Dimana i = 1,2 kelompok
j = 1,2,3,4,5,6 taraf konsentrasi PVOH k = 1,2,3 taraf ulangan
Keterangan Y
ijk
= Hasil pengamatan karena pengaruh kelompok ke-i dari rasio
tapioka:ampok, taraf ke-j dari konsentrasi PVOH serta taraf ke-k dari ulangan
P
i
= Pengaruh kelompok rasio tapioka:ampok ke-i
K
j =
Pengaruh konsentrasi PVOH ke-j Ɛ
ijk =
Galat percobaan pada ulangan ke-k Untuk memudahkan pengeluaran produk biofoam dari cetakan maka
dilakukan penambahan Mg stearat dengan jumlah 1,5 dari berat bahan kering. Penambahan air pada pembuatan adonan dilakukan dengan rasio 1:1 terhadap
bahan kering. Hasil terbaik pada tahapan ini akan digunakan sebagai formula pembuatan biofoam.
3.4.3. Perbaikan Karakteristik Biofoam
3.4.3.1. Peningkatan Hidrofobisitas Biofoam dengan Penambahan Pati Hidrofobik
Biofoam yang terbuat hanya dari bahan berpati, selain memiliki sifat mekanis yang rendah tetapi juga bersifat hidrofilik yang memang berasal dari sifat
polimer alami yang sensitif terhadap kelembaban. Pada tahapan ini dilakukan upaya perbaikan sifat hidrofilik agar biofoam yang dihasilkan mampu
menggantikan fungsi kemasan styrofoam sebagai wadah kemasan siap saji termasuk pangan dengan kadar air tinggi. Upaya perbaikan yang dilakukan pada
tahapan ini adalah dengan menggantikan sebagian atau seluruh proporsi tapioka dengan pati hidrofobik. Adapun perlakuan yang digunakan pada tahapan ini
hanya satu faktor yaitu rasio tapioka:pati hidrofobik yang terdiri dari lima taraf yaitu : 4:0, 3:1, 2:2, 1:3 dan 0:4. Untuk formulasi lainnya seperti ampok,
PVOH, air dan Mg stearat adalah tetap sesuai dengan hasil terbaik pada tahapan sebelumnya. Penelitian dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap dengan tiga
kali ulangan yang dilanjutkan dengan uji Duncan. Model matematik rancangan percobaan tersebut adalah sebagai berikut :
Y
ij
= µ + X
i
+ Ɛ
ij
Dimana i = 1,2,3,4,5 taraf rasio tapioka:pati hidrofobik
j = 1,2,3 taraf ulangan Keterangan
Y
ijk
= Hasil pengamatan karena pengaruh taraf ke-i dari rasio tapioka:pati hidrofobik serta taraf ke-j dari ulangan
X
i
= Pengaruh rasio tapioka:pati hidrofobik ke-i Ɛ
ij =
Galat percobaan pada ulangan ke-j Pengamatan yang dilakukan terhadap biofoam yang dihasilkan meliputi
kadar air, densitas, warna, daya serap air, struktur morfologi, sifat termal, kuat tarik, kuat tekan dan biodegradabilitas baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
3.4.3.2. Peningkatan Hidrofobisitas dan Viskoelastisitas Biofoam dengan Penambahan Pati Asetat, Sizing Agent dan Plastisizer
Peningkatan sifat hidrofobik biofoam juga dapat dilakukan dengan penambahan pati asetat maupun penambahan sizing agent. Sizing agent
umumnya digunakan pada industri kertas atau tekstil untuk meningkatkan hidrofobisitas pada permukaan bahan. Adapun jenis sizing agent yang digunakan
adalah dari jenis alkyl ketene dimer AKD dan produk coating yang merupakan hasil penelitian Kasetsart University berupa campuran pati hidrofobik dengan
bahan aktif carvacrol. Pada tahapan ini juga dilakukan upaya peningkatan viskoelastisitas biofoam
dengan penambahan gliserol yang berfungsi sebagai plastisizer. Selain itu, juga dilakukan beberapa tambahan seperti NaOH untuk membantu proses pelunakan
serat serta agar yang berfungsi sebagai perekat. Adapun perlakuan yang digunakan pada tahapan ini ada tiga faktor yaitu:
rasio tapioka:pati asetat dengan 2 taraf 4:1 dan 3:2; jenis sizing agent yang digunakan dengan dua taraf yaitu sizing agent A AKD dan sizing agent B pati