32
Ad.2. Teori tentang proses Pada teori ini kita memilih cara-cara pengiriman pesan sehingga terjadi
penerimaan yang sesungguhnya. Penjelasan-penjelasan mengenai proses penangkapan mekanisme pemikiran tentang manusia. Semua menitikberatkan
pada cara-cara informasi didapatkan dan diselenggarakan, bagaimana memori digunakan, bagaimana orang memutuskan untuk bertindak. Sifat dan pendekatan
keadaan tidak sejalan dengan penjelasan proses, dan ini akan menyatu. Pada komunikasi yang terjadi antara orangtua dan anak, pengiriman pesan
yang dilakukan orangtua bisa melalui dialog, ceramah, nasehat ataupun perintah. Hal ini diupayakan agar komunikasi yang terjadi dapat terjadi secara efektif.
2.4. Perilaku Anak
Perilaku ialah tanggapan atau reaksi individu yang terwujud dalam gerakan sikap tidak saja badan atau ucapan. Perilaku yang umum meliputi
menangis, merangkak, berjalan, berbicara, berlari, tertawa, menghisap, menggigit, menggaruk, dan makan.
Kecuali itu ada yang mudah dan tidak mudah dilihat dari luar. Maka perilaku dibagi 2 dua kelompok yaitu :
1. Perilaku tertutupterselubung cover behaviour
2. Perilaku terbuka over behaviour
Melihat dan memperhatikan perilaku orang akan terlihat macam-macam perilaku yang over bisa dibagi lagi dalam 3 tiga kelompok yaitu :
Universitas Sumatera Utara
33
1. Perilaku yang disadari, dilakukan dengan kesadaran penuh, tergantung dari
aksi dalam otak besar voluntary movement berkaitan dengan cerebrum. 2.
Perilaku reflektoris, gerakan refleks yang dalam tahap pertama berkaitan dengan sumsum tulang belakang belum disadari. Baru kemudian tingkah laku
refleks disadari bila kesan sampai ke taraf pusat. 3.
Perilaku diluar pengaruh kehendak, tidak disadari dan berpusat pada sumsum penyambung medulla oblogata atau gerakan otot kepekaan otot.
Perilaku yang tidak mudah kelihatan, terselubung : 1.
Kognisi : Penyadaran ini melalui proses penginderaan terhadap rangsangan dan interpretasinya. Perilaku ini meliputi segala hak yang berupa reaksi
terhadap rangsangan, menyadari dan memberi arti atau belajar dan mengingat apa yang dipelajari.
2. Emosi : efek, perasaan, suasana di dalam diri yang dimunculkan oleh
penyadaran terhadap isi perangsangan. 3.
Kognisi : pemikiran, pengambilan keputusan untuk memilih sesuatu bentuk perilaku
4. Pusat, penginderaan : meliputi penyampaian atau mengantar pesan
rangsangan sampai ke susunan saraf pusat pengertian Ada beberapa aspek perilaku untuk mewujudkan terbentuknya perilaku
positif yang diinginkan adalah sebagai berikut : 1.
Perilaku penyesuaian Terbentuknya perilaku positif atau negatif gangguan perilaku seseorang pada
umumnya disebabkan gagalnya penyesuaian diri dari orang tersebut terhadap lingkungan sosial di sekitarnya. Kegagalan dalam penyesuaian ini dapat
disebabkan oleh beberapa aspek, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
34
a. Gangguan emosional dalam diri si anak
Walaupun lingkungan sekitarnya tidak menunjukkan adanya penolakan terhadap keberadaan si anak, tetapi dari pihak si anak timbul masalah
karena merasa dirinya lain dari yang lainnya. b.
Gangguan hubungan dengan lingkungan Pada awalnya anak merasa yakin mampu bergaul dengan lingkungannya,
tetapi dari pihak lingkungan memperlakukannya sebagai orang aneh sebagai si anak tidak tahan lama bergaul dengan lingkungannya.
2. Aspek perkembangan
Timbulnya penyimpangan perilaku dapat merupakan manifestasi dari hambatan atau gangguan perkembangan. Bagi seorang anak yang mengalami
fisik yang lemah maka ia akan mengalami hambatan perkembangan sosial, bahkan ia juga tidak mampu menyerap norma-norma sosial dengan baik
sehingga menyebabkan sosialisasinya menjadi buruk. 3.
Aspek hubungan keluarga dan anak Tahun-tahun pertama kehidupan seorang anak sangat penting bagi
perkembangan psikisnya. Pembentukan sikap, perasaan dan kepribadian yang fundamental terjadi pada waktu-waktu itu.
Anak pada tahun-tahun pertama kehidupannya tumbuh dan berkembang dalam ikatan hubungan dengan keluarga terutama dengan orangtua. Perilaku
seseorang tidak mekar dengan sendirinya tetapi dikembangkan oleh orangtua. Perilaku orangtua yang penuh kasih sayang dan wajar terhadap anak sehingga
dapat membantu si anak dalam menjalani hubungan dengan orang lain.
Universitas Sumatera Utara
35
Beberapa ciri-ciri positif dan negatif seseorang dalam berperilaku yaitu : 1.
Ciri perilaku positif : a.
Kompensasi yang sehat dan baik b.
Merasa sama dengan orang lain c.
Yakin akan kemampuan diri d.
Dapat menyadari dan memperbaiki kekeliruannya e.
Suka akan persaingan atau kompetisi f.
Bercita-cita sesuai dengan kemampuannya 2.
Ciri perilaku negatif : a.
Bertingkah laku over kompensasi b.
Agresif, emosional, asosial, takut yang berlebihan, egosentris c.
Membuat reaksi melarikan diri dan menghindar dari kontak sosial d.
Cenderung menyalahkan orang lain Memang tidak mudah untuk merubah perilaku yang tertanam sejak lahir
menjadi perilaku yang sesuai dengan tuntutan kewajaran. Beberapa faktor penyebab sulitnya perubahan itu :
1. Adanya perasaan-perasaan tertentu menyertai terbentuknya suatu konsep
seperti pengalaman buruk, tekanan sosial dan prasangka 2.
Adanya perilaku tertentu yang mencerminkan konsep diri tertentu pula baru tampil setelah konsep tersebut sudah berakar dan baru diidentifikasikan di
kemudian hari, dimana kemungkinan untuk diubah menjadi kecil sekali. Anak adalah pribadi yang masih bersih dan peka terhadap rangsangan-
rangsangan dari lingkungan, anak ibarat secarik kertas yang masih kosong, artinya bagaimana nanti bentuk dan corak kertas tersebut bergantung pada bagaimana
kertas tersebut ditulis.
Universitas Sumatera Utara
36
Ingatan anak pada usia 6-12 tahun ini mencapai intensitas paling besar dan paling kuat. Daya menghafal dan memori dengan sengaja memasukkan dan
meletakkan pengetahuan dalam ingatan adalah paling kuat, dan anak mampu memuat jumlah materi ingatan paling banyak.
Pada masa ini anak memasuki masa belajar di dalam dan di sekolah. Anak belajar di sekolah, tetapi membuat latihan pekerjaan rumah yang mendukung hasil
belajar di sekolah. Hubungan orangtua anak juga bervariasi dari perilaku-perilaku yang
menghambat orangtua sepenuhnya mengontrol anak dan membuat keputusan- keputusan untuk anaknya sampai perilaku-perilaku yang serba boleh orangtua
membiarkan saja anak untuk membuat keputusan-keputusan sendiri tanpa petunjuk pihaknya. Kecemasan anak adalah bahwa ia tidak tahu apa yang
diharapkan ada padanya dalam hirarki kekuasaan, bahwa ia adalah seorang yang tidak mampu menangani persoalan-persoalan dan bahwa ia adalah seorang yang
tidak bertanggung jawab. Hubungan orangtua anak yang ideal akan mengurangi kecemasan ini.
Kalau kecemasan itu berlangsung terus menerus, maka untuk mengurangi peraturan-peraturan dengan ketat dan mendominasi orang lain, atau ia mungkin
menarik diri sama sekali, menolak untuk diatur dan mengatur. Dan masih banyak lagi hubungan orangtua dan anak tersebut dalam berbagai aspek perilaku tersebut.
Universitas Sumatera Utara
37
2.5. Televisi