Potret Tenaga Kerja di Sektor Pertanian

19 perusahaan cenderung untuk mempekerjakan tenaga kerja dengan tingkat upah sama dengan nilai produk marginal tenaga kerja. VMPL menunjukkan tingkat upah maksimum yang mau dibayarkan oleh perusahaan agar keuntungan perusahaan maksimum. Berlawanan dengan fungsi penawaran tenaga kerja, maka permintaan terhadap tenaga kerja berkurang bila tingkat upah naik. Besarnya elastisitas permintan tenaga kerja tergantung pada : 1 Kemungkinan subsitusi tenaga kerja dengan faktor produksi yang lain, 2 Elastisitas permintaan terhadap barang yang dihasilkan, 3 Proporsi biaya karyawan terhadap seluruh biaya produksi, dan 4 Elastisitas persediaan faktor produksi pelengkap lainnya.

2.3.2. Potret Tenaga Kerja di Sektor Pertanian

Tenaga kerja di sektor pertanian adalah tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan pertanian dalam arti luas yang meliputi usahatani, peternakan, nelayan, petani tambak baik sektor buruh maupun pengelolaan usahatani. Jumlah tenaga kerja di sektor pertanian pada tahun 2000 adalah 40.970.856 orang BPS, 2000. Berdasarkan bidang usaha, sektor pertanian dibagi atas subsektor tanaman panganpalawija, hortikultura, perkebunan, peternakan, mixed farming, jasa pertanian, perikanan, dan kehutanan. Dilihat dari jumlah tenaga kerja yang terlibat, sektor pertanian paling dominan dalam menciptakan kesempatan kerja. Pada tahun 2002, kesempatan kerja yang diciptakan di sektor pertanian sebanyak 40,63 juta orang 44,34. Sebagian besar tenaga kerja pertanian berada pada sub sektor tanaman panganpalawija, hortikultura, dan perkebunan, yang jumlahnya 20 pada tahun 2002 mencapai 34,9 juta orang atau 84,15 persen dari total tenaga kerja pertanian di luar perikanan dan kehutanan 39.173.283 jiwa Tabel 4. Potret Tenaga Kerja di Sektor Pertanian Tahun 2002-2009 3 No Uraian Keterangan 1 Jumlah tenaga kerja di sektor pertanian a. Tahun 2002 b. Tahun 2009 perkiraan 40,634 juta 44,3 42,4 Juta 2 Sebaran TK menurut sub sektor tahun 2002 a. Tan.panganpalawijahortikulturaperkebunan b. Peternakan c. Mixed farming d. Jasa pertanian Total tidak termasuk perikanan, kehutanan 34.921.185 84,15 2.706.135 6,91 601.665 1,53 944.298 2,41 39.173.283 3 Angka produktivitas sektor Pertanian a. Tahun 2002 b. Tahun 2003 Rp. 1,69 jutaorang Rp. 1,68 jutaorang 4 Sebaran TK menurut umur tahun 2002 a. 10 - 24 b. 25 - 44 tahun c. 45 th 6.184.551 16 18.128.777 46 14.859.955 38 5 TK Pertanian menurut tingkat pendidikan tahun 2002 a. SD b. SLTP c. SLTA d. PT 38.210.995 81,68 5.028.849 12,84 2.042.619 5,21 107.226 0,27 6 Curahan jam kerja tahun 2002 a. Kurang 35 jammg b. Lebih 35 jammg 23.268.178 59 15.905.105 41 7 Peningkatan Jumlah RT pertanian tahun 2002 a. Jawa b. Luar Jawa c. Indonesia 1,97 2,74 2,31 8 Penduduk miskin bekerja di sektor pertanian a. Tahun 2002 b. Tahun 2003 20.604.600 57,8 22.250.600 59,6 9 Setengah Penganggur di Sektor pertanian Tahun 2002 70,2 Sumber : Rencana Tenaga Kerja Nasional 2004-2009 Produktivitas tenaga kerja sektor pertanian adalah yang paling rendah dibandingkan dengan sektor lain. Pada tahun 2002 produktivitas sektor pertanian bernilai 1,68 juta rupiah per orang dan pada tahun 2003 nilainya turun menjadi 1.68 juta rupiah per orang. Angka produktivitas sektor pertanian ini sangat rendah 3 www.nakertrans.go . id 21 jika dibandingkan dengan sektor pertambangan, listrik, gas dan air yang angka produktivitasnya mencapai Rp 54,94 juta per orang Soegiharto, 2004. Angka produktivitas tersebut mengandung arti bahwa kondisi pekerja di sektor pertanian sangat memprihatinkan dan dapat pula dikatakan bahwa sektor pertanian saat ini dalam kondisi yang sudah jenuh terhadap kesempatan kerja. Rendahnya produktivitas tenaga kerja pertanian dipengaruhi oleh kondisi umur, tingkat pendidikan, curahan jam kerja, dan luas garapan petani. Sebaran tenaga kerja pertanian di luar perikanan dan kehutanan berdasarkan kelompok umur memperlihatkan bahwa, sebagian besar berada pada umur 25-44 tahun 46, kemudian kelompok umur diatas 45 tahun 38, dan kelompok umur kurang dari 25 tahun 16. Mengamati komposisi umur tenaga kerja tersebut dikhawatirkan di masa depan akan kekurangan tenaga kerja pertanian. Sektor pertanian menunjukan trend aging agriculture , yaitu suatu kondisi dimana tenaga kerja yang berada di pertanian adalah tenaga kerja yang berusia lanjut. Tenaga kerja pertanian sampai saat ini masih didominasi oleh tenaga kerja dengan tingkat pendidikan SD ke bawah, yang jumlahnya mencapai 81 persen dari tenaga kerja pertanian.

2.4. Pendapatan Usaha