disposabel 7.6 persen yang memungkinkan masyarakat untuk meningkatkan tingkat konsumsinya dan dari pertumbuhan pada variabel yang komponen pembentuk indikator
perekonomian PDBI menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 6.94 persen. Pertumbuhan positif pada kinerja perekonomian tersebut cenderung disebabkan oleh
adanya peningkatan pada variabel konsumsi, pengeluaran pemerintah, ekspor dan penurunan impor.
2. Jalur Bank Lending Channel Var Shock RR, KREDIT dan SBI
Jalur kredit yang menganggap terdapat 3 variabel RR, KREDIT, SBI kebijakan yang dapat di manuver oleh otoritas moneter pada periode masa transisi ini
menunjukkan pengaruh yang berbeda dibandingkan dengan jalur suku bunga dan diprediksi variabel utama tersebut memiliki pengaruh pada pertumbuhan neraca
perdagangan 202.38 persen, neraca pembayaran 41.32 persen, dan kinerja perekonomian PDBI naik 27.62 persen yang menggambarkan suatu peningkatan
kinerja perekonomian yang lebih baik jika dibandingkan dengan kinerja perekonomian pada jalur sukubunga. Peningkatan terhadap variabel shock pada jalur kredit ini
memberikan dampak pada peningktaan variabel produk domestik bruto yang cukup besar dan komponen indikator perekonomian yang dianggap memiliki pengaruh
terhadap pertumbuhan kinerja perekonomian tersebut adalah variabel konsumsi tumbuh 52.97 persen cenderung diakibatkan oleh adanya peningkatan dari pendapatan
disposabel 30.50 persen yang memungkinkan masyarakat memiliki daya beli yang lebih tinggi, pengeluaran pemerintah tumbuh sebesar 9.44 persen, peningkatan ekspor 33.90
persen dan penurunan impor -44.89 persen yang cenderung dipengaruhi oleh adanya depresiasi nilai mata uang rupiah -6.86 persen sedangkan investasi menunjukkan
pertumbuhan yang negatif baik sektor swasta -4.63 persen maupun pemerintah -131.85 persen .
3. Jalur Balance Sheet Channel Var Shock INT, RR, MS, INV, SBI dan BASE
Jalur Neraca atau yang juga dikenal dengan balance sheet channel yang menganggap variabel utama yang digoncang adalah tingkat sukubunga, cadangan wajib
minimum, penawaran uang, investasi, tingkat sukubunga sertifikat bank Indonesia dan Uang primer ini pada masa transisi lebih menunjukkan peningkatan yang lebih baik
dibandingkan dengan jalur sukubunga dan jalur kredit. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan dari konsumsi 402.02 persen yang diakibatkan oleh adanya
peningkatan dalam hal pendapatan disposabel 262.51 persen, pengeluaran pemerintah tumbuh sebesar 83.33 persen, ekspor meningkat sebesar 184.29 persen, impor tumbuh
66.53 persen, uang khartal 173.47 persen dan uang giral sebesar 135.59 persen, tabungan dan deposito 39.15 persen serta investasi baik swasta maupun pemerintah
sebesar 50 persen. Peningkatan-peningkatan tersebut yang cukup besar ada pada variabel konsumsi dan PDBI naik sebesar 238.00 persen atau lebih dari dua kali lipat.
Hal ini didukung oleh peningkatan pendapatan disposabel yang naik cukup besar sehingga hal tersebut memungkinkan meningkatkan konsumsi masyarakat yang pada
akhirnya akan memberi dampak positif terhadap peningkatan PDBI.
4. Jalur Expectation Channel Var Shock INT, RR, INDEX, dan SBI