Diukur dari persepsi karyawan dalam melakukan fungsi kerjanya masing- masing sesuai dengan tanggung jawabnya;
5. Komitmen kerja Merupakan tingkat dimana karyawan mempunyai komitmen kerja dengan
perusahaan dan
tanggungjawab karyawan
terhadap perusahaan.
Pengukuran dengan menggunakan persepsi karyawan dalam membina hubungan dengan perusahaan serta tanggungjawab dan loyalitas karyawan.
Dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan hasil yang dicapai oleh seseorang berdasarkan standar atau kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
Atau karena organisasi pada dasarnya dijalankan oleh manusia, maka kinerja sesungguhnya merupakan perilaku manusia dalam memainkan peran yang
mereka lakukan di dalam suatu organisasi untuk memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan,
sehingga indikator yang digunakan pada variabel kinerja adalah menggunakan teori Bernardin yaitu: kualitas kerja, kuantitas, efektifitas,
kemandirian, dan komitmen kerja.
2.1.3 Teori-teori kinerja
a. Goal Theory Teori ini dikemukakan oleh Dessler 1997 yang disebut path
goal theory. Menurutnya performance adalah fungsi dari facilitating process dan inhibiting process. Prinsip dasarnya adalah jika seseorang
melihat bahwa performance yang tinggi itu merupakan jalur path
untuk memuaskan need goal tertentu, maka ia akan berbuat mengikuti jalur tersebut sebagai fungsi dari level of needs yang bersangkutan.
Kesimpulan dari teori ini adalah bahwa performance kerja itu merupakan fungsi dari motivasi untuk berproduksi dengan level
tertentu. Motivasinya ditentukan oleh kebutuhan yang mendasari tujuan yang bersangkutan dan merupakan alat dari tingkah laku produktif
terhadap tujuan yang diharapkan. b. Attribusi Expectancy Theory
Pertama kali dikemukakan oleh Dessler 1997, pendekatan teori atribusi ini mengenai performance kerja yang dirumuskan sebagai
berikut: P = M x A
Keterangan : P Performance kinerja
A Ability kemampuan M Motivation motivasi
Berpijak dari formula di atas, menurut teori performance adalah hasil interaksi antara motivation motivasi dan ability kemampuan.
Atas dasar ini Vroom dalam As’ad, 1991:58 menyarankan agar karyawan yang ditraining harus orang yang mempunyai motivasi tinggi,
sedangkan karyawan yang perlu dimotivasi adalah mereka yang mempunyai kemampuan yang tinggi.
2.1.4 Penilaian kinerja
Evaluasi kinerja performance evaluation dalam organisasi publik merupakan peranan kunci dalam pengembangan karyawan. Evaluasi kinerja
pada prinsipnya merupakan manifestasi dari bentuk penilaian kinerja seorang karyawan. Penilaian kinerja merupakan suatu proses organisasi dalam menilai
kinerja karyawannya. Penilaian kinerja memberikan gambaran tentang keadaan karyawan dan sekaligus dapat memberikan feedback umpan balik
bagi para karyawan Sulistiyani, 2003:223. Penilaian kinerja performance appraisal pada dasarnya merupakan
salah satu faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien. Karena adanya kebijakan atau program penilaian prestasi kerja,
berarti organisasi telah memanfaatkan secara baik atas sumber daya manusia dalam organisasi Sulistiyani, 2003:224.
2.1.5 Manfaat dan Tujuan Penilaian Kinerja