Jalur Exchange Rate Channel 2 Var Shock ER, RR, MS, dan BASE Jalur Direct Monetary Channel Var Shock RR, SBI dan BASE

6. Jalur Exchange Rate Channel 2 Var Shock ER, RR, MS, dan BASE

Pada jalur nilai tukar-2 ini, variabel tingkat sukubunga tidak termasuk pada variabel yang digoncang dan hasil yang diperoleh adalah peningkatan produk domestik bruto Indonesia 13.38 persen yang lebih besar daripada simulasi yang dilakukan pada jalur nilai tukar-1, begitu pula dengan peningkatan neraca pembayaran 31.74 persen dan neraca perdagangan 155.86 persen yang diperoleh lebih besar dari pada jalur nilai tukar-1. Variabel tingkat sukubunga, ekspor, impor dan konsumsi mengalami perubahan sebesar -432.47 persen, 26.44 persen, -34.08 persen dan 28.49 persen, disamping itu baik variabel pendapatan pemerintah, pajak dan permintaan uang juga mengalami peningkatan yang cukup baik yaitu sebesar 5.13 persen, 6.65 persen, 5.39 persen dan pengeluaran pemerintah naik 4.48 persen, sehingga dengan variabel-variabel komponen dari produk domestik bruto Indonesia bertumbuh secara positif maka hal tersebut memberikan kontribusi positif pada peningkatan dan pertumbuhan dari kinerja perekonomian PDBI 13.38 persen dan pertumbuhan ini lebih baik jika dibandingkan dengan komponen yang sama pada mekanisme transmisi jalur nilai tukar-1. Pendapatan disposabel meningkat 14.59 persen sehingga cenderung mempengaruhi peningkatan konsumsi masyarakat yang akhirnya mengakibatkan perubahan pada komponen produk domestik bruto Indonesia.

7. Jalur Direct Monetary Channel Var Shock RR, SBI dan BASE

Jalur direct monetary channel yang sering dikenal dengan sebutan mekanisme transmisi jalur langsung menunjukkan indikator ekonomi produk domestik bruto Indonesia meningkat 14.03 persen dengan peningkatan pada neraca perdagangan 83.44 persen dan neraca pembayaran 16.99 persen. Nilai tukar yang terapresiasi -1.85 persen tidak banyak memberikan pengaruh pada pertumbuhan ekspor 17.34 persen maupun impor -13.58 persen sedangkan tingkat suku bunga tumbuh 5267.15 persen cenderung mengakibatkan turunnya variabel -116.26 persen. Konsumsi tumbuh 25.72 persen yang diprediksi sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan pada pendapatan disposibel 15.44 persen yang juga akan berpengaruh terhadap pertumbuhan indikator kinerja perekonomian produk domestik bruto Indonesia, disamping itu sektor investasi baik swasta maupun pemerintah tidak memberikan pengaruh yang baik bagi pertumbuhan kinerja ekonomi. 6.2.4. Skenario Simulasi Peningkatan 50 persen variabel Jalur Mekanisme Transmisi Moneter Periode Peramalan pada tahun 2007 – 2010 Hasil simulasi peningkatan 50 persen variabel utama untuk setiap jalur mekanisme transmisi moneter pada periode transisi tahun 2007 – 2010 ditunjukkan pada Tabel 32. 1. Jalur Interest Rate Channel Var Shock INT,RR dan SBI Pada peramalan tahun 2007 – 2010 diperkirakan neraca perdagangan meningkat 141.30 persen suatu peningkatan yang cukup besar dan konsumsi pun meningkat rata- rata sebesar 34.97 persen lebih baik dibandingkan dengan perioda sebelumnya karena diprediksi terdapat peningkatan pada pendapatan disposabel 19.93 persen ,sedangkan variabel kredit meningkat sebesar 134.10 persen meskipun terdapat peningkatan sukubunga 50 persen lebih tinggi dari sebelumnya dan hal ini diperkirakan dunia usaha sangat membutuhkan modal usaha yang lebih besar dan mendesak sehingga peningkatan suku bunga menjadi terabaikan. Variabel produk domestik bruto Indonesia rata-rata meningkat 17.61 persen lebih baik dan diperkirakan merupakan kontribusi dari pertumbuhan neraca perdagangan dan neraca pembayaran terutama pada variabel konsumsi, pengeluaran pemerintah, ekspor dan impor. Meskipun nilai tukar terapresiasi -16.03 persen, ekspor meningkat cukup besar yaitu 24.27 persen ,impor turun sebesar - 131.46 persen dan hal tersebut memberikan pengaruh yang baik bagi peningkatan kinerja ekonomi. Tabel 32. Simulasi Peramalan Peningkatan 50 persen variabel Jalur Mekanisme Transmisi Moneter Periode Peramalan Tahun 2007 – 2010 SIM-1 SIM-2 SIM-3 SIM-4 SIM-5 SIM-6 SIM-7 Variable Endogen Simbol BASE Nilai Tukar ER 4018 -16.03 -12.87 158.98 -208.84 50.00 50.00 -4.23 Tingkat Sukubunga INT 14.6477 50.00 -187.82 50.00 50.00 50.00 -228.02 -170.23 Indeks Harga Konsumen INDEX 401.2561 -2.88 -3.70 -63.03 50.00 -1.24 0.08 -6.10 Ekspor EXPO 16833 24.27 31.80 475.61 -470.31 53.33 48.36 47.02 Impor IMPO 7221 -131.46 -121.77 326.74 -901.52 -129.10 -161.78 -57.46 Investasi Swasta ISWA 138648 -5.83 -5.13 50.00 -31.17 -6.27 -9.63 0.81 Investasi Pemerintah IPEM 7568 -270.03 -270.31 50.00 -228.40 -300.78 -347.45 -199.64 Uang Khartal UKHA 41298 48.91 50.34 203.45 60.85 37.14 39.24 42.75 Giral GIRA 54743 14.50 16.80 170.29 -16.18 15.40 12.25 19.63 Tabungan dan Deposito TADE 307799 -14.05 -14.29 43.00 -25.27 -14.93 -17.68 -8.52 Penawaran Uang MS 398887 10.79 12.62 50.00 -88.92 50.00 50.00 21.77 Uang Primer BASE 61722 32.22 33.62 50.00 -78.89 50.00 50.00 50.00 Konsumsi CONS 318008 34.97 36.23 597.86 -75.77 34.75 31.93 40.70 Pengeluaran Pemerintah GEXP 120872 7.01 7.15 106.50 9.16 4.60 4.41 5.97 Penerimaan Pemerintah GREV 122147 5.50 5.98 112.05 -21.87 5.40 4.52 7.50 Pajak TAX 98741 5.98 6.69 123.12 -31.31 5.82 4.78 8.64 Kredit KREDIT 98950 134.10 50.00 134.10 134.10 163.86 211.82 54.20 Permintaan Uang MD 96198 -0.30 1.56 118.16 -64.60 13.64 11.23 5.86 Neraca Perdagangan BOT 9611 141.30 147.20 587.50 -146.37 190.40 206.25 125.54 Neraca Pembayaran BOP 40024 33.93 35.35 141.08 -35.15 45.72 49.53 30.14 Produk Domestik Bruto Indonesia PDBI 594708 17.61 18.57 355.02 -51.19 17.31 14.63 22.65 Pendapatan Disposabel YD 495968 19.93 20.93 401.19 -55.15 19.59 16.60 25.44 KETERANGAN SIM-1 Interest Rate Channel SIM-5 Exchange Rate 1 Channel SIM-2 Bank Lending Channel SIM-6 Exchange Rate 2 Channel SIM-3 Balance Sheet Channel SIM-7 Direct Monetary Channel SIM-4 Expectation Channel

2. Jalur Bank Lending Channel Var Shock RR, KREDIT dan SBI