26 Upaya pemantapan yang memerlukan perhatian dan penanganan dalam
pola kemitraan antara lain kerjasama yang transparansi sejak awal sehingga masing-masing pihak tahu dan sadar hak-hak serta kewajibannya, penumbuhan
dan pengembangan fungsi dari kelembagaan kelompok tani yang merupakan basis terkecil dari manajemen produksi yang dilakukan mitra usaha atau perusahaan
inti. Pembentukan koperasi kelembagaan petani harus lebih terkonsentrasi pada sektor jasa angkutan pupuk, angkutan produksi dan lain-lain.
Kualitas sumberdaya manusia yang masih rendah dalam perkebunan rakyat memerlukan berbagai upaya penyuluhan dan pembinaan. Peningkatan
kualitas sumberdaya manusia di tingkat petani dapat dilakukan dengan peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan pengorganisasian. Skala ekonomi
petani harus terus ditata sampai mencapai usaha berskala ekonomi. Tugas utama perusahaan mitra adalah menjaga agar pengelolaan produksi ditingkat petani tetap
sesuai dengan standar teknis dan bertanggung jawab sejak awal pembangunan perkebunan sampai pasca konversi sehingga produktivitas optimal.
3.2. Dampak Penerapan Pola Kemitraan terhadap Pendapatan
Pembangunan perkebunan dengan pola kemitraan memiliki tujuan untuk mendorong peningkatan pendapatan petani, pembangunan wilayah, pembangunan
sentra produksi dan pertumbuhan ekonomi. Kehadiran perusahaan inti dalam pola kemitraan dapat berperan dalam pemberdayaan petani di bidang teknologi, modal,
kelembagaan dan lain-lain. Pola kemitraan akan meningkatkan produktivitas karena berisikan paket
intensifikasi yang ditransfer oleh perusahaan inti kepada petani plasma berupa
27 teknologi baru. Teknologi yang digunakan akan berpengaruh pada produksi yang
dihasilkan, biaya dikeluarkan serta tenaga kerja yang digunakan. Dalam pola kemitraan juga terjadi inovasi dalam manajemen, kelembagaan, pengolahan dan
pemasaran. Semua paket intensifikasi dalam pola kemitraan bertujuan meningkatkan produktivitas yang pada akhirnya berpengaruh pada peningkatan
pendapatan. Peningkatan pendapatan apabila dilihat dari pendekatan produksi maka
akan berkaitan dengan masalah produktivitas. Produktivitas merupakan pembagian antara hasilkeluaran yang dicapai dengan keseluruhan
sumberdayamasukan yang telah digunakan persatuan tertentu. Peningkatan produktivitas mengandung arti bahwa jumlah produksi yang dicapai dapat lebih
besar dengan menggunakan sumberdaya yang sama. Sumberdaya terdiri dari faktor produksi seperti lahan, sumberdaya manusia, peralatan dan lain-lain. Pada
pola kemitraan biasanya produktivitas kebun plasma diharapkan dapat setara dengan produktivitas kebun intinya.
3.3. Dampak Penerapan Pola Kemitraan terhadap Kesempatan Kerja
Tenaga kerja dipandang sebagai suatu faktor produksi yang mampu meningkatkan daya guna faktor produksi lainnya mengolah tanah, memanfaatkan
modal dan sebagainya. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi keadaan tenaga kerja, yaitu faktor permintaan dan penawaran. Faktor permintaan dipengaruhi oleh
dinamika pembangunan ekonomi, sedangkan faktor penawaran ditentukan oleh perubahan struktur umur penduduk
28 Salah satu tujuan yang penting dalam pembangunan ekonomi adalah
penyediaan lapangan kerja yang cukup untuk mengejar pertambahan angkatan kerja. Pembangunan perkebunan dengan sistem kemitraan usaha dimaksudkan
untuk membina perkebunan rakyat usahatani kecil agar dapat membuka kesempatan kerja di pedesaan. Perkebunan rakyat merupakan usaha yang strategis
dalam menyerap tenaga kerja keluarga dan luar keluarga. Dalam perkebunan kelapa sawit baik untuk kebun inti maupun kebun plasma dibutuhkan tenaga
kerja dalam aktivitas pemeliharaan, panen, pangangkutan dan lain-lain. Perkembangan usaha perkebunan kelapa sawit akan membutuhkan pabrik kelapa
sawit untuk mengolah tandan buah segar yang dihasilkan petani, pabrik kelapa sawit akan menambah lapangan kerja yang tersedia dan dapat menyerap tenaga
kerja yang ada dalam masyarakat.
3.4. Kerangka Pemikiran Konseptual