarga yang menempati sekitar 80 rumah adat. Setiap rumah adat rata-rata dihuni oleh satu keluarga. Mayoritas rumah di dusun ini masih mempertahankan bentuk asli rumah tradisional Suku Sasak yang telah diwariskan oleh nenek moyang mereka secara turun-temurun. Lantai tanah, dinding anyaman bambu dan atap alang-alang merupakan ciri khas rumah tradisional Suku Sasak Bayan. Ciri lain yang membedakan rumah adat di daerah Bayan dengan rumah adat di daerah Sade atau Sembalun adalah tidak terdapatnya tangga atau dalam bahasa Sasak disebut upak-upak menuju pintu masuk pada rumah adat di daerah Bayan Gambar 15. Rumah adat di Dusun Segenter saling berhadapan ke arah barat dan timur dengan bangunan berugak di tengah-tengahnya. Tidak ada alasan yang pasti mengapa rumah-rumah di dusun ini dibuat saling berhadapan menghadap ke arah barat dan timur. Biasanya dua rumah yang saling berhadapan dimiliki oleh orang yang masih mempunyai ikatan keluarga Gambar 16. DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005 PERENCANAAN LANSKAP PEMUKIMAN TRADISIONAL SEGENTER, PULAU LOMBOK, SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA DIGAMBAR OLEH

M. IMAM SULISTIANTO A34201037