Pengambilan sampel pada kedua stasiun ini dilakukan pada tanggal 16 Juli 2010, yang meliputi batas-batas area dengan koordinat 6
˚ 7’ L ˚ ’ BT untuk stasium laut Banda, dan 8
˚ 4’ L ˚ ’ BT Ombai.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan yang dipergunakan adalah HCl untuk membersihkan botol duran, HgCl
2
untuk menghambat aktifitas biologis dalam sampel air, dan bahan untuk pengukuran DO dengan metode titrasi Aquades, MnSO
4
, NaOH+Kl, Na-tiosulfat, Amylum, H
2
SO
4
. Sementara itu, peralatan yang dipergunakan adalah, botol borosilikat
– duran 500 ml untuk sampel DIC dan TA, mikropipet 100 µl, cool box, botol BOD 125 ml untuk sampel DO, salinometer untuk pengukuran
salinitas dan peralatan CTD conductivity temperature depth Sea-Bird Electronics SBE 911 Plus untuk pengukuran temperatur, tekanan, salinitas, dan
oksigen. Peralatan CTD sudah terinstal di atas kapal termasuk peralatan pengukuran DO dan salinometer yang berada di laboratorium kapal.
3.3 Pengambilan Data 3.3.1 Tipe Data
Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder untuk memprediksi perjalanan dan kandungan CO
2
antropogenik di Samudera Pasifik bagian barat maupun di Samudera Hindia bagian timur yang terbawa oleh
sirkulasi massa air melalui ARLINDO.
3.3.1.1 Data Primer
Data primer dikumpulkan selama penelitian melalui program INDOMIX, di stasiun Laut Banda dan stasiun Selat Ombai Gambar 10, yang meliputi data DIC
atau TCO
2
, TA, DO, pH, dan data CTD Temperatur, Salinitas, pH dan DO. Salinitas dan DO, selain berasal dari CTD, juga dilakukan pengukuran
langsung di laboratorium kapal sebagai data pembanding dengan data yang diunduh dari CTD.
3.3.1.2 Data Sekunder 3.3.1.2.1 Di Laut
Data sekunder diambil dari WOCE World Ocean Circulation Experiment JGOFS Join Global Ocean Flux Study section, yang meliputi data DIC, TA,
DO, θ
http:cdiac.ornl.govftpoceans
.
Lokasi pertama: Pasifik Barat, P10N. Data di jalur ini hanya diseleksi pada
lintang antara 8,833
o
LU – 20,493
o
LU, berdasarkan daerah pergerakan North Equatorial Current NEC. Survei ini dilakukan dengan RV Mirai pada tanggal
25 Mei 2005 – 2 Juli 2005 Gambar 7 .
Lokasi kedua: Pasifik Barat. P08S. Data ini diambil dengan RV Kaiyo, tanggal
17 Juni 1996 – 2 Juli 1996, pad º ’ BT – º ’ BT dan
º 4’ LU – 4 ’ LU Gambar 8.
Lokasi ketiga: Samudera Hindia bagian Timur Gambar 9. H_I10. Data ini
diambil dengan RV Knorr, 29 Agustus 1995 – 16 Oktober 1995. Data tersebut
dianalisis di Laboratorium Pacific Marine Environmental oleh Chris Sabine dan Kenneth Johnson.
Gambar 7 Data sumber ARLINDO, Samudera Pasifik
bagian Barat, WOCE section P10N. Sumber:
http:cdiac.ornl.govftpoceans.
Section P10N
Gambar 8 Data sumber ARLINDO, Samudera Pasifik
bagian Barat, WOCE section P08S. Sumber:
http:cdiac.ornl.govftpoceans.
Gambar 9 Data outlet ARLINDO, Samudera Hindia
bagian Timur, WOCE section I10. Sumber:
http:cdiac.ornl.govftpoceans.
Section P08S
Section HI10
Deskripsi pengukuran WOCEJGOFS dan keakuratan data dilakukan seperti yang digambarkan dalam Johnson et al. 1998 untuk TCO
2
dan Millero et al. 1998 untuk TA. Sampel standar Certified Reference Material CRM dengan
nilai konsentrasi TCO
2
dan TA yang telah diketahui A. G. Dickson, kualitas kontrol
karbon dioksida
di laut
dapat dilihat
dalam
http:www- mpl.ucsd.edupeopleadicksonCO
2
_QC
, 2000 digunakan setiap 12 jam untuk mengkalibrasi sistem yang digunakan di atas kapal. Akurasi pengukuran TCO
2
dan TA diprediksi masing-masing mencapai ± 2 dan ± 4 µmol.kg
-1
Johnson et al. 1998; Millero et al. 1998. Data hidrografi dari CTD conductivity temperature
depthRosette dikumpulkan dan dianalisis mengikuti prosedur standar Millard 1982. Sampel air untuk pengukuran salinitas, setiap botolnya diukur dengan
menggunakan salinometer berdasarkan teknik standar UNESCO, 1981. Sampel air untuk oksigen dianalisa dengan menggunakan sistem otomatis yang telah
dimodifikasi dari metode Winkler Culberson et al. 1991.
3.3.2 Penentuan dan Disain Lokasi Pengamatan
Penelitian ini dilakukan sebagai bagian dari jalur pelayaran program ‘IN MIX’ Internal Tides and Mixing in The Indonesian Throughflow pada
tanggal 9-22 Juli 2010 Gambar 10, dengan menggunakan RV Marion Dufresne, yang merupakan kegiatan kerjasama penelitian antara Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan FPIK, Institut Pertanian Bogor dengan LEGOS LOCEAN UMPC Paris 6, Perancis, sehingga penentuan dan disain lokasi pengamatan dalam
penelitian ini mengikuti jalur pelayaran program INDOMIX, sebagaimana yang telah direncanakan sebelum pelayaran ini berlangsung.
Pelayaran INDOMIX berlangsung dari tangal 9-22 Juli 2010 yang bertolak dari Sorong Papua, Laut Halmahera, Laut Seram, Laut Banda, Selat Ombai, Laut
Sawu, Selat Sumba, Selat Lombok dan berlabuh di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya Gambar 9. Beberapa parameter yang diukur selama pelayaran
berlangsung diantaranya; parameter oseanografi fisika dengan menggunakan Conductivity Temperature Depth CTD, Expendable Conductivity Temperature
Depth xCTD, Lowered Acoustic Doppler Current Profiler LADCP, Mooring bottom ADCP di Laut Halmahera dan Vertical Microstructure Profiler VMP.
Gambar 10 Jalur pelayaran program INDOMIX 2010. Pelayaran bermula dari
pelabuhan Sorong di Papua tanggal 9 Juli 2010, kemudian ke Laut Halmahera, Laut Seram, Laut Banda, Selat Ombai, Laut Sawu, Selat
Lombok dan berakhir di pelabuhan Tanjung Perak Surabaya tanggal 22 Juli 2010 Gambar dimodifikasi dari Suteja 2011.
Pengukuran transpor ARLINDO dilakukan dengan penurunan mooring ADCP di Laut Halmahera dan akan dilakukan pengangkatan kembali dalam dua
tahun kemudian. Pada program ini pula dilakukan perekaman data melalui Shipboard Acoustic Doppler Current Profiler SADCP, pengambilan sampel air
untuk analisa nutrien, klorofil-a, dan tracer radio isotop di beberapa lapisan kedalaman, demikian pula pengamatan nekton, mamalia dan burung laut juga
dilakukan selama pelayaran berlangsung.
3.3.3 Manajemen Sampel 3.3.3.1 Teknik Pengambilan Sampel Air
Sampel air untuk pengukuran parameter DIC dan TA diambil dari botol rossette dengan menggunakan pipa tygon yang panjangnya sekitar 30 cm. Air
ditampung dalam botol kaca duran 500 ml. Pipa diletakkan sampai ke dasar
botol, kemudian sampel air dimasukkan. Sampel air dibiarkan meluber sampai kira-kira 23 volume botol dengan menghindari gelembung menempel pada
dinding botol hal yang sama dilakukan untuk pengambilan sampel air dengan botol BOD untuk analisa DO. Selanjutnya air dalam botol duran dikeluarkan
10 nya untuk menyediakan ruang terhadap ekspansi air nantinya. Setelah ditambahkan 100 µl HgCl
2
, sampel air di tutup dan dikocok sampai terjadi percampuran sempurna kemudian disimpan dalam cool box pada temperatur
ruang. Teknik pengambilan sampel ini mengacuh pada SOP DOE Carbon Dioxide System in Sea Water DOE 1994 Lampiran 1.
Sampel air laut di stasiun Laut Banda diambil pada kisaran tekanan 5 –4300
dbar sebanyak 15 sampel masing-masing pada tekanan 5, 50, 75, 100, 200, 300, 450, 750, 1250, 1500, 2000, 2500, 3000, 3500 dan 4300 dbar. Sedangkan di
stasiun Selat Ombai, sampel diambil pada kisaran tekanan 5 –1500 dbar sebanyak
22 sampel masing-masing pada tekanan 5, 25, 50, 75, 100, 125, 150, 200, 300, 350, 450, 550, 650, 750, 800, 900, 1000, 1100, 1200, 1300, 1400, dan 1500 dbar.
3.3.3.2 Teknik Penanganan Sampel handling
Sampel air untuk penentuan nilai DIC dan TA, dianalisis di laboratorium Service National d’Analyse de Parametres Oceanique du CO
2
, IPSL – UPMC,
Paris. Sebelum dikirimkan melalui kapal laut, sampel terlebih dahulu diatur dalam
cool box yang ditambahkan steroform pada bagian dasar, samping dan atas botol, sehingga botol-botol sampel berada dalam posisi rapat antara satu dengan lainnya.
Namun sebelumnya, sampel-sampel telah tandai berdasarkan layer dan stasiun asal untuk mempermudah proses analisis lebih lanjut. Penutup botol dipastikan
tertutup rapat untuk menghindari terjadinya pertukaran gas dalam botol dan udara. Sampel-sampel kemudian diletakkan dalam ruangan yang dingin namun tidak
sampai beku, untuk menghindari terlepasnya gas CO
2
ke udara.