74 1.
Tenaga kerja pria adalah 345 orang = 345 HOKhari 2.
Tenaga kerja wanita adalah 148 orang = 118,4 HOKhari 3.
Total HOK yang tersedia adalah 463.4 HOK 4.
HOK untuk satu minggu rata-rata adalah 2.647,98 HOK 5.
HOK untuk satu tahun adalah 127.103,04 HOK HOK untuk kebun kelapa sawit seluas 1 Ha adalah 10.10 HOKtahun atau
0.24 orangHa. Penyerapan tenaga kerja total untuk 1 hektar kebun kelapa sawit PT BPP pada periode tahun 2005 adalah 1,08 tenaga kerja. PT BPP telah
membuka kesempatan kerja bagi 1621 tenaga kerja.
6.4. Peran Tenaga Kerja Kebun Plasma Terhadap Produksi Kebun Plasma
Pengaruh tenaga kerja terhadap produksi dapat dilihat dengan model regresi. Model regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh faktor tenaga kerja
dan faktor lain seperti modal pada kebun plasma terhadap produksi kebun plasma. Data diolah dengan perangkat lunak komputer Minitab Release 14. Hasil estimasi
data dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 18. Hasil Estimasi Regresi Produksi Usaha Kebun Plasma
Variabel Notasi Koefisien T
P Konstan
α 2.61 0.76
0.452 Modal X
1
-0.000002 -0.50 0.618
Tenaga kerja X
2
0.788 18.07
0.000 Ket : R
2
: 95.5 R
2
adjust : 95.1 Uji-F : 283.52
75
Uji R
2
Berdasarkan hasil estimasi regresi Tabel 17, diperoleh nilai R
2
sebesar 95,5 persen artinya model mampu dijelaskan oleh tenaga kerja dan modal didalam
persamaan sebesar 95,5 persen sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor lain diluar model. Faktor-faktor lain yang tidak dijelaskan didalam model terdiri dari
pengaruh cuaca, kesesuaian lahan dan lain-lain.
Uji F-Statistik
Nilai F-statistik pada hasil analisis regresi ini sebesar 283.52 dengan nilai probabilitasnya sebesar 0,000. Persamaan tersebut lulus uji F-statistik, dimana
nilai F-tabel pada taraf nyata 5 persen F-tabel = 19,5 lebih kecil dari pada nilai F statistiknya. Jadi dapat disimpulkan ada salah satu variabel penjelas modal dan
tenaga kerja yang berpengaruh nyata terhadap output pada tingkat kepercayaan 5 persen.
Uji t-statistik
Pengujian terhadap
masing-masing variabel bebas dilakukan dengan uji
t-statistik. Pengujian t-statistik dapat dilakukan dengan melihat nilai t-tabel atau nilai probabilitas dari masing-masing variabel bebas. Berdasarkan Tabel 1, dapat
dilihat bahwa faktor produksi tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap produksi karena memiliki nilai t-statistik yang lebih besar daripada nilai t-tabel pada taraf
nyata 5 persen t-tabel = 2,01 dan nilai probabilitas 0,000. Modal tidak berpengaruh nyata terhadap produksi.
Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas dapat dideteksi dengan melihat korelasi antar peubah bebasnya X. Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai VIF Variance Inflation
76 Factor
berdasarkan hasil estimasi regresidiperoleh nilai VIF sebesar 1,7 10 untuk peubah bebasnya tenaga kerja dan modal sehingga dapat disimpulkan
bahwa masing-masing peubah tidak terdapat gejala multikolinearitas.
Interpretasi Peubah-Peubah Dalam Model
Y = 2.61 - 0.000002 X
1
+ 0.788 X
2
Berdasarkan dari hasil regresi linear sederhana diatas dapat dijelaskan beberapa koefisien yaitu konstanta atau
α sebesar 2,61 menunjukkan bahwa rata- rata produksi kebun plasma pada bulan Desember tahun 2005 adalah 2,61 ton
ketika penggunaan tenaga kerja dan modal adalah nol. Untuk koefisien dari modal b
1
diperoleh nilai negatif dan nilai probabilitas yang menunjukkan bahwa modal tidak berpengaruh nyata terhadap produksi. Untuk nilai b
2
yang merupakan koefisien dari tenaga kerja diperoleh nilai 0,788 artinya setiap peningkatan
penggunaan faktor produksi tenaga kerja 1 HOK maka akan menyebabkan peningkatan produksi sebesar 0,788 ton. Hasil estimasi menunjukkan bahwa
faktor tenaga kerja berpengaruh secara nyata terhadap produksi kebun plasma. Dapat disimpulkan bahwa semakin banyak usaha perkebunan kelapa sawit maka
akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja.
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
1. Pola kemitraan yang dilaksanakan oleh PTPN VI adalah pola PIR-Bun yang
dikenal dengan proyek NESP Ophir. Proyek NESP Ophir telah berhasil menciptakan petani mandiri dengan pembentukan organisasikoperasi petani
sawit yang dapat menyalurkan aspirasi petani plasma. Pola kemitraan PT BPP adalah pola Bapak Angkat Anak Angkat yang dikenal dengan Plasma KKPA
project . Plasma KKPA project masih bersifat tanggung renteng yaitu kebun
milik bersama yang hasil dan biayanya dibagi rata. 2.
Pendapatan kebun plasma dan kebun inti PTPN VI lebih tinggi dari PT BPP. Untuk pendapatan pabrik kelapa sawit, Pabrik kelapa sawit PT BPP
memperoleh pendapatan yang lebih besar dari PTPN VI. Pendapatan pada kebun plasma PT BPP tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarga petani
peserta. 3.
Tenaga kerja yang terserap pada perusahaan PTPN VI adalah sebanyak 772 karyawan dan satu hektar kebun kelapa sawit PTPN VI pada periode tahun
2005 membutuhkan satu tenaga kerja. Tenaga kerja yang terserap pada PT BPP adalah sebanyak 1621 orang dan satu hektar kebun kelapa sawit PT BPP
pada periode tahun 2005 membutuhkan 1,08 tenaga kerja. PT BPP lebih banyak menyerap tenaga kerja dalam masyarakat untuk usaha perkebunan
yang dilakukan dari pada PTPN VI.