simulasi historis, masa transisi dan masa peramalan dari fenomena moneter yang dibangun dalam model mekanisme transmisi moneter.
6.2. Evaluasi Dampak Peningkatan 50 persen variabel Jalur Mekanisme Transmisi Moneter
Dengan melakukan simulasi Historis, diharapkan dapat diketahui dampak yang
timbul terhadap kinerja perekonomian jika diterapkan jalur-jalur mekanisme transmisi moneter tertentu. Dampak yang ditimbulkan oleh masing-masing jalur mekanisme
transmisi ditunjukkan dari besarnya deviasi variabel endogen indikator makroekonomi akibat suatu skenario simulasi. Evaluasi dapat dilakukan dengan membandingkan
dampak rata-rata yang ditimbulkan oleh suatu jalur mekanisme transmisi dan untuk mengetahui dampak perubahan tahun demi tahun selama periode simulasi pada empat
periode simulasi pada setiap skenario terlihat pada lampiran. Sedangkan dampak perubahan rata-rata pada beberapa variabel endogen utama untuk empat periode waktu
dan 7 jalur mekanisme transmisi moneter dianalisis masing-masing dengan peningkatan dan penurunan 50 persen terhadap variabel dominan variabel yang digoncang disetiap
jalur mekanisme transmisi moneter. 6.2.1. Skenario Simulasi Peningkatan 50 persen Variabel Jalur Mekanisme
Transmisi Moneter Periode Sebelum Krisis pada tahun 1988 – 1996
Hasil simulasi peningkatan 50 persen variabel utama untuk setiap jalur mekanisme transmisi moneter pada periode sebelum krisis tahun 1988 – 1996
ditunjukkan pada Tabel 29.
1. Jalur Interest Rate Channel Jalur Suku Bunga - Var Shock INT,RR dan SBI
Pada interest rate channel jalur suku bunga tahun 1988 – 1996 dilakukan simulasi terhadap variabel tingkat sukubunga INT, cadangan wajib minimum RR, dan
tingkat sukubunga Sertipikat Bank Indonesia SBI dengan meningkatkan variabel
tersebut sebesar 50 persen lebih tinggi dari nilai sebelumnya. Hasil simulasi diperoleh ramalan bahwa jika ketiga variabel eksogen tersebut dalam jalur tingkat sukubunga
ditingkatkan maka secara umum produk domestik bruto Indonesia turun -0.45 persen sedangkan kredit turun sebesar hampir -50 persen -49.50 persen jika dilakukan shock
pada variabel-variabel utama dalam jalur tingkat sukubunga. Disamping itu nilai tukar dan indeks harga konsumen mengalami depresiasi dan perubahan negatif sebesar 9.81
persen dan -1.52 persen. Varibel ekspor dan Impor mempengaruhi kinerja perekonomian sebesar -51 persen dan 13.80 persen sedangkan investasi baik swasta
maupun pemerintah pun mengalami peningkatan sebesar 9.88 persen dan 157.40 persen yang mana kedua variabel tersebut memberi pengaruh kepada kinerja ekonomi
Produk Domestrik Bruto Indonesia.
2. Jalur Bank Lending Channel Jalur Kredit - Var Shock RR, KREDIT dan SBI
Pada jalur kredit Bank Lending Channel dengan ditingkatkannya cadangan wajib minimum, jumlah kredit yang disalurkan dan tingkat sukubunga sertipikat Bank
Indonesia sebesar 50 persen maka akan berakibat pada peningkatan sukubunga sebesar 45.55 persen dari nilai dasarnya dan variabel produk domestik bruto Indonesia
meningkat sebesar 11.17 persen lebih besar dari pada perioda sebelumnya. Dengan adanya peningkatan secara bersamaan pada variabel RR, KREDIT dan SBI maka
neraca perdagangan akan mengalami ekspansi sebesar 14.60 persen demikian dengan neraca pembayaran pun meningkat sebanyak 7.42 persen lebih besar dibandingkan jika
sebelum dilakukan shock pada variabel-variabel utama tersebut. Disamping itu terjadi pula penurunan dalam investasi pemerintah sebesar -53.48 persen dan peningkatan
pada jumlah penawaran uang, uang primer dan konsumsi sebesar 22.02 persen, 28.56 persen dan 14.93 persen yang keseluruh faktor tersebut mempengaruhi pertumbuhan
dari produk domestik bruto Indonesia.
Tabel 29. Simulasi Historis Peningkatan 50 persen variabel Jalur Mekanisme Transmisi Moneter Periode Sebelum Krisis Tahun 1988 – 1996
SIM-1 SIM-2
SIM-3 SIM-4
SIM-5 SIM-6
SIM-7 Variable Endogen
Simbol BASE
Nilai Tukar ER
2476 9.81
15.63 335.58
-82.93 50.00
50.00 -0.93
Tingkat Sukubunga INT
9.9397 50.00
45.55 50.00
50.00 50.00
-292.72 10.06
Indeks Harga Konsumen INDEX
50.8734 -1.52
-35.29 -482.12
50.00 3.27
66.93 32.07
Ekspor EXPO
55773 -0.51
11.25 143.90
-45.79 3.80
7.61 -10.20
Impor IMPO
28395 13.80
8.02 131.23
-44.29 27.89
-106.54 4.21
Investasi Swasta ISWA
74174 9.88
6.61 50.00
-7.28 12.29
-95.61 5.02
Investasi Pemerintah IPEM
4746 -42.60
-253.48 50.00
-20.67 70.54
-1,435.00 -7.77
Uang Khartal UKHA
41732 -13.15
9.65 155.30
-9.56 -36.50
62.64 -19.94
Giral GIRA
38260 -0.58
14.43 266.97
-15.48 -7.23
-20.75 -9.00
Tabungan dan Deposito TADE
49685 42.56
-6.03 634.93
13.80 70.88
-378.70 47.85
Penawaran Uang MS
264996 3.55
22.02 50.00
-50.99 50.00
50.00 -19.43
Uang Primer BASE
44213 4.71
28.56 50.00
-44.23 50.00
50.00 50.00
Konsumsi CONS
309122 -3.47
14.93 593.69
-38.00 -13.26
6.56 -17.63
Pengeluaran Pemerintah GEXP
72368 -2.82
1.27 194.02
-1.32 -7.29
6.62 -3.06
Penerimaan Pemerintah GREV
76680 -0.15
5.38 186.95
-14.14 -2.78
-7.59 -5.01
Pajak TAX
67016 -0.11
6.38 196.41
-18.03 -2.96
-9.53 -5.86
Kredit KREDIT
233535 -49.50
50.00 -49.50
-49.50 -87.33
366.45 -59.41
Permintaan Uang MD
47862 5.11
13.24 267.38
-33.97 20.52
-11.66 -3.12
Neraca Perdagangan BOT
27378 -15.35
14.60 157.02
-47.35 -21.18
126.00 -25.14
Neraca Pembayaran BOP
53850 -7.81
7.42 79.83
-24.07 -10.77
64.06 -12.78
Produk Domestik Bruto Indonesia PDBI
478296 -0.45
11.17 442.71
-26.82 -6.30
-14.63 -10.61
Pendapatan Disposabel YD
411280 -0.51
11.95 482.85
-28.25 -6.84
-15.46 -11.39
KETERANGAN SIM-1
Interest Rate Channel SIM-5
Exchange Rate 1 Channel SIM-2
Bank Lending Channel SIM-6
Exchange Rate 2 Channel SIM-3
Balance Sheet Channel SIM-7
Direct Monetary Channel SIM-4
Expectation Channel
3. Jalur Balance Sheet Channel Var Shock INT, RR, MS, INV, SBI dan BASE