54
V. POLA KEMITRAAN USAHAT ANI AYAM RAS PEDAGING PADA CV JANU PUTRO
5.1. Pola kemitraan
Kemitraan adalah suatu hubungan kerjasama antara kedua belah pihak, dimana ada yang berperan sebagai inti dan plasma. CV Janu putro berperan
sebagai inti dari usaha budidaya ayam ras pedaging pada peternakan rakyat plasma yang berada di Kecamatan Pamijahan, Bogor Barat. Menurut
Simatupang 1997, mekanisme pola kemitraan diatur dalam suatu kontrak kesepakatan. Seluruh mekanisme kemitraan ditetapkan oleh inti dan disetujui
oleh plasma yaitu 1 Persyaratan mengikuti pola kemitraan usaha ; 2 Cara penetapan harga sarana produksi peternakan dan hasil panen ; 3 Pola
pengaturan produksi ; 4 sistem pengawasan inti ; 5 Pemberian Bonus dan sanksi dan 6 Teknik budidaya ayam ras pedaging.
5.1. 1. Persyaratan Peternak Plasma
Persyaratan untuk mengikuti pola kemitraan usaha merupakan dasar dari kerjasama yang akan dilakukan inti maupun plasma. Inti mempunyai alasan yang
cukup kuat untuk persyaratan tempat tinggal, yang dimaksudkan untuk mempermudah hubungan antara kedua belah pihak demi kelancaran jalannya
kemitraan usaha. Persyaratan agunan adalah salah satu jaminan yang telah ditetapkan
oleh inti, jaminan ini dimaksudkan untuk mengikat para peternak mitranya agar lebih bersungguh-sungguh dalam menjalankan kewajiban sebagai plasma.
Agunan dapat berupa sertifikat tanah, bangunan, dan Bukti Pemilikan Kendaraan
55
Bermotor BPKB. Perjanjian mengenai agunan ini dibuat melalui surat perjanjian antara inti dengan plasma yang disahkan dan ditandatangani didepan notaris
yang telah ditunjuk oleh inti pada saat pendaftaran. Adapun persyaratan pola kemitraan usaha CV Janu Putro dengan plasmanya
adalah : 1. Mempunyai tempat tinggal yang tetap
2. Memberikan agunan sebagai jaminan bagi inti 3. Menandatangani surat perjanjian kontrak
4. Mengetahui bidang peternakan ayam ras pedaging 5. Menyediakan kandang, peralatan, tenaga kerja, perlengkapan dan sarana
lain yang diperlukan dalam budidaya ayam ras pedaging. Kandang, peralatan dan perlengkapan merupakan modal utama untuk
beternak, dan harus dalam kondisi yang baik dan layak untuk digunakan. Menjamin kesinambungan jalannya kerjasama, inti sangat menekankan kejujuran
agar dapat menumbuhkan rasa saling percaya diantara kedua belah pihak
5.1.2. Hak dan Kewajiban Inti dan Plasma
Inti berperan sebagai pemasok sarana produksi peternakan meliputi, DOC, pakan, vaksin dan obat-obatan, serta bahan kimia. Inti juga memberikan
pengawasan dan penyuluhan kepada plasma yang dilakukan setiap harinya. Kewajiban plasma adalah melakukan usaha ayam ras pedaging dengan
sebaik-baiknya. Pada akhir siklus produksi, para peternak plasma menyerahkan kembali seluruh ayam ras pedaging yang dihasilkannya kepada inti untuk dijual.
Hak plasma adalah menerima bimbingan teknis dan menerima pasokan sarana produksi peternakan dari inti.
Hal yang sangat penting dalam pola kemitraan usaha ini adalah pemasaran. Seluruh hasil produksi peternak plasma berupa ayam ras pedaging
56
dipasarkan inti ke wilayah pasar Bogor, pasar Depok dan kewilayah Jakarta yaitu pasar Kramat Jati. Inti memasarkan ayam ras pedaging dalam bentuk ayam
hidup, besarnya permintaan hasil produksi tergantung pada permintaan pasar.
5.1.3. Penetapan Harga Sarana Produksi Peternakan dan Hasil Panen
Harga sarana produksi peternakan DOC, pakan, vaksin, obat-obatan dan vitamin serta ayam hasil panen yang ditetapkan inti yaitu berdasarkan harga
kontrak Tabel 4. Harga kontrak yaitu harga yang ditetapkan oleh suatu harga dasar yang disepakati oleh kedua belah pihak. Harga kontrak ditentukan oleh inti
pada setiap periode yaitu sebelum pengiriman bibit ayam DOC dan sarana produksi ternak lainnya ketempat peternak plasma.
Tabel 4. Sistem Penetapan Harga Sarana Produksi Peternakan Ayam Ras Pedaging Pada CV Janu Putro Tahun 2005-2006
Sarana Produksi Harga Pasar
RpKg Harga Kontrak
RpKg
Harga Pakan 2850
3000 Harga DOC
2600 3000
Harga Vaksin dan obat-obatan 70.000
80.000 Penetapan harga hasil panen dilakukan berdasarkan harga yang telah
ditetapkan sebelumnya, biasanya disebut harga kontrak dan ditetapkan oleh inti Tabel 4. Biasanya harga kontrak yang disepakati selalu berada di atas harga
pasar. Hal inilah yang merangsang CV Janu Putro untuk berbisnis dalam kemitraan, dimana keuntungan yang diperoleh berasal dari penjualan sarana
produksi peternakan. Peternak juga merasakan keuntungan yang sama, karena harga jual ayam ras pedaging juga selalu di atas harga pasar, dimana harga
ayam ras pedaging di pasar Rp 7.500kg, sementara harga kontrak sebesar Rp 8.030kg, sehingga peternak tidak kawatir akan jatuhnya harga ayam selain itu
57
peternak terjamin dalam pasokan DOC, pakan, vaksin, obat-obatan dan vitamin.serta merasa mudah dalam memasarkan ayam.
5.1.4 Pola Pengaturan Produksi
Pola pengaturan produksi merupakan pola yang ditetapkan inti untuk memperoleh jumlah produksi yang dikehendaki sesuai dengan kapasitas dan
kemampuan yang ada. Pemanenan hasil produksi dilakukan dengan memperhatikan kondisi pasar permintaan pasar dan harga pasar yang berlaku
serta kesiapan ayam untuk dipanen dengan bobot hidup panen umumnya adalah 1.6 kg pada umur berkisar 35 hari.
Skala usaha berhubungan dengan kapasitas tampung kandang dan yang berlaku adalah satu meter persegi untuk 8 sampai 10 ekor ayam, sehingga
dengan pertimbangan tersebut kandang tidak terisi dengan melebihi kapasitas tampungnya. Kesepakatan antara inti dan plasma juga menjadi pertimbangan.
5.1.5. Bentuk Pengawasan Inti
Sistem pengawasan sangat diperlukan demi kelancaran kerjasama antara inti dengan plasma, mengingat wilayah plasma tersebar diberbagai desa dan
relatif jauh dari inti. Pengawasan dilakukan oleh dua orang Petugas Penyuluh Lapangan PPL. Frekuensi pengawasan inti terhadap plasma dilakukan hampir
setiap harinya. Kegitan-kegiatan yang dilakukan oleh PPL adalah : pengontrolan penggunaan pakan oleh peternak, pengontrolan mortalitas ayam ras pedaging,
sanitasi kandang, peralatan dan pengontrolan kesehatan ternak.
5.1.6. Bonus dan Sanksi
Perusahaan inti menerapkan sistem bonus dan sanksi pada peternak plasma. Bonus yang diberikan oleh inti kepada peternak plasma yang memiliki
prestasi baik yang dinilai dari rasio konversi pakan FCR dan mortalitas selama periode pemeliharaan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan oleh pihak
58
inti. Bonus tersebut dalam bentuk biaya kompensasi prestasi apabila selisih FCR aktual dengan FCR standar yaitu :
1. 0,000 – 0,067 memperoleh bonus sebesar Rp 50kg panen 2. 0,068 – 0,11 memperoleh bonus sebesar Rp 75kg panen
3. = 0,119 memperoleh bonus sebesar Rp100kg panen Sanksi yang diberikan oleh inti pada plasmanya adalah apabila peternak
tidak mengindahkan intruksi atau peringatan yang diberikan oleh pihak inti. Bentuk dari pemberian sanksi sesuai dari kesalahan, seperti teguran lisan yang
diberikan selama satu periode, apabila peternak tidak mengindahkan teguran tersebut maka inti berhak untuk memutuskan atau menghentikan hubungan
kerjasama kemitraan.
5.2. Gambaran Umum Perusahaan Inti