Karakterisasi sifat fisikokimia dan fungsional bahan baku.
Viscoamylograph Analyzer . Selain itu juga dilakukan pengukuran titik transisi
gelas dan titik leleh melting point dengan menggunakan alat Differential Scanning Calorymeter
DSC. Analisis sifat fungsional meliputi daya serap air dari masing-masing sumber pati serta pengamatan terhadap struktur morfologi
dengan menggunakan Scanning Electron Microscopy SEM dan Polarized microscope.
Prosedur evaluasi karakteristik bahan baku disajikan pada Lampiran 1.
Gambar 2 . Tahapan Penelitian Biofoam Berbahan Baku Campuran Tapioka dan Ampok
Karakterisasi Bahan Baku
Pengembangan Produk Biofoam
Penambahan Serat
Penambahan Polimer Sintetik
Penambahan Pati Asetat, Sizing Agent
dan Gliserol Penambahan Pati
Hidrofobik
Analisis Nilai TambahTapioka dan
Ampok, Biofoam
Perbaikan Karakteristik Biofoam
Karakterisasi Biofoam
3.4.2. Pengembangan Produk Biofoam 3.4.2.1. Penentuan Kondisi Proses
Pengembangan produk biofoam diawali dengan penentuan kondisi proses thermopressing
yang meliputi penentuan suhu proses dan lama waktu proses serta volume adonan yang digunakan pada pembuatan biofoam. Adapun selang suhu
yang diujikan pada tahapan ini berkisar 140-180 C, sedangkan lama waktu proses
diujikan 2-4 menit. Jumlah adonan yang dimasukkan ke dalam cetakan dilakukan dengan variasi 50-80. Karakterisasi biofoam pada tahapan ini dilakukan secara
visual dengan melihat warna dan penampakan biofoam yang dihasilkan. Diagram alir selengkapnya seperti tersaji pada Gambar 3.
Gambar 3. Diagram Alir Pembuatan Biofoam
Air 1 : 1
Bahan Baku Tapioka:Ampok
3 : 1
Pencampuran bahan kering menggunakan mixer selama 5 menit
Pembuatan adonan menggunakan mixer
selama 5 menit
Pendinginan 30 menit Pencetakan menggunakan
thermopressing machine
Biofoam
Karakterisasi melalui Penampakan Visual