L
s
= L
s
i
maka dapat disimpulkan persamaan teori Keynes sebagai berikut:
L = L y, i
Teori Preferensi Likuiditas
Teori ini menggambarkan hubungan antara permintaan uang dan tingkat suku bunga. Tingkat suku bunga akan naik bila terjadi kelebihan permintaan uang dan
merosot ketika terjadi kelebihan JUB Jumlah Uang Beredar. Perubahan tingkat suku bunga sebagai dampak perilaku permintaan dan
penawaran uang yang terjadi, mempunyai keterkaitan dengan perilaku investasi, dan sebagai kondisi akhir akan berpengaruh pada pendapatan nasional.
3.5. Permintaan Uang
Dalam kondisi umum, permintaan uang merupakan fungsi dari pendapatan dan biaya oportuniti dari memegang uang. Semenjak individu dapat mensubtitusi antara
uang dan barang, dan antara uang dan aset finansial, biaya oportunitas yang terkait umumnya adalah tingkat inflasi dan tingkat sukubunga dari aset finansial. Oleh karena
itu, permintaan dari
real balance
dapat terlihat seperti berikut :
e t
t t
d t
INFLT a
R a
Y a
a P
M Log
3 2
1
log log
]. 1
[ +
+ +
=
masyarakat mengukur biaya oportunitas dari memegang uang terhadap barang adalah dengan tingkat inflasi yang diharapkan, INFLT
e
. Tingkat inflasi yang diharapkan diasumsikan dibentuk oleh mekanisme ekspektasi adaptif sebagaimana yang telah
diperkenalkan oleh Cagan 1956 dan juga digunakan oleh Aghevli 1977 dan Aghevli dan Khan 1978 seperti hubungan dibawah ini :
1 ;.....
[2] ≤
∂ ≤
− ∂
= Δ
e t
t e
t
INFLT INFLT
INFLT
Pada saat INFLT merupakan tingkat inflasi aktual yang sebenarnya. Semenjak sebuah analisa dari data Indonesia mengindikasikan bahwa koefisien penyesuai dari
inflasi adalah sangat dekat dengan satu. Tingkat inflasi aktual dapat digunakan sebagai proksi terhadap tingkat inflasi yang diharapkan. Formasi inflasi yang diharapkan
didasarkan pada ide bahwa ekspektasi yang sekarang diperoleh dari memodifikasi ekspektasi terdahulu.
Goldfeld 1976, diasumsikan bahwa masyarakat menyesuaikan jumlah yang dipegang sesuai dengan mekanisme penyesuaian parsial seperti berikut :
] [
] 3
[
1
−
− =
Δ
t d
t t
P M
Log P
M Log
P M
Log δ
dimana δ adalah koefisien penyesuaian dan 0 ≤ δ ≤ 1. Persamaan [3] mengatakan
bahwa masyarakat menambahkan terhadap persediaan keseimbangan terdahulu sejumlah
δ dari perbedaan antara permintaan yang diinginkan dan penawaran aktual dari keseimbangan uang riil pada periode yang lalu.
Asumsi lebih jauh adalah bahwa arus permintaan uang selalu identik terhadap arus penawaran uangnya, dan dengan melakukan substitusi persamaan [1] dan [2]
kedalam persamaan [3], akan dihasilkan :
t t
e t
t t
d t
U P
M Log
INFLTY a
LogR a
LogY a
a P
M Log
δ δ
δ δ
δ δ
+ −
+ +
+ +
=
−1 3
2 1
1 ........
.......... ..........
] 4
[
Elastisitas pendapatan a
1
, diharapkan positif dimana koefisien inflasi a
3
diharapkan negatif sebagai refleksi biaya opotunitas dari keseimbangan memegang
uang relatif terhadap barang riil. Sedangkan koefisien a
2
hendaknya bernilai negatif bagi uang dalam artian sempit dan positif bagi uang dalam artian luas.
Dengan melakukan proses penyesuaian yang sama terhadap fungsi permintaan uang, dua persamaan perilaku dapat ditulis dalam bentuk penyesuaian parsial sebagai
berikut :
1 ]
6 [
1 ]
5 [
1 2
1 1
1 t
t t
t o
t t
t t
o t
rU D
T Log
v vLogR
c vLogY
c v
c D
T Log
wU D
C Log
w wLogY
b w
b D
C Log
+ −
+ +
+ =
+ −
+ +
=
− −
Persamaan [5] dimaksudkan bahwa sejak sebagian besar dari Indonesia tidak termonetisasi secara sempurna, karena pendapatan meningkat, masyarakat akan
menggunakan
demand deposit
lebih banyak untuk kegunaaan transaksi, jadi penurunan dari ratio antara
curency
C dan
demand deposit
D. Persamaan [6] menyatakan bahwa sejak tabungan sebagian besar berbentuk
time deposit
, kita dapat mengharapkan rasio dari
time deposit
terhadap
time demand deposit
TD meningkat sejalan dengan pendapatan yang meningkat dan faktor lain yang mempengaruhi
ratio time deposit
dan
time demand deposit
TD adalah tingkat suku bunga R. Spesifikasi permintaan uang jangka panjang yang mengakomodir berbagai motif
dari memegang uang adalah :
c d
i a
i a
w a
y a
p a
M
5 4
3 2
− +
+ +
+ =
Permintaan yang jangka panjang tergantung pada pendapatan Y, yang didekati oleh GDP riil dan kesejahteraan. Sedangkan definisi kesejahteraan yang digunakan
dalam hal ini adalah
rtw
terdiri dari
real total wealth
dalam suatu perekonomian dan
rnhw
merupakan turunan kesejahteraan seseorang untuk memperoleh ukuran dari
real non human capital
.
Walaupun GDP deflator akan sangat konsisten dalam penggunaan real GDP dalam persamaan permintaan uang. Variabel harga p adalah diperoleh dari total CPI
karena harga merupakan biaya bunga bagi suatu kebijakan. Tingkat pengembalian sendiri dari uang dalam artian luas i
o
merupakan suatu proksi dari tingkat pengembalian 5 tahunan simpanan di bank. Hal ini merupakan suatu pendekatan yang sempit bagi
tingkat pengembalian dari uang dalam artian luas tetapi seringkali sangat sedikit tingkat pengembalian dari komponen lain uang dalam artian luas i
c
, adalah rata-rata tertimbang dari aset non moneter dalam kesejahteraan non human, dikonstruksikan untuk menjadi
representasi definisi dari uang dalam artian luas. Model berikut diadaptasi dari McCallum 1989 dengan menambahkan
ketidakpastian terhadap pengendalian bank sentral. Permintaan uang riil direpresentasikan sebagai berikut :
t c
t t
t t
i a
Y a
a P
m ε
+ −
+ +
=
2 1
dimana mt adalah merupakan log dari agregat uang dalam artian luas, Pt adalah log dari
tingkat harga, Y
t
adalah log dari GDP riil, adalah tingkat sukubunga nominal yang terdapat pada fungsi permintaan uang yang merupakan tingkat sukubunga 3 bulan dan
ε
c t
i
t
adalah variabel
white noise random
yang merangkum ketidakpastian tentang permintaan uang riil. Terlihat bahwa dalam keseimbangan, tingkat inflasi timbul dari
tingkat pertumbuhan jumlah uang beredar yang berlebihan dibandingkan dengan permintaan uang riil.
Penawaran agregat uang dalam artian luas terlihat sebagai berikut :
t c
t t
t
i b
h b
b m
ζ +
+ +
=
2 1
dimana ht adalah log dari
monetary base
dan ζ
t
adalah variabel
random white noise
yang merangkum ketidakpastian tentang multiplier uang, dengan varian σζ
2
. Permintaan uang merupakan pilihan antara aset riil alternatif dan aset finansial
yang tersedia bagi para pelaku ekonomi dalam keseimbangan uang riil. Dalam hal ini, kesejahteraan diasumsikan terdiri dari uang, aset domestik riil, aset keuangan domestik
dan aset keuangan luarnegeri. Modifikasi model keseimbangan portofolio standar dari sektor moneter, seperti yang dikembangkan oleh Kouri Porter 1974 dan Branson
1977 menghasilkan persamaan berikut :
W i
i Y
A P
M
e 4
3 2
1
β β
β β
β
+ +
+ ∏
+ +
=
1 ]
1 1
[ −
+ +
=
e f
e i
i
Dimana : M = M1 M2
P = Indeks harga konsumen Y = Nilai riil transaksi ekonomi
π
e
= Tingkat inflasi yang diharapkan i = Tingkat sukubunga domestik
i
f
= Tingkat sukubunga luarnegeri W = Tingkat kesejahteraan
e
e
= Tingkat depresiasi yang diharapkan Persamaan yang telah dikembangkan oleh Kouri Porter 1974 dan Branson
1977 di atas, alokasi kesejahteraan pada keseimbangan uang tergantung pada tingkat permintaan untuk transaksi dan biaya oportunitas dari biaya memegang uang domestik.
Sedangkan tingkat inflasi yang diharapkan dan tingkat sukubunga domestik
dimaksudkan untuk merepresentasikan biaya oportunitas berkaitan dengan pemilikan aset fisik dan aset keuangan domestik dan hasil yang diharapkan dari investasi
domestik.
3.6. Jalur Transmisi Kebijakan Moneter