49 plasma seluas 4.455 hektar. Kebun inti terdiri dari 2 estate yaitu Air Balam estate
dan Sei Aur estate. Kebun plasma terdiri dari 3 KUD yaitu KUD Sungai Aur, KUD Parit, KUD Silawai Jaya dan satu kelompok tani yaitu Kelompok Tani
Nagari Parit KPNP . Penanaman dilakukan secara bertahap sejak tahun 1991 sampai dengan sekarang. Kebun inti memiliki tanaman menghasilkan seluas
7.862,4 hektar dan tanaman belum menghasilkan seluas 263 hektar. Untuk kebun plasma belum dilakukan konversi kecuali untuk Kelompok Tani Nagari Parit
KPNP yang dikonversi kepada petani tanggal 15 Januari 2005.
5.2.2. Pola Bapak Angkat Anak Angkat Plasma KKPA project
Pola kemitraan bapak angkat anak angkat adalah pola kemitraan perkebunan kelapa sawit dengan menggunakan Perusahaan Perkebunan Besar
BUMN, PBSN, dan PMA sebagai bapak angkat yang mempunyai lahan inti dan membangun perkebunan rakyat plasma sebagai anak angkat dalam suatu sistem
kerjasama yang saling menguntungkan bersama dengan lembaga keuangan perbankan. Bapak angkat merupakan badan usaha berskala besar yang telah
melaksanakan program kemitraan seperti BUMN, Perkebunan Besar Swasta PBSN dan PMA. Anak angkat adalah Koperasi Unit Desa KUD yang dibentuk
oleh petani peserta untuk mengurus kepentingan anggotanya dan mewakili kelompok tani dalam segala hubungannya dengan perusahaan bapak angkat
maupun perbankan. Maksud pola kemitraan bapak angkat anak angkat dibidang perkebunan
kelapa sawit adalah untuk membangun dan membina perkebunan rakyat dengan teknologi maju. Tujuan pola kemitraan bapak angkat anak angkat dibidang
50 perkebunan kelapa sawit adalah untuk meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan masyarakat dipedesaan sebagai peserta plasma. Sasaran pola kemitraan bapak angkat anak angkat dibidang perkebunan kelapa sawit adalah
masyarakat yang ekonomi lemah dan berada disekitar wilayah perkebunan bapak angkat inti sehingga kehidupan dan ekonominya lebih baik dari sebelumnya.
Pola kemitraan bapak angkat anak angkat PT BPP dikenal dengan Plasma KKPA project. KKPA atau Kredit Koperasi Primer untuk Anggota adalah fasilitas
kredit yang diberikan kepada petani peserta melalui KUD dan dipergunakan untuk membangun kebun anak angkat. Pengadaan tanah kebun plasma KKPA project
berasal dari penyerahan tanah oleh ninik mamakpemilikpenguasa tanah ulayat adat yang diserahkan kepada Negara melalui pemerintah daerah yang selanjutnya
diperuntukan bagi kelompok tani peserta plasma untuk dijadikan areal kebun plasma dengan pola bapak angkat anak angkat. Petani peserta plasma KKPA
adalah petani yang ditetapkan sebagai penerima pemilikan kebun anak angkat atau petani pemilik lahan yang diikutkan dalam proyek pola kemitraan bapak angkat
anak angkat. Pola penumbuhan dan pengembangan organisasi petani plasma KKPA
dilakukan dengan menggabungkan petani peserta plasma beberapa desa kedalam suatu KUD yang telah ada melalui program KKPA yang dalam pelaksanaan
manajemen digerakkan oleh pembina. Pembina program KKPA adalah PT BPP dan intansi pemerintah seperti dinas koperasi, dinas perkebunan dan badan
pertanahan nasional. KUD merupakan kerjasama dari beberapa kelompok tani peserta program KKPA. Kelompok petani adalah wadah kerjasama usahatani pada
suatu kesatuan produksi dari blok kebun yang merupakan hamparan, minimal 25
51 Kepala Keluarga KK. Pembina melaksanakan studi banding dan pelatihan untuk
tenaga administrasi KUD dan kelompok tani. PT BPP telah berhasil membangun beberapa KKPA project yakni :
1. KKPA Sungai Aur. KKPA ini ditandatangani bulan Agustus 1994 dan
dibangun sejak tahun 1995. Pada tahun 2005 pembangunan perkebunan untuk KKPA Sungai Aur telah mencapai 3.021 hektar sedangkan akad kredit dengan
KUD Sungai Aur adalah 4.570 hektar. Untuk lahan yang belum ditanami kelapa sawit akan direalisasikan pada tahun-tahun ke depan. Jumlah petani
peserta KKPA Sungai Aur adalah 2.366 KK. 2.
KKPA Parit dimulai tahun 1995 dengan akad kredit 1800 Ha. Tahun 2005 telah dibangun kebun kelapa sawit seluas 1407 Ha. Jumlah petani peserta
adalah 905 KK. 3.
KPNP dibangun tahun 1992 dengan dana yang diperoleh dari PT. BPP. Kebun plasma KPNP telah dikonversi kepada petani tanggal 15 januari 2005 dengan
luas 250,6 hektar. Jumlah petani peserta adalah 404 KK. 4.
Silawai Jaya dibangun sejak tahun 1996 didanai oleh PT. BPP. Sampai tahun 2005 telah mencapai luas 320 hektar dengan petani peserta sebanyak 277 KK.
Pembangunan KKPA Sungai Aur dan Parit pada awalnya didanai oleh Bank Nusa Internasional dan Bank Nasional tetapi dana dari bank ini terhenti
pada bulan Juli 1997. Dalam kegiatan selanjutnya pendanaaan kebun plasma ini diteruskan refinancing oleh Bank Niaga Jakarta. Dana berupa kredit yang
pengembaliannya berdasarkan angsuran kredit dengan suku bunga pinjaman 9,5 persen per tahun.
52 Dalam pola kemitraan ini, bapak angkat dan anak angkat memiliki tugas
dan kewajiban sendiri. Hal itu dijabarkan sebagai berikut :
A. Tugas dan Kewajiban PT BPP sebagai Bapak Angkat :
1. Membangun kebun inti dan fasilitas lainnya yang dapat menampung hasil
perkebunan anak angkat. 2.
Membantu anak angkat untuk mendapatkan kredit dari perbankan guna pembangunan kebun.
3. Menyediakan jaminan bagi anak angkat untuk memperoleh kredit sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. 4.
Mengadakan kontrak kerja bersama anak angkat dalam melaksanakan pembangunan kebun.
5. Membina secara teknis anak angkat agar mampu mengusahakan kebunnya
dengan baik. 6.
Membeli hasil produksi kebun anak angkat dengan harga yang layak sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh Menteri Pertanian dan Direktur
Jenderal Perkebunan, minimal selama satu periode tanaman ± 25 tahun. 7.
Membina secara teknis KUD agar mampu mengkoordinir kelompok petanipetani peserta plasma.
8. Memberikan bagian-bagian pekerjaan kepada anak angkat untuk yang mampu
melakukan. 9.
Melakukan koordinasi dengan anak angkat dalam rangka penggunaan setiap dana yang dikeluarkan untuk pembangunan kebun anak angkat.
10. Melaksanakan pelayanan usaha terhadap anak angkat seperti saprotan,
pengangkutan hasil, pemeliharaan jalan dan lain-lain.
53 11.
Membina anak angkat bersama-sama dengan pemerintah daerah agar anak angkat lebih mandiri sesuai dengan fungsinya.
12. Bersama-sama dengan anak angkat dan bank yang ditunjuk untuk
mendistribusikan hasil penjualan, seperti untuk angsuran kredit, untuk pendapatan petani, dana perawatan, dana replanting, saprotan dan lain-lain.
13. Mentaati semua perjanjian kerjasama dalam rangka pola kemitraan sesuai
dengan kesepakatan yang telah disetujui dan ditandatangani. 14.
Memberikan kesempatan kerja dikebun kepada anggota kelompok tani peserta plasma dan masyarakat setempat.
15. Memperoleh manajemen fee dari anak angkat sesuai dengan ketentuan.
B. Tugas dan Kewajiban Anak AngkatKoperasi Unit Desa KUD :
1. KUD didalam pola kemitraan bapak angkat anak angkat adalah KUD yang
telah ada di daerah yang bersangkutan atau KUD yang dibentuk oleh petani peserta plasma untuk mengurus segala kepentingannya dalam bidang usaha
yang berkaitan dengan pola kemitraan bapak angkat anak angkat. 2.
Pengurus KUD dipilih secara demokratis oleh dari anggota KUD yang merupakan satu-satunya wadah kegiatan para petani peserta plasma dan
mewakilinya dalam berhubungan dengan perusahaan bapak angkat dan pihak- pihak lainnya.
3. Untuk mempermudah pembinaan oleh KUD sebagai anak angkat yang
membawahi beberapa kelompok petani, diperlukan tenaga kerja yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang khusus , sebagai berikut :
a Manajer KUD.
b Ketua kelompok kebun plasma satu orang ± 50 hektar.
54 c
Mandor afdeling kebun plasma satu orang ± 200 hektar. d
Juru buku karani dan juru bayar. e
Tenaga kerja untuk pemeliharaanpanen kebun, rata-rata 0,8 orang perhektar.
Dalam pengelolaan kebun, satu KUD mengelola ± 1000 hektar kebun plasma agar pembinaan dan pemantauan dapat terlaksana dengan baik. Pada
akhirnya setiap kelompok tani mampu mendirikan satu KUD untuk mengurus kebun dan KUD yang ada sebelumnya, KUD baru yang membawahi beberapa
KUD akan berubah fungsi menjadi Koperasi Jasa Usaha Bersama KJUB. Kebun plasma PT BPP belum semuanya dilakukan konversi. Konversi
atau pengalihan adalah suatu proses kegiatan yang dimulai dari persiapan dokumen pengalihan termasuk penetapan petani peserta, penilaian kebun,
sertifikasi lahan sampai dengan penandatangan akad kredit sehingga terjadi pengalihan status pemeliharaan kebun dari bapak angkat kepada petani plasma.
Konversi sulit dilakukan karena pembangunan kebun yang bertahap sehingga tidak setiap petani plasma akan memperoleh kebun yang sudah menghasilkan.
Selain itu jumlah petani peserta melebihi standar jumlah lahan yang dibangun sehingga petani tidak memperoleh kebun sesuai blok standar yaitu satu kapling
atau sekitar 2 hektar per KK. Konversi yang dapat dilakukan bersifat konversi kolektif yaitu penyerahan lahan kepada kelompok tani. Oleh karena itu anggota
kelompok tani selaku plasma bersedia bertanggungjawab secara tanggung renteng terhadap segala resiko atau kerugian yang dialami anggota proyek kemitraan.
Maksud dari tanggung renteng adalah kebun kelapa sawit merupakan milik bersama petani plasma dan hasilnya dibagi rata untuk semua anggota.
BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1. Pendapatan Usaha Perkebunan PTPN VI dan PT BPP
6.1.1. Pendapatan Kebun Plasma
Pendapatan kebun plasma merupakan hasil pengurangan penerimaan kebun plasma dengan biaya yang dikeluarkan. Penerimaan kebun plasma berasal
dari produksi TBS yang dihasilkan kebun kelapa sawit seluas 2 Ha 1 kapling dikalikan harga TBS yang diterima dari perusahaan inti dalam periode 1 tahun.
Biaya terdiri dari biaya tunai dan biaya tidak tunai biaya diperhitungkan. Biaya tunai yang dikeluarkan adalah biaya manajemen, pemeliharaan jalan, biaya
angkutan, pemberantasan hama dan penyakit, pupuk dan analisa daun, simpanan wajib, replanting, PBB, dana sosial, upah tenaga kerja, peralatan dan angsuran
kredit. Biaya tidak tunai yang dikeluarkan kebun plasma adalah penyusutan tanaman menghasilkan, penyusutan peralatan dan sewa lahan.
a Biaya Tunai
Biaya tunai terbesar yang dikeluarkan oleh petani plasma PTPN VI adalah biaya pupuk dan analisa daun sebesar Rp 3.925.000,00 dengan persentase sebesar
38,52 persen sedangkan untuk petani plasma PT BPP adalah angsuran kredit sebesar Rp 1.661.097,00 atau 49,09 persen. Pemupukan dilakukan atas dasar
pendekatan hasil analisa daun yang dilakukan per tahun, hasil analisis tanah yang dilakukan per lima tahun, pengamatan lapanganlingkungan, proyeksi produksi,
data pemupukan sebelumnya, hasil percobaan dan aspek finansial. Jenis pupuk yang diberikan adalah Urea, RP, MOP, Kieserit dan Borate.