42 Kebun Ophir merupakan salah satu dari enam belas unit usaha yang ada dibawah
pengelolaan manajemen PTP Nusantara Persero. PTPN VI telah berhasil membangun kebun kelapa sawit seluas 8.056
hektar yang terdiri atas kebun inti seluas 3.256 hektar dan kebun plasma seluas 4.800 hektar. Kebun inti terdiri dari 4 afdeling dan kebun plasma terdiri dari 5
plasma Penanaman dilakukan secara bertahap sejak tahun 1982 sampai dengan tahun 1994. PTPN VI terletak di Kecamatan Luhak Nan Duo dan Kinali,
Kabupaten Pasaman Barat yang berjarak ± 186 Km dari Ibukota Propinsi.
Tabel 6. Luas Lahan dan Tahun Tanam Kebun Inti dan Kebun Plasma PTPN VI
Kebun inti Kebun plasma
Afdeling Tahun tanam
Luas lahan Ha
Plasma Tahun tanam
Luas lahan Ha
Inti I 1982
1985 1989
1993 1994
791 11
50 5
5 Plasma I
19811982 1100
Inti II 1982
1985 1986
426 352
50 Plasma II
19821983 750
Inti III 1985
1986 1993
758 14
45 Plasma III
19831984 1000
Inti IV 1985
1986 1993
291 420
38 Plasma IV
19851986 1330
Total 3256
Plasma V 19841985
620
Total 4800
Sumber : Profil PTPN VI, 2005
5.1.2. Pola PIR-Bun NESP Ophir
Pola kemitraan yang dilaksanakan oleh PTPN VI adalah pola PIR-Bun yang dikenal dengan proyek NESP. Proyek Nucleus Estate Small Holder
Participation NESP Ophir mulai dibangun pada 3 Maret 1981 dengan bantuan
43 kredit dari pemerintah Jerman Barat sebesar DM 65 juta. Bantuan kredit ini sesuai
dengan perjanjian pinjaman loan agreement No. 80.60.383 tanggal 31 Agustus 1982 antara pemerintah RI dengan kementrian kerja sama bantuan luar negeri
Jerman BMZBundesministrium fur Mirtschaftliche Zusammenarbeit. Proyek NESP bertujuan menciptakan petani mandiri dengan pembentukan
organisasi yang dapat menyalurkan aspirasi secara sehat sesuai dengan norma- norma yang berlaku. Pola penumbuhan dan pengembangan organisasi NESP
Ophir sesuai dengan faktor P partisipasi pada NESP yaitu koperasi tumbuh dari bawah dengan kekuatan kelompok dan peran pihak luar adalah sebagai
pendamping. Pembangunan kebun Ophir PTPN VI dibantu KFW Kreditanstalt Fur
Wiederaufbau dan GTZ Deutsche Gesellschayt fur Techniche Zusammanarbeit.
KFW merupakan bank pembangunan Jerman yang bertanggung jawab membantu dalam segi keuangan mulai dari persiapan lahan areal, penanaman,
pembangunan rumah petani, pembangunan jalan dan pabrik. Badan kerjasama teknis Jerman atau GTZ bertanggung jawab menangani bidang pendidikan,
pembinaan dan pembentukan kelompok tani serta sebagai penasihat dilapangan. Petani plasma yang menjadi peserta proyek NESP Ophir terdiri dari 54
persen penduduk setempat 1.290 KK, 35 persen purnawirawan ABRI 840 KK dan 11 persen pensiunan pegawai negeri sipil 270 KK. Jumlah total petani
peserta adalah 2.400 kepala keluarga. Areal pembangunan kebun plasma adalah seluas 4.800 hektar dan lahan untuk perumahanpekaranganlahan pangan seluas
1.103 hektar. Setiap kepala keluarga petani plasma mendapatkan 2 hektar kebun sawit dan 0,45 hektar lahan panganperumahan.
44 Mekanisme pola kemitraan pada NESP Ophir adalah sebagai berikut :
A. Pembentukan Kelompok Tani NESP Ophir
Setelah petani masuk dalam proyek, petani mendapat pelatihan tentang budidaya kelapa sawit dan manajemen kebun. Calon petani peserta
dikelompokkan sesuai dengan hamparan pemukiman dan lokasi perkebunan. Jumlah anggota setiap kelompok tani berkisar dari 20 sampai dengan 28 orang
kepala keluarga. Kebun kelapa sawit yang dimiliki masing-masing peserta tidak homogen
dan kemampuan peserta bervariasi dalam pemeliharaan sehingga menciptakan job sharing
diantara anggota kelompok sesuai dengan kebutuhan. Job sharing yang terjadi dalam kelompok NESP Ophir yaitu setiap pemeliharaan kebun yang
dilakukan oleh setiap anggota kelompok tani akan dibayar secara individu tetapi hasil penjualan TBS dibagi sama rata. Pembentukan kelompok menciptakan suatu
stimulasi, motivasi dan kekuatan pada petani sehingga lebih mudah mengarahkan dalam partisipasi yang saling menguntungkan. Job sharing membuat petani dapat
memperoleh hasil optimum baik yang berasal dari lahan miliknya maupun dari lahan anggota-anggota lainnya.
B. Pengelolaan Kelompok Tani NESP Ophir
Kelompok tani dikelola oleh pengurus kelompok yang terdiri dari ketua dan sekretaris. Kelompok ini memilih seorang krani yang berfungsi untuk
mengurus TBS. Krani digaji dari keuangan kelompok, sedangkan honor pengurus kelompok, pembuatan SPB Surat Pengantar Buah dan keperluan lainnya yang
berhubungan langsung dengan kepentingan kelompok dan anggota dibiayai dari dana group manajemen yang dihimpun oleh KUD dari anggota sebesar Rp 2,-kg
45 TBS. Kontribusi pembuatan amprah dibebankan kepada petani Rp 1000,-
KKbulan. Sistem pengelolaan kelompok merupakan hal yang sangat menentukan
dalam kemajuan petani NESP Ophir. Oleh karena itu sejak awal pembentukan kelompok harus memahami prinsip-prinsip kebersamaan dalam kelompok karena
merupakan pondasi dasar untuk menuju kemandirian petani. Sistem yang dijalankan kelompok tani NESP Ophir adalah sebagai berikut :
1. Tanah kebun seluas 2 Ha setelah lunas kredit adalah milik individu.
2. Tanaman kelapa sawit yang tumbuh dalam areal kelompok adalah milik
kelompok. 3.
Biaya produksi dan kredit kebun dibayar bersama dari hasil kelompok. 4.
Upah tenaga kerja setiap anggota kelompok dibayar sesuai kontribusi peserta. 5.
Hasil bersih setelah dikurangi biaya produksi, kredit kebun, tenaga kerja anggota kelompok dibagi rata.
6. Anggota yang tidak merawat kebun sesuai rencana kerja dan petunjuk teknis
dikenakan sanksi kelompok denda. 7.
Pemeliharaan kebun dibawah pengawasan kelompok. Pemeliharaan kebun merupakan tanggung jawab individu sedangkan
penanganan dibidang produksi membutuhkan kerjasama dari anggota kelompok tani. Anggota diperbolehkan menggunakan tenaga kerja sewaan untuk kegiatan
pemeliharaan kebun dan pemanenan tetapi pelaksanaannya harus diawasi oleh pengurus kelompok. Kerjasama dalam kelompok tani dilakukan juga pada
berbagai kegiatan seperti : panen, transportasi, pemupukan, hama penyakit, pemeliharaan jalan kebun, penentuan rendemen, kalkulasi upkepp costincome
46 credit repayment.
Kedisiplinan para anggota kelompok tani diperlukan untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan sehingga diberlakukan sanksi berupa denda.
Setiap kelompok menetapkan besarnya sanksi berdasarkan musyawarah kelompok. Kegiatan-kegiatan yang dikenakan sanksi seperti ketidakhadiran
ketepatan waktu menghadiri setiap pertemuan kelompok, ketepatan takaran dalam pemberian pupuk, memanen buah yang masih mentah dan tidak memanen buah
yang sudah matang.
C. Pembentukan Organisasi
Proyek NESP Ophir sejak awal mempersiapkan petani dengan memberi pendidikan dan pelatihan dalam rangka menciptakan organisasi petani yang
mandiri dan tangguh. Lembaga usahatani petani plasma NESP Ophir berupa suatu organisasi usahatani yang tergabung dalam kelompok tani dan koperasi.
Organisasi diperlukan untuk dapat menyatukan kelompok tani dalam menyelesaikan berbagai masalah yang timbul. Satu kelompok tani beranggotakan
20 sampai 28 Kepala Keluarga. Pada tahun 1985 kerjasama antar kelompok tani melahirkan Koordinator Kelompok TaniBadan Kerjasama Antar Kelompok
BKAK Unit I. Dari BKAK dibentuk Badan Kerjasama Antar Plasma BKAP yang akhirnya berkembang menjadi Koperasi NESP Ophir. Pada NESP Ophir
terdapat 4 Koperasi Petani Sawit KPS yang mengorganisir kepentingan petani plasma, yakni KPS Sejahtera, KPS Indah, KPS Maju, dan KPS Perintis. Keempat
KPS berada dibawah naungan koperasi sekunder Koperasi Jasa Usaha Bersama KJUB.
KPS memberikan pelayanan kepada anggotanya seperti pengadaan sarana produksi dan peralatan pertanianperkebunan, melaksanakan simpan pinjam
47 kepada anggota, perhitungan hasil produksi TBS petani, melaksanakan
pengembalian kredit kebun petani, dan lain-lain. KPS bertanggungjawab menyalurkan pupuk kepada anggota dan menyediakan angkutan TBS berupa truk-
truk pembawa TBS dari Tempat Pengumpulan Hasil TPH ke pabrik pengolahan.
5.2. PT. Bakrie Pasaman Plantations PT BPP 5.2.1. Sejarah Ringkas