Prosedur Penilaian dan Penilaian Kembali Agunan

47

2. Prosedur Penilaian dan Penilaian Kembali Agunan

Prosedur penilaian dan penilaian kembali atas agunan mengacu pada petunjuk penilaian agunan yang diterbitkan oleh Credit Operations Unit dan perubahan- perubahannya yang berlaku. Ketentuan mengenai penilaian agunan yang dilakukan secara internal oleh bank dilakukan sesuai ketentuan penilaian agunan yang diterbitkan oleh Credit Operations Unit dan perubahan-perubahannya yang berlaku. Dalam hal penilaian agunan dilakukan oleh penilaian independen maka penilai internal wajib melakukan review dan hasil review tersebut bersifat final. Penggunaan Konsultasi Penilai harus memenuhi kriteria yang ditetapkan bank. Prosedur penerimaan perusahaan penilai independen menjadi rekanan bank diatur dalam ketentuan tersendiri. Penilaian agunan oleh perusahaan penilai independen bukan rekanan bank dapat diterima, dengan ketentuan sebagai berikut : a. Perusahaan penilai independen tersebut memiliki ijin usaha dan bonafiditasnya cukup terjamin. b. Perusahaan penilai independen telah terdaftar sebagai anggota asosiasi. c. Tidak termasuk perusahaan penilai independen yang bermasalah informasi dimintakan oleh Business Unit kepada asosiasi. d. Apabila permohonan kredit disetujui, perusahaan penilai independen tersebut agar mengajukan permohonan menjadi rekanan bank. Kewenangan memutus penggunaan perusahan penilai independen bukan rekanan bank dilakukan oleh Group Head Business Unit. Nilai kecukupan agunan collateral coverage dihitung atas dasar : 1. Nilai pasar wajar fair market value dari penilai independen setelah direview oleh Credit Operations Unit untuk nasabah yang dipersyaratkan menggunakan penilai independen dalam penilaian agunan, atau; Universitas Sumatera Utara 48 2. Nilai pasar wajar fair market value dari Credit Operation Unit untuk nasabah yang tidak dipersyaratkan menggunakan penilai independen dalam penilaian agunan. Dalam Nota analisa kredit selain mencantumkan nilai pasar wajar, juga wajib mencantumkan nilai likuidasi untuk memprediksi Loos Given Default LGD. Apabila nilai agunan setelah penilaian kembali menjadi kurang dari ketentuan yang telah ditetapkan, maka bank harus meminta lagi tambahan agunan kepada debitur untuk menutupi kekurangan tersebut, atau meminta debitur membayar sebagian kewajibannya, sehingga minimum nilai agunan kembali mencukupi kecuali diputuskan lain oleh pemegang kewenangan. alam penilaian kembali agunan harus dibuatkan Berita Acara Pemeriksaan dan Penaksiran Nilai Agunan.

C. Pemberian Kredit Corporate Bagi Perseroan Terbatas di Bank Mandiri

Setiap perusahaan pasti memiliki kebutuhan. Kebutuhan ada yang bersifat mendesak dan ada yang tidak. Kebutuhan yang mendesak menuntut untuk segera dipenuhi. Namun pemenuhan tersebut tidak terlepas dari masalah biaya atau dana. Kebanyakan perusahaan dalam menghadapi kekurangan dana mencari jalan keluar dengan berutang kepada pihak lain kreditur. Dan biasanya perbankanlah sarana yang tepat bagi para calon debitur untuk memperoleh dana tersebut. Bank pun dalam menyalurkan pinjamankredit tersebut mempunyai berbagai penilaian terhadap debitur termasuk masalah kepercayaan pengembalian utang. Universitas Sumatera Utara 49 Perbankan banking pada umumnya ialah kegiatan-kegiatan dalam menjualbelikan mata uang, surat efek dan instrument-instrumen yang dapat diperdagangkan. Penerimaan deposito, untuk memudahkan penyimpanannya atau untuk mendapatkan bunga, dan atau pembuatan, pemberian pinjaman-pinjaman dengan atau tanpa barang-barang tanggungan, penggunaan uang yang ditempatkan atau diserahkan untuk disimpan. 59 Peranan penting dan strategis dari lembaga perbankan yang diuraikan di atas merupakan bukti bahwa lembaga perekonomian menunjang pelaksanaan pembangunan nasional. Dalam peranannya yang demikian itu, jelaslah bahwa lembaga perbankan nasional dituntut dan berkewajiban untuk mewujudkan tujuan perbankan nasional yang diatur dalam Pasal 4 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan sebagaimana telah dikemukakan di atas. Bahwa berdasarkan jangka waktu dan penggunaannya kredit dapat digolongkan menjadi 3 tiga jenis, yaitu : 60 a. Kredit Investasi, yaitu kredit jangka menengah atau panjang yang diberikan kepada debitor untuk membiayai barang-barang modal dalam rangka rehabilitasi, modernisasi, perluasan ataupun pendirian proyek baru, misalnya pembelian tanah dan bangunan untuk perluasan pabrik, yang pelunasannya dari hasil usaha dengan barang-barang modal yang dibiayai tersebut. Jadi, kredit investasi adalah kredit jangka menengah atau panjang yang tujuannya untuk pembelian barang modal dan jasa yang diperlukan untuk rehabilitasi, modernisasi, perluasan, proyek penempatan kembali danatau pembuatan proyek baru. b. Kredit Modal Kerja, yaitu kredit modal kerja yang diberikan baik dalam rupiahb maupun valuta asing untuk memenuhi modal kerja yang habis dalam satu siklus usaha dengan jangka waktu maksimal 1 satu tahun dan dapat diperpanjang 59 Sentosa Sembiring, Hukum Perbankan, CV. Mandar Maju, Bandung, 2008, hal. 1. 60 Chatamarrasjid Ais, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2011, hal. 60. Universitas Sumatera Utara 50 sesuai kesepakatan antara para pihak yang bersangkutan. Dapat juga dikatakan bahwa kredit ini diberikan untuk membiayai modal kerja, dan modal kerja adalah jenis pembiayaan yang diperlukan oleh perusahaan untuk operasi perusahaan sehari-hari. c. Kredit Konsumsi, yaitu kredit jangka pendek atau panjang yang diberikan kepada debitor untuk membiayai barang-barang kebutuhan atau konsumsi dalam skala kebutuhan rumah tangga yang pelunasannya dari penghasilan bulanan nasabah debitor yang bersangkutan. Dengan perkataan lain, kredit konsumsi merupakan kredit perorangan untuk tujuan nonbisnis, termasuk kredit pemilikan rumah. Kredit konsumsi biasanya digunakan untuk membiayai pembelian mobil atau barang konsumsi barang tahan lama lainnya. Dalam perkreditan yang diberikan khusus untuk kredit usaha bagi kalangan perseroan terbatas, kredit yang dikucurkan oleh Bank Mandiri adalah kredit investasi dan juga kredit modal kerja yang memiliki jangka waktu yang panjang. Dalam hal ini unit kerja pengelolanya adalah Corporate Banking Group. Standar prosedur kredit untuk segmen corporate diatur secara khusus, dipisahkan dengan segmen commercial, small, micro dan consumer, mengingat segmen corporate mempunyai karakteristik yang tidak dimiliki segmen lainnya. Disamping memiliki karakteristik khusus, pengelolaan kredit segmen corporate juga dipengaruhi oleh kondisi makro faktor ekonomi, regulasi eksternal dan pesaingan serta faktor internal, seperti : strategi bisnis, sistem, kompensasi pengelola, kedisiplinan dan faktor internal lainnya.

1. Dasar-Dasar Kebijakan Pemberian Kredit di Bank Mandiri