KEWENANGAN DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI DALAM

95

BAB IV KEWENANGAN DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI DALAM

PERJANJIAN KREDIT PADA BANK MANDIRI A. Kewenangan Direksi Berdasarkan Ketentuan UUPT Nomor 40 Tahun 2007 1. Kewenangan Direksi Dengan Persetujuan Komisaris UUPT sekarang ini menganut prinsip pertanggungjawaban dan kemampuan pengurus Direksi dan Komisaris yang professional dibidangnya, seperti yang ditegaskan dalam Pasal 93 ayat 1 UUPT, bahwa persyaratan untuk anggota Direksi, yaitu cakap melakukan perbuatan hukum, kecuali dalam waktu 5 lima tahun sebelumnya pengangkatannya pernah : a. Dinyatakan pailit; b. Menjadi anggota Direksi atau Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit; atau c. Dihukum karena melakukan tindakan pidana yang merugikan keuangan Negara danatau yang berkaitan dengan sektor keuangan. 103 Persyaratan tersebut dapat ditambah persyaratan lain dari instansi teknis yang berwenang menetapkan persyaratan tambahan berdasarkan peraturan perundang- undangan ini. 104 103 Penjelasan Pasal 93 ayat 1 huruf c UUPT : Yang dimaksud dengan sektor keuangan, antara lain lemabaga keuangan bank dan nonbank, pasar modal, dan sektor lain yang berkaitan dengan penghimpunan dan pengelolaan dana masyarakat. 104 Pasal 93 ayat 2 UUPT 2007 95 Universitas Sumatera Utara 96 Sebagai organ perseroan, direksi bertanggung jawab penuh atas kegiatan pengurusan perseroan dalam melakukan kepentingan dan dalam mencapai tujuan perseroan, serta mewakili perseroan dalam melakukan tindakannya, baik didalam maupun diluar pengadilan. Pasal 92 UUPT 2007 menunjukkan bahwa apa yang menjadi “kepentingan perseroan” dan apa yang menjadi “maksud dan tujuan perseroan” adalah mengandung syarat “kumulatif mutlak”. Artinya jika yang dilakukan oleh anggota direksi itu hanya dengan alasan kepentingan perseroan namun bertentangan dengan maksud dan tujuan perseroan atau sebaliknya, maka tindakan tersebut adalah bertentangan dengan Pasal 92 UUPT 2007. Didalam UUPT 2007 dibuat batasan mengenai pengurusan yaitu adalah untuk “kepentingan” perseroan dan harus sesuai dengan “maksud dan tujuan” perseroan. Anggota direksi harus mengelola pereroan untuk kepentingan perseroan, bukan untuk kepentingan pribadi. Tidak dibenarkan anggota direksi mengejar keuntungan untuk diri sendiri. Oleh karena itu, untuk memahami konsep pengurusan perseroan oleh direksi, harus dipahami apa yang menjadi “kepentingan perseroan” dan apa pula yang menjadi “maksud dan tujuan” perseroan. Dalam anggaran dasar perseroan umumnya ditegaskan bahwa direksi mewakili perseroan didalam dan diluar pengadilan tentang segala hal dan dalam segala kejadian dan karenanya berhak untuk menandantangani dokumen yang dibuat atas nama perseroan, menjalankan segala hak dan kekuasaan baik yang bersifat pengurusan maupun yang bersifat pemilikan. Universitas Sumatera Utara 97 Kewenangan direksi didalam anggaran dasar perseroan terbatas seringkali pembatasan-pembatasan mengenai tindakan-tindakan antara lain : 1. Untuk meminjam atau meminjamkan uang tidak termasuk menyimpan uang dibank atas nama perseroan; 2. Membeli, menjual, membebani atau dengan jalan lain mendapatkan atau melepaskan hak atas barang-barang yang tidak bergerak atas nama perseroan; 3. Mengikat perseroan sebagai penanggung, dan atau menggadaikan barang- barang bergerak kepunyaan perseroan. Terhadap tindakan-tindakan yang dibatasi tersebut diatas biasanya direksi harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari RUPS atau direksi lainnya atau dewan komisaris dan atau akta yang berkenaan turut ditandatangani oleh anggota direksi lain atau seorang komisaris atau dewan komisaris sesuai anggaran dasarnya. Jika dalam anggaran dasar perseroan terbatas diatur perihal bahwa persetujuan komisaris dapat diberikan oleh salah seorang komisaris saja atau kombinasi 2 diantara 4 komisaris, maka bank tetap wajib mengacu pada ketentuan UUPT, yaitu oleh Dewan Komisari semua anggota komisaris. Dalam kententuan Pasal 1 angka 6 UUPT 2007 menyebutkan bahwa Dewan Komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan atau khusus sesuai dengan anggaran dasar perseroan, serta memberi Universitas Sumatera Utara 98 nasihat kepada Direksi. Dengan demikian melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi merupakan tugas pokok Dewan Komisaris. 105 Pasal 108 ayat 1 dan 2 UUPT menegaskan : 106 1.Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, baik mengenai Perseroan maupun usaha Perseroan, dan memberikan nasihat kepada Direksi. 2.Pengawasan dan pemberian nasihat sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan untuk kepentingan perseroan dam sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan. Selain pengawasan dan pemberi nasehat kepada direksi dalam melakukan perbuatan hukum tertentu, Dewan Komisaris juga memiliki kewenangan lain sebagaiman yang diatur didalam Pasal 117 ayat 1 UUPT 2007, yakni : “Dalam anggaran dasar dapat ditetapkan pemberian wewenang kepada dewan komisaris untuk memberikan persetujuan atau bantuan hukum kepada direksi dalam melakukan perbuatan hukum tertentu.” Jadi disini jelas bahwa dalam hal perseroan terbatas bertindak selaku debitur dalam pinjaman kredit di bank, maka terhadap tindakan untuk mewakili kepentingan perseroan tersebut, seperti misalnya didalam penandatanganan perjanjian kredit, 105 Menurut ketentuan Pasal 108 ayat 3 UUPT, bahwa Dewan Komisaris terdiri atas 1 satu orang anggota atau lebih. Dan menurut ketentuan ayat 3 pasal tersebut, Dewan Komisaris yang terdiri lebih dari 1 satu orang anggota merupakan majelis, dan setiap anggota Dewan Komisaris tidak dapat bertindak sendiri-sendiri, melainkan berdasarkan keputusan Dewan Komisaris. Khusus untuk perseroan yang kegiatan usahanya berkaitan dengan menghimpun danatau mengelola dana masyarakat, perseroan yang menerbitkan surat pengakuan utang kepada masyarakat atau Perseroan Terbuka wajib mempunyai paling sedikit 2 dua orang anggota Dewan Komisaris Pasal 108 ayat 5 UUPT. 106 Untuk perseroan yang menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, selain mempunyai Dewan Komisaris wajib mempunyai Dewan Pengawas Syariah. Anggota Dewan Pengawas Syariah tersebut terdiri dari seorang ahli syariah atau lebih yang diangkat oleh RUPS atas rekomendasi Majelis Ulama Indonesia, dan tugas Dewan Pengawas Syariah memberikan nasihat dan saran kepada Direksi serta mengawasi kegiatan Perseroan agar sesuai dengan prinsip syariah Pasal 109 UUPT. Universitas Sumatera Utara 99 merupakan kewenangan dari direksi, akan tetapi kewenangannya tersebut dibatas oleh anggaran dasar perseroan yakni harus dengan persetujuan Dewan Komisaris.

2. Kewenangan Direksi Dengan Persetujuan RUPS