Teknik Analisis Uji Asumsi Klasik

Reliability Statistics .966 25 Cronbachs Alpha N of Items Reliabilitas menunjukkan akurasi dan konsistensi dari pengukurannya. Uji reliabilitas menurut Arikunto 2007:15 menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data kerena instrumen itu sudah baik. Reliabilitas menunjukkan tingkat kestabilan, konsistensi dan kehandalan instrumen untuk menggambarkan gejala seperti apa adanya. Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut: 1. Jika r alpha positif dan lebih besar dari r tabel maka pertanyaan reliabel 2. Jika r alpha negatif dan lebih kecil dari r tabel maka pertanyaan tidak reliabel Tabel 3.4 Reliabilitas Kuesioner Sumber : Hasil pengolahan SPSS Tabel 3.4 menunjukkan bahwa hasil pengujian reliabilitas dengan nilai Cronbach Alpha atau r-alpha sebesar 0.966. hal ini membuktikan bahwa instrumen gaji, insentif dan tunjangan adalah reliabel karena r alpha bernilai 0.966 lebih besar dan positif dari r tabel yang bernilai 0.60. reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki Cronbach Alpha 0.60 Syafrizal, 2010:80.

3.10 Teknik Analisis

Universitas Sumatera Utara

a. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk menguji suatu model yang termasuk layak atau tidak layak digunakan dalam penelitian. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Uji Normalitas Pengujian ini dilakukan untuk melihat dalam model regresi apakah variabel dependen dan independennya memiliki distribusi normal atau tidak. Model yang paling baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. 2. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan atau perbedaan varians dari residual pengamatan yang lain. Jika varians residual dari suatu pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas, dan jika varians berbeda disebut heterokedastisitas. Model yang paling baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. 3. Uji Multikolinearitas Pengujian multikolinearitas untuk melihat apakah pada model regresi ditemukan korelasi antar variabel bebas. Jika terjadi korelasi maka dinamakan terjadi masalah multikolinearitas. Cara mendeteksinya adalah dengan melihat nilai Variance Inflation Faktor VIF. Nilai yang umum dipakai untuk Tolerance 0,1 Universitas Sumatera Utara sedangkan VIF 5, maka tidak terjadi multikolinearitas. Model yang paling baik adalah tidak terjadi multikolinearitas. b. Analisis Regresi Linier Berganda Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel terikat. Metode regresi berganda dirumuskan sebagai berikut: Y= a + b 1 X 1 + B 2 X 2 + b 3 X 3 + e Dimana: Y = Kinerja a = Konstanta b 1 , b 2 , b 3 = koefisien regresi berganda x 1 = Gaji x 2 = insentif x 3 = Tunjangan e = Standar Error c. Analisis deskriptif Metode analisis deskriptif yaitu suatu metode dengan mengumpulkan data dengan menggolongkan, mengklasifikasikan, menginterpretasikan dan selanjutnya dianalisis dengan mengambil kesimpulan secara umum sehingga diperoleh suatu gambaran tentang masalah yang diteliti d. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis berdasarkan model regresi yang sudah memenuhi syarat asumsi klasik kemudian dianalisis dengan cara sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1. Uji Serentak Uji–F Dilakukan untuk melihat secara serentak bagaimana pengaruh variabel bebas yakni gaji X 1 , Insentif X 2 dan tunjangan X 3 terhadap variabel terikat Y. Kriteria pengujian sebagai berikut: H : b 1 = b 2 = b 3 = 0, artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas yakni gaji X 1 , Insentif X 2 dan tunjangan X 3 terhadap variabel terikat yakni kinerja Y. H a : b 1 ≠ b 2 ≠ b 3 ≠ 0, artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas yakni gaji X 1 , Insentif X 2 dan tunjangan X 3 terhadap variabel terikat yakni kinerja Y. 2. Uji Parsial Uji–t Uji–t menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara individual terhadap variabel terikat. Kriteria pengujian sebagai berikut: H : b 1 = b 2 = b 3 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas yakni Gaji X 1 , Insentif X 2 dan Tunjangan X 3 terhadap variabel terikat yakni kinerja Y. H a : b 1 ≠ b 2 ≠ b 3 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang postif dan signifikan dari variabel bebas yakni Gaji X 1 , Insentif X 2 dan Tunjangan X 3 terhadap variabel terikat yakni kinerja Y. Universitas Sumatera Utara Kriteria pengambilan keputusan : H diterima jika t hitung t tabel pada α = 5 H a diterima jika t hitung t table pada α = 5 3. Koefisien Determinan R 2 Digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variabel bebas yang dimasukkan ke dalam model, untuk menjelaskan variabel terikat. Nilai koefisien determinasi diantara nol dan satu 0R 2 1. Semakin mendekati nol berarti model tidak baik atau variasi model dalam menjelaskan amat terbatas, sebaliknya semakin mendekati satu berarti model semakin baik. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan