Penentuan dan Disain Lokasi Pengamatan

Penentuan kadar oksigen dalam air laut berdasarkan titrasi jodometri pertama kali diperkenalkan oleh Winkler pada tahun 1888 Culberson et al. 1991, dengan Prinsip Metode sebagai berikut: 1. Dalam larutan yang bersifat basa kuat, Mn 2+ MnCl 2 atau MnSO 4 bereaksi dengan OH - NaOH atau KOH membentuk endapan MnOH 2 yang berwarna putih. Mn 2+ + 2OH - MnOH 2 Putih 2. Endapan MnOH 2 ini tidak stabil, sehingga segera di oksidasi oleh oksigen yang terdapat dalam larutan contoh menjadi MnOH 3 . Reaksi oksidasi ini bersifat kuantitatif, yang berarti banyaknya MnOH 3 yang terbentuk adalah ekuivalen dengan banyaknya O 2 yang terdapat dalam larutan contoh. 2MnOH 2 + ½ O2 + H 2 O 2 MnOH 3 8 3. Dalam larutan yang bersifat asam kuat pH = 1–2,5, endapan MnOH 3 larut kembali dan melepaskan ion Mn 3+ yang besifat oksidator. Ion Mn 3+ ini akan mengoksidasi ion jodida menjadi J 2 bebas. Banyaknya J 3- yang terbentuk ekuivalen dengan banyaknya endapan MnOH 3. 2 MnOH 3 + 2J - + 6H + 2 Mn 3+ +J 2 + 6H 2 O 9 J 2 + J - J 3 - 10 4. Larutan yang mengandung J 3 - tersebut kemudian dititrasi dengan natrium tiosulfat, memakai indikator kanji. Titrasi dihentikan tepat pada saat warna larutan berubah dari biru menjadi tidak berwarna. Banyaknya J 3 - adalah ekuivalen dengan banyaknya S 2 O 3 2- . Banyaknya S 2 O 3 2- ekuivalen dengan banyaknya oksigen terlarut dalam contoh. J 3 - + 2 S 2 O 3 2 3 J - + S 4 O 6 2- 11 Data hasil pengukuran Oksigen berdasarkan prosedur ini dipaparkan dalam lampiran 6. 7 3.5 Analisis dan Evaluasi Data 3.5.1 Analisis CO 2 Antropogenik di Laut Untuk menghitung distribusi CO 2 antropogenik, digunakan pendekatan TrOCA. Metode ini dikembangkan oleh Touratier dan Goyet 2004a, dengan menggabungkan pelacak tracer ‘quasi-conservative’ TrOCA kombinasi dari tracer Oksigen – O 2 , Karbon Anorganik Terlarut – TCO 2 dan Alkalinitas Total – TA. Dasar dari metode ini adalah dengan memprediksi efek-efek biologi sebagaimana yang telah dilakukan oleh Redfield et al. 1963 melalui persamaan: Respirasi, dekomposisi CH 2 O 106 NH 3 H 3 PO 4 + 138 O 2 106 CO 2 + 16 HNO 3 + H 3 PO 4 +122 H 2 O + 17H + fotosintesis Dari sini, akan memungkinkan untuk menentukan besaran nilai konsentrasi CO 2 antropogenik melalui peran pompa biologi, dan proses-proses fisika dari pengukuran TCO 2 . Seiring dengan kedalaman, nilai TCO 2 bervariasi menurut respirasi dan pelarutan kalsium karbonat. Beberapa proses ini sebelumnya telah diprediksi dengan menggunakan total alkalinitas TA; Brewer 1978; Goyet dan Brewer 1993. Pada persamaan 5 terlihat nilai koefisien stoikiometri untuk O 2 dan CO 2 masing-masing 165 dan 123 berbeda dengan di persamaan Redfield et al. 1963; yaitu masing-masing 138 dan 106 persamaan 1. Koreksi terhadap koefisien perbandingan Redfield tersebut di estimasi oleh Körtzinger et al. 2001, berdasarkan data dari Atlantik Utara. 165 adalah nilai koefisien O 2 yang berhubungan erat dengan penelitian Takahasi et al. 1985 dan Anderson dan Sarmiento 1994b, sebaliknya nilai koefisien CO 2 adalah 123, disebut sebagai nilai penyimpangan CO 2 antropogenik Körtzinger et al. 2001. Pengaruh nilai koefisien ini terhadap nilai TrOCA, selanjutnya dijelaskan oleh Touratier dan Goyet 2004a. dimana, 12       2 2 2 123 1 17 TCO = O + TA+ O 165 2 165 5