juga akan berpengaruh terhadap kemampuan ekspansi dari bahan baku yang pada akhirnya akan mempengaruhi karakteristik produk yang dihasilkan.
Proses pembuatan biofoam dilakukan dengan menggunakan thermopressing dimana  adonan  dicetak  dan  dipanaskan  pada  suhu  dan  tekanan  tertentu  selama
beberapa  waktu.    Penentuan  kondisi  proses  sendiri  ditentukan  oleh  formulasi bahan  yang  digunakan.    Formulasi  dan  kondisi  proses  ini  sangat  mempengaruhi
karakteristik biofoam yang dihasilkan. Dengan penggunaan bahan baku yang sedapat mungkin bersifat alami maka
diharapkan  biofoam  yang  dihasilkan    dapat  menyediakan  kemasan  alternatif pengganti  styrofoam  yang  ramah  lingkungan  dan  aman  bagi  kesehatan.  Dengan
penggunaan  bahan  alami  seperti  tapioka  dan  ampok  maka  diharapkan ketergantungan  terhadap  minyak  bumi  untuk  bahan  baku  styrofoam  dapat
dikurangi.  Selain  itu  penggunaan  ampok  sebagai  bahan  baku  juga  diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah bagi ampok itu sendiri serta membuka lapangan
kerja baru bagi masyarakat.
3.4. Tahapan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam empat tahapan yaitu 1  Karakterisasi bahan baku  pembuatan  biofoam,  2  Pengembangan  produk  biofoam  berbahan  baku
tapioka  dan  ampok,    3  Perbaikan  karakteristik  biofoam  dan    4  Analisis  nilai tambah tapioka dan ampok sebagai bahan baku biofoam, sebagaimana tersaji pada
Gambar 2.
3.4.1. Karakterisasi sifat fisikokimia dan fungsional bahan baku.
Tahapan  awal  penelitian  ini  adalah  melakukan    karakterisasi  bahan  baku utama yang digunakan dalam  penelitian yaitu ampok, tapioka, pati hidrofobik dan
pati asetat.   Karakterisasi yang dilakukan meliputi analisis komposisi kimia bahan yang  terdiri  dari    kadar  air,  abu,  protein,  lemak,  serat  kasar  dan  karbohidrat  by
difference , kadar pati serta  rasio amilosa dan amilopektin.  Analisis sifat termal
meliputi  suhu  gelatinisasi,  suhu  maksimum,  viskositas  maksimum,  viskositas breakdown
,  viskositas  setback  dan  viskositas  akhir  dengan  menggunakan
Viscoamylograph  Analyzer .    Selain  itu  juga  dilakukan  pengukuran  titik  transisi
gelas  dan  titik  leleh  melting  point  dengan  menggunakan  alat  Differential Scanning  Calorymeter
DSC.    Analisis  sifat  fungsional  meliputi  daya  serap  air dari  masing-masing  sumber  pati  serta  pengamatan  terhadap  struktur  morfologi
dengan  menggunakan  Scanning  Electron  Microscopy  SEM  dan  Polarized microscope.
Prosedur evaluasi karakteristik bahan baku disajikan pada  Lampiran 1.
Gambar 2 . Tahapan  Penelitian Biofoam Berbahan  Baku Campuran Tapioka dan Ampok