Kerangka Pemikiran Teoritis Optimalisasi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Peternakan Ayam Ras Pedaging Mitra CV. Janu Putro Di Kec. Pamijahan Kab. Bogor

33

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

Tujuan perusahaan dalam melakukan aktivitasnya adalah untuk memaksimumkan keuntungan. Salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk mewujudkan tujuan tadi ialah dengan menentukan kombinasi produksi yang optimum.

3.1.1. Produksi dan Kombinasi Produksi Optimum

Menurut Assuari 1999, produksi didefinisikan sebagai semua kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan utility sesuatu barang atau jasa. Secara umum produksi diartikan sebagai suatu kegiatan atau yang menstransformasikan masukan input menjadi hasil keluaran output yang berupa barang dan jasa. Proses produksi dimulai dengan adanya permintaan barang atau jasa, penyediaan input yang mendukung, proses transformasi dan terciptanya hasil produk barang dan jasa output. Output yang dihasilkan oleh suatu perusahaan tergantung pada jumlah faktor produksi input yang digunakan dalam produksi. Hubungan penggunaan input dan ouput ini dapat dicirikan menggunakan suatu fungsi produksi. Fungsi produksi adalah hubungan antara masukan dengan keluaran artinya : teknologi produksi yang dinyatakan secara numerik atau sistematis Nicholson, 1995. Dalam bentuk matematika sederhana, fungsi produksi dapat dituliskan sebagai berikut : Y = f X1, X2, X3,……, Xn Dimana : Y = Jumlah hasil produksi output 34 Xi = Faktor-faktor produksi input f = Bentuk hubungan yang mentransformasikan input kedalam output Berdasarkan hubungan antara faktor produksi dan produksi pada fungsi produksi maka hal tersebut merupakan konsep efisiensi teknis. Penggunaan fungsi produksi dalam memproduksi output akan dikatakan efisien secara teknis apabila penggunaan fungsi produksi tersebut dapat menghasilkan suatu produksi yang maksimal. Menurut Nicholson 1995, seseorang pengusaha mencapai keuntungan maksimal bila telah menentukan pilihan kombinasi faktor-faktor produksi secara optimal. Optimalisasi penggunaan fungsi produksi pada prinsipnya adalah bagaimana penggunaan faktor-faktor produksi dilakukan seefisien mungkin Soekartawi, 1994. Dengan kata lain efisiensi akan tercapai pada saat penggunaan faktor-faktor produksi sudah optimal. Hubungan fisik antara input dan output dapat digambarkan suatu fungsi produksi seperti pada Gambar 1. Berdasarkan elastisitas produksi, daerah produksi dapat dibedakan menjadi tiga yaitu : 1. Daerah I daerah irrasional atau kenaikan hasil yang semakin bertambah, daerahyang elastisitas produksi 1. Produk Marjinal PM mencapai titik maksimal dam kemudian mengalami penurunan, namun penurunan tersebut masih lebih besar dari Produk Rata-Rata PR. PM akan mempunyai nilai yang sama dengan PR pada saat PR maksimal. 2. Daerah II daerah rasional atau kenaikan hasil tetap, daerah yang elastisitas produksinya antara 0 dan 1. Keuntungan maksimal akan tercapai karena faktor-faktor produksi telah digunakan secara maksimal. 3. Daerah III daerah irrasional atau kenaikan hasil menurun, daerah yang elastisitas produksinya 1. Produk Total PT akan mengalami penurunan, 35 ditunjukkan oleh PM yang bernilai negatif dan faktor produksi yang sudah dipakai sudah tidak efisien. Hubungan fisik antara faktor produksi dengan produksi dapat digambarkan dalam suatu proses produksi seperti pada Gambar 1. Y PT DAERAH I DAERAH II DAERAH III Xn Y PR X1 X2 X3 PM Xn Gambar 1. Elastisitas Produksi dan Daerah-daerah Produksi PM = Produk Marjinal, PR = Produk Rata-Rata dan PT = Produk Total Sumber : Lipsey et. al. 1987 36 Agar dapat memaksimumkan keuntungan maka perusahaan harus melakukan produksi pada tingkat optimal. Penentuan kombinasi produksi optimum dijelaskan melalui kurva kemungkinan produksi production possibility curve dan garis isorevenue. Kurva kemungkinan produksi KKP menunjukkan semua kombinasi keluaran output yang dapat dihasilkan oleh satuan ekonomi tertentu dengan menggunakan sumberdaya yang sudah tertentu jumlahnya Nicholson, 1995. Dengan kata lain, KKP adalah suatu kurva yang dapat menjelaskan tentang kombinasi produk atau output yang dapat dihasilkan melalui penggunaan sumberdaya dalam jumlah tertentu secara efisien. KKP juga disebut isoresource curve karena masing-masing titik dalam kurva tersebut menunjukkan kombinasi output yang dapat dihasilkan dengan menggunakan sejumlah input yang sama. Sebaliknya garis isorevenue adalah memberikan penerimaan tertentu kepada perusahaan. Output X 2 A u C Gambar 2. Memaksimumkan Penerimaan dengan Tingkat Produksi Tertentu Sumber : Nicholson, Water. 1995. b E a w s TR 2 TR 1 O t r v B Output X 1 37 Keterangan : OAEB : kombinasi produksi yang dapat dicapai C : kombinasi produksi yang tidak dapat dicapai u, x,w : output X 2 t,r,v : input X 1 a : titik kombinasi produksi X 1 sebesar t dengan X 2 sebesar u b : titik kombinasi produksi X 1 sebesar v dengan X 2 sebesar w E : titik kombinasi produksi optimum TR 1 : total penerimaan pada saat berproduksi X 1 sebanyak v dan X 2 sebesar w TR 2 : total penerimaan pada saat berproduksi X 1 sebanyak r dan X 2 sebanyak r Perusahaan diasumsikan menggunakan sumberdaya yang ada untuk memproduksi dua barang yaitu X 1 dan X 2 Gambar 1. KKP antara X 1 dan X 2 ditunjukkan oleh daerah OAEB. Batas kemungkinan produksi production possibility boundary yang membatasi antara kombinasi produksi yang dapat dicapai dengan yang tidak dapat dicapai diperlihatkan oleh AEB. Titik di sebelah kiri bawah kurva merupakan kombinasi produk yang dapat dicapai tanpa menghabiskan sumberdaya yang tersedia. Sedangkan titik-titik di kanan atas kurva merupakan kombinasi produk yang tidak dapat dicapai karena tidak cukupnya sumberdaya untuk memproduksi kedua jenis barang tersebut. Menurut Lipsey 1987, batas kemungkinan produksi mengutarakan tiga konsep, yaitu : 1. Kelangkaan scarcity. Diperlihatkan oleh kombinasi-kombinasi yang tidak bisa dicapai melebihi batas. 2. Pilihan choice. Ditunjukkan oleh kebutuhan memilih dari sekian titik-titik alternatif yang bisa dicapai sepanjang batas 3. Biaya peluang opportunity cost. Diperlihatkan dengan kemiringan batas tersebut kekanan bawah Kelangkaan menyebabkan adanya pilihan-pilihan dan setiap pilihan mencerminkan biaya peluangnya. Akibat keterbatasan sumberdaya, keputusan untuk memproduksi barang X 1 lebih banyak berdampak kepada pengurangan 38 produksi barang lain X 2 . hal ini mencerminkan konsep opportunity cost, yakni suatu ukuran yang menyatakan jumlah barang lain yang harus dikorbankan untuk menambah barang X sebesar satu satuan. Bentuk KKP yang cembung melambangkan peningkatan biaya peluang increasing opportunity cost dalam memproduksi kedua komoditi tersebut. Titik E yaitu titik pada saat KKP bersinggungan dengan garis isorevenue merupakan titik kombinasi produksi yang optimum. Pada Gambar 1 perusahaan berproduksi barang X 1 sebesar r dan barang X 2 sebesar s, sehingga total penerimaan yang diterima perusahaan maksimal, yaitu sebanyak TR 2 . Kombinasi produksi di titik a yaitu pada saat perusahaan memproduksi X 1 sebesar t dan X 2 sebesar u bukanlah kombinasi produksi optimal, karena total penerimaan yang dihasilkan lebih rendah dari TR 2 . begitu pula pada saat perusahaan melakukan kombinasi di titik b yaitu produksi X 1 sebanyak v dan X 2 sebanyak w maka akan didapat total penerimaan sebesar TR 1 yang lebih sedikit dibandingkan dengan TR 2 .

3.1.2 Teori Optimalisasi

Optimalisasi adalah pendekatan normatif dengan mengidentifikasikan penyelesaian terbaik dari suatu permasalahan yang diarahkan pada titik maksimum atau minimum suatu fungsi tujuan. Perilaku optimalisasi yang dilakukan perusahaan dalam rangka mencapai keuntungan maksimum dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : 1. Maksimisasi, yaitu menggunakan atau mengalokasikan masukan yang sudah tertentu untuk mendapatkan keuntungan maksimal contsrained output maxsimaztion 2. Minimisasi, yaitu menghasilkan tingkat output tertentu dengan menggunakan masukan biaya yang paling minimal contstained output minimization 39 Secara umum, jenis persoalan optimalisasi ini meliputi optimalisasi tanpa kendala dan optimalisasi dengan kendala. Dalam optimalisasi tanpa kendala, faktor-faktor yang menjadi kendala terhadap fungsi tujuan diabaikan sehingga dalam menentukan nilai maksimum atau minimum tidak terdapat batasan- batasan terhadap berbagai pilihan X yang tersedia. Pada kasus yang tidak dibatasi, kondisi order pertama menyatakan bahwa setiap kegiatan yang berkontribusi terhadap sasaran pelaku ekonomi harus ditingkatkan sampai titik dimana kontribusi marjinal dari peningkatan lebih lanjut adalah nol. Dalam istilah matematis istilah kondisi order pertama untuk sebuah optimum mengharuskan semua derivatif parsial sama dengan nol Nicholson, 1995. Dalam menyelesaikan optimalisasi berkendala, telah terdapat beberapa tekhnik optimalisasi seperti metode regresi berganda dan metode program linier. Metode regresi berganda menggunakan asumsi bahwa faktor-faktor produksi yang dapat mewakili variabel-variabel yang mempengaruhi hasil produksi dan data tersebar normal. Metode ini menggunakan persamaan yang melibatkan dua atau lebih variabel, dimana variabel yang satu variabel yang dijelaskan Y dan yang lain disebut variabel yang menjelaskan X. Sementara metode program linier merupakan metode yang digunakan untuk memecahkan masalah optimalisasi berkendala di mana fungsi tujuan maupun kendala adalah fungsi linier. Metode ini dapat dilakukan baik secara manual maupun dengan bantuan komputer untuk menghasilkan solusi yang cepat dan akurat bagi para praktisi manajemen perusahaan. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode program liner. 40

3.1.3. Program Linier

Program linier berguna dalam membantu manajer untuk merencanakan dan mengambil keputusan relatif dari pengalokasian sumberdaya. Program linier dapat diterapkan secara luas untuk memecahkan masalah-masalah di bidang ekonomi, pertanian, kemiliteran, transportasi, bisnis, industri dan sebagainya. Dalam merumuskan suatu persoalan atau permasalahan yang di hadapi kedalam model program linier, terdapat karekteristik-karakteristik yang harus dipenuhi yaitu Nasendi dan anwar, 1985: 1. Ada tujuan yang akan dicapai secara tegas dan jelas 2. Terdapat berbagai alternatif kegitan untuk mencapai tujuan tersebut 3. Terbatasnya sumberdaya yang tersedia 4. Dapat dirumuskan secara kuantitatif 5. Adanya keterkaitan antar variabel Menurut Nicholson 1995, program linier mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari program linier adalah : 1. Mudah dilaksanakan apabila menggunakan alat bantu komputer 2. Dapat memakai banyak variabel sehingga berbagai kemungkinan untuk memperoleh pemanfaatan sumberdaya yang optimum dapat tercapai 3. Fungsi tujuan dapat di fleksibelkan sesuai dengan tujuan penelitian atau berdasarkan data yang tersedia Kelemahan dari program linear adalah sulitnya analisis dengan banyak variabel jika tidak tersedia alat bantu komputer. Kelemahan lainnya adalah tidak diperhitungkan adanya economic of scale untuk memenuhi asumsi linearitas. Oleh karena itu. Program linier kurang mewakili keadaan yang sebenarnya. Program linier terdiri dari fungsi tujuan dan fungsi kendala. Fungsi tujuan adalah fungsi yang menggambarkan sasaran atau tujuan dalam permasalahan program linier yang berkaitan dengan pengaturan secara optimal sumber-sumber untuk 41 memperoleh keuntungan maksimal atau biaya minimal. Fungsi kendala adalah bentuk penyajian secara matematis kendala-kendala kapasitas yang tersedia yang akan dialokasikan secara optimal ke berbagai kegiatan. Dalam kehidupan nyata terdapat ketidakpastian akibat kondisi yang selalu berubah. Oleh karena itu dibutuhkan analisis sensitivitas untuk mengetahui sejauh mana perubahan tersebut mempengaruhi solusi optimal. Pada dasarnya analisis sensitivitas dirancang untuk mempelajari akibat perubahan dalam parameter model program linier terhadap pemecahan optimum Taha, 1996. Perubahan tersebut meliputi perubahan kapasitas sumberdaya nilai sebelah kanan dari masing-masing kendala, perubahan pada koefisien fungsi kendala, penambahan variabel baru serta penambahan fungsi kendala baru. Analisis ini memberikan karakteristik dinamis pada model yang memungkinkan analis mempelajari perilaku pemecahan optimum sebagai hasil dari perubahan dalam parameter model. Sedangkan tujuan akhir dari analisis adalah untuk mengetahui informasi mengenai pemecahan optimum yang baru dan yang dimungkinkan yang bersesuaian dengan perubahan dalam parameter tersebut dengan perhitungan tambahan yang minimal. Analisis sensitivitas atau kepekaan digunakan untuk mengetahui pengaruh dari perubahan tersebut terhadap kondisi optimal, dimana akan dihasilkan suatu selang perubahan. Apabila perubahan yang terjadi masih didalam selang maka hasil kondisi optimal relatif stabil. Selang tersebut terdiri atas batas minimumbatas penurunan allowable decrease dan batas maksimumbatas kenaiakan allowable increase. Batas minimum memperlihatkan besarnya penurunan nilai parameter atau nilai ruas kanan kendala yang diperbolehkan. Dalam perubahan pada biaya dan harga terhadap perencanaan produksi yang sama, apabila perubahan-perubahan tersebut masih 42 berada dalam selang yang diperbolehkan maka kondisi optimal tidak akan berubah.

3.2. Kerangka Pemikiran Konseptual