Kepaduan CIRI-CIRI KALIMAT EFEKTIF

merusakkan kepaduan adalah menempatkan kata depan, kata penghu bung yang tidak sesuai atau tidak pada tempatnya, perapatan kata aspek atau keterangan modalitas yang tidak sesuai, dan sebagainya. 1. Kalimat yang padu tidak bertele-tele, hindari kalimat yang panja ng. Contoh: Kita harus mengembalikan kepada kepribadian kita o rang- orang kota yang telah lanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang secara tidak sadar ber tindak keluar dari kepribadian manusia Indonesia dari sudut kemanusiaan yang adil dan beradab. Kalimat di atas tidak padu, coba perbaiki kalimat di atas seh ingga menjadi kalimat yang padu. BPDU-Universitas Widyatama 45 Bahasa Indonesia dalam Penulisan Karya Ilmiah 2. Kalimat yang padu menggunakan pola aspek + agen + v erbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat persona. Contoh: Saran yang dikemukakannya kami akan pertimbangkan Masalah kemacetan kredit Bimas saya ingin lapo rkan kepada Bapak. 3. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata antara predikat kata kerja dan objek penderita. Contoh: Sejak lahir manusia memiliki jiwa untuk melawan ke pada te kekejaman alam, atau kepada pihak lain karena merasa dirinya lebih kuat.

6.2.6 Kelogisan

Yang dimaksud dengan kelogisan ialah ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan sesuai dengan kaidah yang berlaku. Kelogisan berhubungan dengan penalaran, yaitu proses ber pikir untuk menghubung-hubungkan fakta yang ada sehingga sampai pada suatu simpulan. Dengan perkataan lain, penalaran reasoning ialah proses mengambil simpulan conclicusion, interference dan bahan bukti atau petunjuk evidence ataupun yang dianggap bahan bukti atau petunjuk Moeliono, 1988: 124—125 Contoh: Mayat wanita yang ditemukan itu sebelumnya sering mo ndar- mandir di daerah tersebut. Jika kita bertanya, “Siapa yang mondar-mandir?”, tentu jawabannya mayat wanita. Jelaslah bahwa kalimat tersebut salah nalar. Kalimat itu berasal dari dua pernyataan, yaitu 1 Mayat wanita ditemukan di kompleks itu dan 2 Sebelum menjadi mayat, wani ta itu sering mondar-mandir. Penulis menggabungkan kedua kalimat ter sebut tanpa mengindahkan pikiran yang jernih sehingga lahirlah kalimat yang salah nalar. BPDU-Universitas Widyatama 46 Bahasa Indonesia dalam Penulisan Karya Ilmiah BAB VII PARAGRAF

7.1 DEFINISI PARAGRAF

M enuangkan buah pikiran secara teratur dan terorganisa si ke dalam sebuah tulisan sehingga pembaca dapat mengikuti dan mem ahami jalan pikiran seseorang, tidaklah mudah. Banyak orang fasih ber bicara, namun kurang mampu menuangkan gagasannya secara tertulis. Kal aupun ahli-ahli bicara itu mampu menuliskan gagasannya dengan baik, biasanya hal ini terjadi sesudah melalui latihan yang intensif, baik secara formal maupun nonformal. Hal ini wajar karena kemampuan menulis meru pakan hasil proses belajar dan ketekunan. Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam s ebuah karangan. Dalam paragrap terkandung satu unit buah pikira n yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut, mulai kalimat pengenal, kalimat utama atau kalimat topik, kalimat-kalimat p enjelas sampai pada kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling b ertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan.