14 4 Mereka biasanya tergetar perasaannya dan tergolong untuk berprestasi serta tidak
suka mengalami ketidakpuasan dan menolak kegagalan. 5 Mereka belajar secara efektif ketika mereka merasa puas dengan situasi yang
terjadi. 6 Mereka belajar dengan cara bekerja, mengamati, berinisiatif, dan mengajari anak-
anak lainnya. Proses pembelajaran tidak terlepas dari ciri siswa karena dalam perkembangan
proses berpikir, siswa menempuh berbagai tingkat kognitif. Guru hendaknya memanfaatkan media atau benda konkrit sebagai sarana dalam pembelajaran, serta
menerapkan pendekatan pembelajaran yang tepat agar siswa dapat berperan aktif dan melibatkan seluruh bagian dari tubuh siswa. Kesesuaian desain pembelajaran dan
karakteristik siswa diharapkan akan memberikan hasil belajar yang baik bagi siswa. Selain itu juga dalam menyampaikan bahan pelajaran, guru harus menyesuaikan
dengan tingkat perkembangan siswa.
2.1.5 Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Pembelajaran didefinisikan sebagai kegiatan guru yang mendorong terjadinya aktivitas belajar. Joni 1983: 1 dalam Agustiana dan Tika 2013: 265, menjelaskan
bahwa pembelajaran adalah penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya belajar. Gagne 1975 yang dikutip Istyadji 2007 dalam Agustiana dan
Tika 2013: 265 mendefinisikan pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang diciptakan dan dirancang untuk mendorong, menggiatkan, dan mendukung belajar
siswa. Untuk mendorong terjadinya hal tersebut perlu adanya penciptaan sistem lingkungan yang nyaman, menyenangkan dan bermakna untuk siswa agar tercapai
tujuan belajarnya. Untuk tercapai tujuan tersebut dapat diciptakan dengan cara
15 menghubungkan materi pembelajaran dengan kehidupan nyata siswa. Hal tersebut
sejalan dengan perkembangan kognitif siswa yang masih dalam tahap operasional konkret. Pada tahap ini siswa mampu berpikir logis melalui objek-objek konkret, dan
merupakan permulaan berpikir rasional. Kegiatan belajar dan berpikir anak pada tahap operasional konkret sebagian besar melalui pengalaman nyata yang berawal dari
proses interaksi dengan objek dan bukan dengan lambang, gagasan atau abstraksi. Agustiana dan Tika 2013: 278, menjelaskan bahwa IPA adalah alat untuk
mengembangkan potensi intelektualnya. Dalam pembelajaran IPA, siswa secara utuh harus aktif mengembangkan sendiri kemampuan kognitifnya, afektifnya, serta
psikomotoriknya melalui proses mentalnya untuk mengasimilasi dan mengakomodasi segala sesuatu yang ditemukannya dalam interaksinya dengan lingkungan sekitar.
Dalam proses belajar IPA, peran guru adalah sebagai pembimbing, pemimpin dan fasilitator dalam kegiatan siswa untuk mencari, menemukan, dan mengembangkan
pengalaman belajar melalui keterampilan proses, baik secara perorangan atau kelompok. Tanggung jawab guru dari segi profesionalnya diharapkan mampu
mengembangkan konteks pembelajaran IPA dengan menggunakan isi body of knowledge untuk menjadikan siswa berfikir. Agar pembelajaran lebih bermakna,
seharusnya guru menggunakan inovasi salah satunya mengajar dengan menggunakan suatu pendekatan pembelajaran yang tepat Agustiana dan Tika 2013: 268
Accelerated Learning AL merupakan pendekatan belajar paling maju yang digunakan pada masa sekarang, dan mempunyai banyak manfaat. Meier 2002: 38,
menerangkan bahwa SAVI merupakan suatu pendekatan dan bagian dari Accelerated Learning yang mengajarkan bahwa siswa belajar yang alamiah, yang didasarkan pada
acara orang belajar secara alamiah. Alami yang dimaksud adalah kita mempelajari
16 semua pengetahuan dasar bukan hanya dengan duduk di ruang kelas, membaca buku,
atau menatap layar computer, melainkan berinteraksi dengan orang lain dengan dunia, dengan menggunakan seluruh tubuh, seluruh pikiran, dan seluruhnya dari diri kita.
Dari uraian tersebut, sangat memungkinkan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA di SD.
2.1.6 Teori Belajar IPA