persen yang diperkirakan oleh karena terjadi peningkatan dalam pendapatan disposabel sebesar 138.74 persen dan kredit 449.28 persen. Naiknya sukubunga sebesar 50
persen lebih tinggi pun memberikan dampak negatif pada pertumbuhan tabungan dan deposito sebanyak -62.33 persen dan peningkatan suku bunga tersebut cenderung
memberikan pengaruh pada pertumbuhan negatif investasi baik pada sektor swasta - 33.97 persen dan sektor pemerintah -337.53 persen, namun hal tersebut tidak terlalu
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan produk domestik bruto Indonesia dibandingkan dengan pengaruh dari sektor konsumsi .
6. Jalur Exchange Rate Channel 2 Var Shock ER, RR, MS, dan BASE
Pada jalur nilai tukar 2 ini terjadi perubahan negatif yang cukup besar pada variabel tingkat sukubunga -188.63 persen, investasi pemerintah -433.65 persen, impor
-242.71 persen dan indeks harga konsumen -15.89 persen. Perubahan positif yang cukup besar terjadi pada variabel kredit 605.75 persen, konsumsi 861.70 persen, uang
khartal 250.40 persen dan ekspor 169.76 persen. Perubahan-perubahan variabel tersebut memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan produk domestik
bruto 93.15 persen disamping tingkap pertumbuhan pendapatan disposabel meningkat 116.16 persen yang secara umum menunjukkan peningkatan daya beli masyarakat
sehingga hal tersebut memiliki pengaruh langsung terhadap peningkatan konsumsi masyarakat yang akhirnya berakibat pada pertumbuhan produk domestik bruto
Indonesia yang merupakan salah satu indikator kinerja perekonomian.
7. Jalur Direct Monetary Channel Var Shock RR, SBI dan BASE
Penerapan jalur langsung Direct Monetary Channel menunjukkan perubahan yang cukup signifikan pada neraca pembayaran BOP yaitu 948.36 persen dan hal ini
memberi pengaruh positif terhadap pertumbuhan produk domestik bruto Indonesia yaitu 99.93 persen lebih besar dibandingkan dengan nilai dasar base line dan lebih baik jika
dibandingkan dengan pertumbuhan produk domestik bruto Indonesia pada jalur nilai tukar 1 dan 2, jalur kredit, jalur neraca dan jalur ekspektasi. Peningkatan variabel
konsumsi 808.96 persen disinyalir memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan indikator kinerja perekonomian PDBI tersebut, disamping itu peningkatan
ekspor 70.27 persen dan penurunan impor sebesar -204.25 persen pun cenderung memberi kontribusi besar terhadap pertumbuhan kinerja perekonomian dan hal ini
ditunjukkan dengan tingkat pertumbuhan neraca perdagangan 556.01 persen dan peningkatan tersebut sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan indikator produk
domestik bruto Indonesia. 6.2.3. Skenario Simulasi Peningkatan 50 persen variabel Jalur Mekanisme
Transmisi Moneter Periode Transisi pada tahun 2001 – 2005
Hasil simulasi peningkatan 50 persen variabel utama untuk setiap jalur mekanisme transmisi moneter pada periode transisi tahun 2001 – 2005 ditunjukkan
pada Tabel 31.
1. Jalur Interest Rate Channel Var Shock INT,RR dan SBI
Selama periode tahun 2001 – 2005 yang dianggap sebagai masa transisi masa peralihan dari masa krisis menuju masa sesudah krisis – peramalan dengan adanya
peningkatan pada variabel kebijakan tingkat suku bunga, cadangan wajib minimum dan tingkat sukubunga sertifikat Bank Indonesia sebesar 50 persen lebih besar
mengakibatkan perubahan pada neraca pembayaran BOP sebesar 21.53 persen dan hal tersebut diindikasikan karena adanya perubahan dari konsumsi 17.30 persen,
Investasi swasta -7.98 persen dan pemerintah -88.28 persen, pengeluaran pemerintah meningkat sebesar 4.32 persen, ekspor tumbuh 3.16 persen dan impor menurun -44.79
persen. Disamping itu peningkatan yang terjadi pada variabel konsumsi sebesar 17.30 persen disinyalir terjadi karena kemungkinan adanya peningkatan pendapatan
Tabel 31. Simulasi Historis Peningkatan 50 persen variabel Jalur Mekanisme Transmisi Moneter Periode Transisi Tahun 2001 – 2005
SIM-1 SIM-2
SIM-3 SIM-4
SIM-5 SIM-6
SIM-7 Variable Endogen
Simbol BASE
Nilai Tukar ER
4968 -16.81
-6.86 93.74
-159.80 50.00
50.00 -1.85
Tingkat Sukubunga INT
10.41 50.00
-43.98 50.00
50.00 50.00
-94.68 -46.33
Indeks Harga Konsumen INDEX
269.277 -0.72
-10.66 -61.82
50.00 -2.47
-5.59 -5.83
Ekspor EXPO
30630 3.16
33.90 184.29
-246.99 18.63
26.44 17.34
Impor IMPO
20869 -44.79
-44.89 66.53
-287.56 -32.77
-34.08 -13.58
Investasi Swasta ISWA
133817 -7.98
-4.63 50.00
-33.39 -7.10
-7.57 0.18
Investasi Pemerintah IPEM
19996 -88.28
-131.85 50.00
-73.23 -88.60
-102.54 -49.83
Uang Khartal UKHA
36177 45.27
76.11 173.47
59.89 35.71
47.60 34.50
Giral GIRA
53195 8.71
27.35 135.59
-20.96 9.06
14.07 15.76
Tabungan dan Deposito TADE
304315 -14.32
-18.61 39.15
-25.89 -13.55
-16.86 -7.67
Penawaran Uang MS
399447 9.94
22.17 50.00
-89.55 50.00
50.00 15.76
Uang Primer BASE
64827 29.90
46.51 50.00
-69.41 50.00
50.00 50.00
Konsumsi CONS
313477 17.30
52.97 402.02
-80.65 14.48
28.49 25.72
Pengeluaran Pemerintah GEXP
118357 4.32
9.44 82.73
7.25 2.53
4.88 3.80
Penerimaan Pemerintah GREV
117658 2.60
9.48 83.33
-23.45 2.81
5.13 4.99
Pajak TAX
90335 3.23
11.48 100.97
-34.87 4.10
6.65 6.18
Kredit KREDIT
201816 -62.74
50.00 -62.74
-62.74 -64.65
-39.94 -116.26
Permintaan Uang MD
87860 -5.33
7.11 89.85
-69.75 2.16
5.39 5.49
Neraca Perdagangan BOT
9760 105.70
202.38 436.13
-160.26 128.53
155.86 83.44
Neraca Pembayaran BOP
47922 21.53
41.22 88.82
-32.64 26.18
31.74 16.99
Produk Domestik Bruto Indonesia PDBI
595408 6.94
27.62 238.00
-53.61 5.66
13.38 14.03
Pendapatan Disposabel YD
505073 7.60
30.50 262.51
-56.96 5.94
14.59 15.44
KETERANGAN SIM-1
Interest Rate Channel SIM-5
Exchange Rate 1 Channel SIM-2
Bank Lending Channel SIM-6
Exchange Rate 2 Channel SIM-3
Balance Sheet Channel SIM-7
Direct Monetary Channel SIM-4
Expectation Channel
disposabel 7.6 persen yang memungkinkan masyarakat untuk meningkatkan tingkat konsumsinya dan dari pertumbuhan pada variabel yang komponen pembentuk indikator
perekonomian PDBI menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 6.94 persen. Pertumbuhan positif pada kinerja perekonomian tersebut cenderung disebabkan oleh
adanya peningkatan pada variabel konsumsi, pengeluaran pemerintah, ekspor dan penurunan impor.
2. Jalur Bank Lending Channel Var Shock RR, KREDIT dan SBI