24
1. Apakah produksi ayam ras pedaging yang dihasilkan pada masing- masing peternak telah optimal ?
2. Bagaimana alokasi penggunaan input produksi yang dapat memberikan kondisi optimal ?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahaan diatas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menganalisis tingkat produksi yang optimal pada masing-masing peternak 2. Menganalisis alokasi penggunaan input-input produksi yang dapat
memberikan keuntungan maksimal
1.4. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan berguna dan bermanfaat sebagai informasi bagi : 1. Sebagai sarana bagi peneliti untuk mempunyai pengalaman dan
pengetahuan tentang kemitraan dalam komoditi ayam ras pedaging 2. Sebagai sumber informasi bagi para peternak kecil yang mengikuti pola
serupa 3. Peternak mitra CV. Janu Putro sebagai masukan dan pertimbangan
dalam menentukan tingkat produksi dan alokasi penggunaan faktor-faktor produksi di masing-masing peternak
4. Instansi-instansi yang terkait dalam bidang pendidikan tentang salah satu contoh penggunaan metode program linier dalam suatu penelitian
deskriptif pada sebuah perusahaan peternakan ayam ras pedaging CV. Janu Putro.
25
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di peternakan mitra CV. Janu Putro, peternakan ini mempunyai sembilan belas peternak yang tersebar dibeberapa
lokasi di Kecamatan Pamijahan. Penelitian ini akan dilakukan pada ke sembilan belas peternak tersebut yang ada di peternakan mitra CV. Janu Putro. Pemilihan
lokasi dilakukan secara sengaja purposive, untuk mempermudah dalam pencarian informasi data yang diinginkan. Penelitian ini dilaksanakan pada
pertengahan bulan Januari 2006.
26
II. TINJAUAN PUSTAKA
Rasyaf 1999, mengemukakan bahwa ayam ras pedaging baru dikenal menjelang periode 1980-an meskipun galur murninya sudah diketahui pada
tahun 1960-an ketika peternak mulai memeliharanya. Akan tetapi, ayam ras pedaging komersial seperti sekarang ini memang baru populer pada periode
1980-an. Pada akhir periode 1980-an pemegang kekuasaan mencanangkan penggalakan konsumsi daging ayam untuk menggantikan atau membantu
konsumsi daging ruminansia yang saat itu semakin sulit keberadaannya. Hal tersebut membawa akibat peternakan ras pedaging bangkit dan peternak
musiman muncul. Rasyaf 2002 menyatakan bahwa ada tiga unsur dalam beternak, yaitu : 1 unsur produksi, 2 unsur manajemen, dan 3 unsur pasar
dan pemasaran. Pengembangan ketiga unsur itulah yang menunjang keberhasilan peternak mengelola usaha peternakannya. Rasyaf 2004 juga
menyatakan bahwa ada lima unsur manajemen produksi ayam ras pedaging, yaitu : 1 perencanaan, 2 pengorganisasian, 3 pengarahan, 4
pengkoordinasian, dan 5 pengendalian.
2.1. Manajemen Peternakan Ayam Ras Pedaging
Sarawati 1989, mengatakan bahwa pengelolaan tata laksana merupakan suatu usaha dari peternak untuk menyediakan lingkungan hidup yang
dibutuhkan ayam, sehingga ayam tersebut mampu menunjukkan potensi secara maksimum. Usaha itu perlu dilakukan sejak awal DOC Day old chick masuk
sampai siap dipasarkan. Dengan demikian pengelolaan memegang peranan
27
besar karena bibit yang baik tanpa pengelolaan yang baik tidak akan dapat mencapai produksi yang optimum.
Menurut Bruce dan Taylor 1994, produksi adalah pembuatan suatu barangjasaoutputproduk. Faktor produksi merupakan barang atau jasa untuk
mempermudah suatu proses produksi dan turut menentukan keberhasilan suatu usaha. Tersedianya sarana produksi merupakan syarat mutlak yang harus
dipenuhi untuk melaksanakan proses produksi. Produksi yang tinggi dapat dicapai bila semua faktor produksi yang ada tersedia dalam jumlah yang cukup
dan bermutu baik dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan produksinya. Faktor-faktor penting dalam produksi ayam ras
pedaging antara lain: pakan, DOC, obat-obatan, tenaga kerja dan kandang.
2.1.1. Pakan
Pakan merupakan kumpulan bahan makanan yang layak dimakan oleh ayam dan telah disusun mengikuti aturan tertentu. Aturan itu meliputi nilai
kebutuhan gizi bagi ayam dan nilai kandungan gizi dari bahan makanan yang digunakan.
Hasil penelitian Sulvadewi 2000 menunjukkan bahwa biaya pakan ayam ras pedaging pada kelompok peternak plasma ”Jaya Broiler” adalah 69.59
persen. Hasil penelitian Imaduddin 2001 memperoleh biaya pakan 66.99 persen dari biaya produksi. Dari kenyataan ini dapat dilihat bahwa biaya pakan
merupakan biaya terbesar dari total biaya produksi yang dikeluarkan.
2.1.2. DOC Day old chick
Menurut surat keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia No 362KptsTn.12051990 yang dimakasud dengan bibit adalah ternak, telur tetas
dan embryo yang dihasilkan melalui seleksi, dan mempunyai mutu genetik yang lebih baik dari rata-rata mutu ternak. Hasil penelitian Imaduddin 2001 pada PT.
28
Ciomas Adisatwa Sukabumi menunjukkan bahwa 25.39 persen biaya produksi adalah biaya untuk DOC.
2.1.3. Obat-obatan dan Vaksin
Obat-obatan dan vaksin yang dimaksud disini adalah obat-obatan yang digunakan untuk pengobatan ternak yang terserang penyakit, vaksin untuk
pencegahan penyakit serta antibiotika dan vitamin yang dapat mendukung pertumbuhan ayam sehingga dapat tumbuh secara optimal. Cara penggunaan
obat-obatan ada tiga cara yaitu melalui air minum, melalui ransum dan melalui suntikan. Vaksin digunakan untuk mempertahankan kondisi sehat pada ternak
dan mencegah penyakit asal virus. Cara penggunaan vaksin ini ada tiga cara pula, yaitu melalui air minum, melalui suntikan dan melalui semprotan. Hasil
penelitian Imaduddin 2001 menunjukkan bahwa obat-obatan yang sering digunakan untuk pengobatan ternak ayam yang terserang penyakit diantaranya
Furazolidone, Sulfonamidos untuk pengobatan Pollorum, Tipoid, Paratipoid.
2.1.4. Tenaga Kerja
Hasil penelitian Imaduddin 2001 menunjukkan bahwa 1.53 persen biaya produksi adalah biaya tenaga kerja pada peternakan rakyat. Tenaga kerja di
usaha peternakan bersifat tidak padat karya, tetapi tidak harus dan tidak selalu padat modal. Kesibukan utama peternakan ayam ras pedaging terjadi pada saat
pemberian makanan. Selebihnya hanya menjalankan fungsi pengawasan dan pencegahan penyakit saja. Itulah sebabnya di peternakan ayam ras pedaging
dikenal sistem ”rotasi”. Artinya pekerja atau peternak mulai bekerja dari anak ayam, lalu berlanjut hingga kelompok usia tertua. Sementara hasil penelitian
Rommie1998 menunjukkan bahwa 1.74 persen biaya produksi adalah biaya tenaga kerja pada perusahaan peternakan ayam ras pedaging.
29
2.1.5. Kandang
Kandang dimaksudkan untuk menciptakan kenyamanan dan perlindungan bagi ternak, kemudahan dalam pemeliharaan dan kelancaran
proses peroduksi. Dengan kondisi kandang yang baik diharapkan dapat dicapai efisiensi produksi ayam ras pedaging yang tinggi. Dalam penelitian Dewi 1993,
menunjukkan bahwa kepadatan kandang 10 ekor m
2
menghasilkan berat karkas yang lebih baik yaitu rata-rata 1.27 kg dibandingkan dengan kepadatan kandang
12 ekor per m
2
yaitu 1.2 kg bagi ayam ras pedaging umur enam minggu.
2.2. Analisis Usaha Ayam Ras Pedaging