Pendapatan Kebun Inti Pendapatan Usaha Perkebunan PTPN VI dan PT BPP

62 Rp 20.976.576,00 dan PT BPP adalah Rp 2.290.423,00. Selisih pendapatan atas biaya total antara petani plasma PTPN VI dan PT BPP sebesar Rp 18.686.153,00 Pendapatan kebun plasma PT BPP lebih rendah disebabkan masih rendahnya produksi kebun dan harga TBS yang diterima lebih kecil dari plasma PTPN VI. Pendapatan kebun plasma PTPN VI merupakan pendapatan rata-rata yang diterima oleh satu kepala keluarga petani peserta selama satu tahun sehingga pendapatan atas biaya tunai perbulan adalah Rp 1.861.811,00 dan pendapatan atas biaya total per bulan adalah Rp 1.748.048,00. Untuk kebun plasma PT BPP pendapatan yang dihitung belum merupakan pendapatan yang diterima oleh petani plasma. Pemilikan lahan rata-rata petani plasma adalah 1,13 hektar sehingga pendapatan atas biaya tunai perbulan adalah Rp 180.019,00 dan pendapatan atas biaya total petani adalah Rp 107.841,00 per bulan. Pendapatan ini tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarga petani peserta.

6.1.2. Pendapatan Kebun Inti

Komponen-komponen biaya pada kebun inti memiliki perbedaan dengan biaya pada kebun plasma. Biaya tunai yang dikeluarkan kebun inti adalah gaji staf perkebunan, biaya pemeliharaan tanaman, penyiangan, pemupukan, panen da pengumpulan hasil, biaya pengangkutan tenaga pemborong dan lain-lain. Biaya tidak tunai yang dikeluarkan kebun inti adalah penyusutan tanaman menghasilkan dan penyusutan peralatan. a Biaya Tunai Biaya tunai terbesar yang dikeluarkan oleh kebun inti PTPN VI adalah biaya panen dan pengumpulan hasil sebesar Rp 2.623.326,00 dengan persentase 63 sebesar 35,18 persen sedangkan untuk kebun inti PT BPP adalah biaya pemupukan sebesar Rp 4.061.182,00 atau 33,76 persen. Untuk gaji staf perkebunan terdapat perbedaan yang cukup besar besar antara PTPN VI dan PT BPP. Perbedaan ini disebabkan staf kebun Inti PTPN VI hanya 6 orang sedangkan pada PT BPP adalah 19 orang juga terdapat perbedaan dalam jumlah gaji dan tunjangan yang diberikan oleh masing-masing perusahaan. Tabel 11. Total Biaya Tunai Kebun Inti 2 Ha Tahun 2005 No Komponen Biaya Tunai PTPN VI PT BPP Biaya Rp Persentase Biaya Rp Persentase 1 Gaji staf perkebunan 222.370 2,98 3.047.459 24,51 2 Pemeliharaan tanaman 782.052 10,49 1.726.500 13,89 3 Penyiangan 1.197.731 16,06 0,00 4 Pemupukan 1.371.524 18,39 4.061.182 33,76 5 Panen dan Pengumpulan hasil 2.623.326 35,18 2.020.963 16,80 6 Biaya pengangkutan tenaga pemborong 1.129.769 15,15 1.173.464 9,75 7 Lain-lain 130.867 1,75 0,00 Total 7.457.639 100,00 12.029.568 100,00 Sumber : PTPN VI dan PT BPP diolah b Biaya Tidak Tunai Biaya Yang Diperhitungkan Biaya tidak tunai terbesar pada kedua perusahaan ini terdapat pada penyusutan tanaman menghasilkan. Penyusutan tanaman menghasilkan pada kebun inti PTPN VI adalah sebesar 91,39 persen Rp 263.683,00 sedangkan untuk kebun inti PT BPP adalah 77,01 persen Rp 3.248.114,00. Penyusutan peralatan untuk kebun inti PTPN VI dan PT BPP adalah Rp 24.857,00 dan Rp 969.839,00. Jumlah nominal penyusutan pada kebun inti PT BPP Rp 4.217.953,00 lebih besar jika dibandingkan dengan penyusutan pada kebun inti PTPN VI Rp 288.540,00. Perbedaan angka ini disebabkan perbedaan tahun pembangunan kebun kelapa sawit, pembangunan kebun yang baru membutuhkan 64 modal dengan angka nominal yang lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya. Lahan yang digunakan oleh kebun inti merupakan lahan dengan hak guna usaha. Tabel 12. Total Biaya Tidak Tunai Kebun Inti per 2 Ha Tahun 2005 No Komponen Biaya Tidak Tunai PTPN VI PT BPP Biaya Rp Persentase Biaya Rp Persentase Penyusutan 1 Tanaman menghasilkan 263.683 91,39 3.248.114 77,01 2 Peralatan 24.857 8,61 969.839 22,99 Total 288.540 100,00 4.217.953 100,00 Sumber : PTPN VI dan PT BPP diolah c Total Biaya Faktor Produksi Kebun Inti Perkebunan Kelapa Sawit Total biaya tunai yang dikeluarkan oleh kebun inti PTPN VI sebesar 96,28 persen yang memiliki persentase lebih besar dibandingkan biaya tunai yang dikeluarkan oleh kebun inti PT BPP sebesar 74,04 persen. Total biaya tidak tunai untuk kebun inti PTPN VI adalah sebesar 3,72 persen sedangkan kebun inti PT BPP adalah 25,96 persen. Tabel 13. Total Biaya Kebun Inti per 2 Ha Tahun 2005 No Komponen Biaya PTPN VI PT BPP Biaya Rp Persentase Biaya Rp Persentase Komponen Biaya Tunai 1 Gaji staf perkebunan 222.370 2,87 3.047.459 18,76 2 Pemeliharaan tanaman 782.052 10,10 1.726.500 10,63 3 Penyiangan 1.197.731 15,46 0,00 4 Pemupukan 1.371.524 17,71 4.061.182 25,00 5 Panen dan Pengumpulan hasil 2.623.326 33,87 2.020.963 12,44 6 Biaya pengangkutan tenaga pemborong 1.129.769 14,58 1.173.464 7,22 7 Lain-lain 130.867 1,90 0,00 Total Biaya Tunai 7.457.639 96,28 12.029.568 74,04 Komponen Biaya Tidak Tunai 1 Penyusutan a Tanaman menghasilkan 263.683 3,40 3.248.114 19,99 b Peralatan 24.857 0,32 969.839 5,97 Total Biaya Tidak Tunai 288.540 3,72 4.217.953 25,96 Total Biaya 7.746.179 100,00 16.247.521 100,00 Sumber : PTPN VI dan PT BPP diolah 65 Biaya produksi terbesar kebun inti PTPN VI terletak pada panen dan pengumpulan hasil sebesar 33,87 persen sedangkan untuk kebun inti PT BPP adalah pemupukan sebesar 25,00 persen. Jumlah nominal biaya kebun inti PT BPP adalah Rp 16.247.571,00 yang lebih besar dari biaya kebun inti PTPN VI Rp 7.746.179,00. Jumlah biaya yang dikeluarkan kebun inti PT BPP lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan kebun inti PTPN VI baik untuk biaya tunai maupun biaya tidak tunai. d Pendapatan usaha kebun inti perkebunan kelapa sawit Pendapatan kebun inti yang dihitung adalah pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total. Pendapatan yang dihitung merupakan pendapatan dalam satu tahun pada tahun 2005. Luas areal kebun inti yang dihitung sama dengan luas areal petani plasma yaitu 1 kapling 2 Ha. Pendapatan diperoleh dengan mengurangi penerimaan dengan biaya. Penerimaan diperoleh dari perkalian jumlah produksi dalam suatu periode dengan harga penjualan yang berlaku. Jumlah produksi rata-rata 2 Ha kebun inti PTPN VI yang dihasilkan pada tahun 2005 adalah 36.644,48 Kg sedangkan untuk kebun plasma PT BPP adalah 35.838,59 Kg Tabel 13. Umur tanaman pada kedua kebun inti berbeda, pada kebun inti PTPN VI adalah 12-24 tahun sedangkan PT BPP adalah 3-15 tahun tetapi jumlah produksi yang dihasilkan kedua kebun inti telah optimal. Jumlah produksi kebun inti PTPN VI tidak jauh berbeda dengan kebun inti PT BPP. Produktivitas kebun inti PTPN VI pada tahun 2005 adalah 18,32 tonHa dan kebun inti PT BPP adalah 17,92 tonHa. Harga TBS yang digunakan dalam perhitungan pendapatan kebun inti berdasarkan harga TBS yang berlaku pada 66 kebun plasma masing-masing perusahaan. Kebun inti PTPN VI dengan harga TBS sebesar Rp 696,16Kg dan untuk kebun inti PT BPP adalah Rp 637,88Kg. Penerimaan kebun inti PTPN VI adalah Rp 25.510.546,15 dan kebun inti PT BPP adalah Rp 22.860.788,65. Pendapatan atas biaya tunai yang diperoleh kebun inti PTPN VI adalah sebesar Rp 18.052.907,00 dan kebun inti PT BPP adalah Rp 10.831.221,00. Pendapatan atas biaya total untuk kebun inti PTPN VI adalah Rp 17.764.367,00 dan PT BPP adalah Rp 6.613.297,00. Selisih pendapatan atas biaya total antara kebun inti PTPN VI dan PT BPP sebesar Rp 11.151.070,00. Hal ini disebabkan biaya tunai yang cukup tinggi dan biaya penyusutan yang cukup besar pada kebun inti PT BPP. Tabel 14. Analisis Pendapatan Perkebunan Kelapa Sawit Kebun Inti Per 2 Ha Tahun 2005 No Uraian PTPN VI PT BPP A Penerimaan 1 Produksi TBS Kg 36.644,48 35.838,59 2 Harga TBS RpKg 696,16 637,88 Penerimaan TBS 25.510.546,15 22.860.788,65 B Biaya 1 Biaya Tunai 7.457.639 12.029.568 2 Biaya Tidak Tunai 288.540 4.217.953 Total Biaya 7.746.179 16.247.521 C Pendapatan Atas Biaya Tunai 18.052.907 10.831.221 D Pendapatan Atas Biaya Total 17.764.367 6.613.267 Sumber : PTPN VI dan PT BPP diolah

6.1.3. Pendapatan Kebun Plasma dan Kebun Inti