dan Boy selalu siap sedia menolong kawan-kawan Adi dan Bo
y bila
kawan-kawan Adi dan Boy mengalami kesulitankesukaran. T
eman- teman
Adi dan Boy sangat senang dan bangga melihat kelakuan Ad i
dan
BPDU-Universitas Widyatama
49 Bahasa
Indonesia dalam Penulisan Karya Ilmiah
Boy yang demikian ittu. Watak dan kelakuan Adi dan Boy
selalu dijadikan
suri teladan bagi yang lainnya. Walaupun demikian, Ad i
dan Boy
tidak pernah menjadi sombong atau angkuh karena pujian yang
sering Adi dan Boy Terima.
7.2.2.3 Penggunaan Repetisi
Dalam upaya merangkai kalimat yang satu dengan kalimat
yang lain
dapat digunakan repetisi, yaitu mengulang kata tertentu yang
dianggap penting.
Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa yang ti
nggal di
berbagai daerah dengan keanekaragaman budaya dan baha sanya.
Keanekaragaman demikian mungkin menguntungkan karena dapat
memperkaya kebudayaan
nasional. Moto Bhineka Tunggal
Ika mencerminkan
tekad bangsa kita untuk menarik keuntunga
n dari
keanekaragaman itu.
7.2.2.4 Penggunaan Sinonim
Cara lain
yang kadang-kadang juga
digunakan untuk
merangkaikan kalimat dalam paragraf adalah sinonim atau kemak
naan. Kesemaknaan
tidak terbatas pada kata dan kata, namun mungkin juga
kesemaknaan kata dan kelompok kata, Misalnya, Bandung berse
makna dengan
“kota yang dijuluki Paris van Java”, Bung Karno berse makna
dengan “tokoh proklamator’.
Charley Chaplin ketika sudah menua merasakan sngat sedih. J
ika ia
melawak, tidak ada lagi orang yang tertawa dan filmnya yang
terakhir, Monsieur
Verdoux, tidak mendapat ssambutan hangat. Wakt u
itu, pelawak
terbesar di segala abad ini menikah dengan Oona O’Nee il
dan ketika
anaknya yang bernama Michael ditanya mengapa a yahnya
menikah dengan wanita yang begitu muda, si anak menjawab, “
Karena Oona
satu-satunya orang yang masih tertawa kala Ayah melawak”.
7.2.2.5 Penggunaan Hiponim
Sarana kohesi lain yang masih berhubungan dengan makna a
dalah hiponimi.
Hiponimi ialah hubungan makna umum dan makna k husus,
atau makna kelas dan makna subkelas.
Pada saat fajar mulai menyingsing, sebagian penduduk re
publik ini
yang berada di strata sosial paling bawah sudah mengambil an cang-
ancang untuk melakukan kegiatan rutin sehari-harinya. Pak Tani
dengan
BPDU-Universitas Widyatama
50
Bahasa Indonesia dalam Penulisan Karya Ilmiah
kerbau dan bajaknya sudah pergi mengayun langkah menuju sawah
atau ladangnya.
Pra nelayan turun ke pantai untuk menarik jaring dari la utan
yang luas. Pedagang sayuran merapikan dagangannya untuk
segera diantar
ke rumah-rumah pelanggannya. Pembuat makanan, pedagang kaki
lima, abang becak, semua membenahi peralatan menyongsong m
entari datang.
Sementara itu, penduduk dari strata sosial atas masih menden gkur
di tempat tidur.
7.2.2.6 Penggunaan Paralelisme
Cara yang berikut untuk membangun paragraf yang k
ohesif adalah
penggunaan bentuk yang paralel parallel structures atau b entuk
yang sejajar.
Raja tanpa kabinet dan bintang film tanpa pengagum
tidak berbeda
dengan ikan hidup di luar air. Profesor tanpa mahasiswa atau
pelawak tanpa penonton sama halnya dengan pohon jeruk yang dit
anam di
laut. Pameran tanpa pengunjung atau pasar tanpa pembeli sama ha lnya
dengan tanaman hidup di atas batu. Begitulah, setiap orang men
dapat harga
diri dalam hubungan dengan lingkungannya.
7.2.2.7 Penggunaan Elipsasi
Cara lain untuk merangkai kalimat dalam paragraf adalah eli
psasi atau
pelesapan. Cara ini melesapkan bagian-bagian kalimat te rtentu
karena bagian itu sudah disebutkan dalam kalimat sebelumnya.
Begitu subuh berlalu, Pak Tani dengan kerbau dan bajaknya s
udah
pergi mengayun langkah menuju sawah atau ladangnya. Para nel
ayan turun
ke pantai untuk menarik sosial dari lautan yang luas. Ped agang
sayuran merapikan dagangannya untuk segera diantar ke rumah-
rumah pelanggannya.
Pembuat makanan, pedagang kaki lima, abang becak,
semua membenahi peralatan menyongsong mentari sosial. Sementar
a itu,
penduduk dari strata sosial atas masih mendengkur di tempat tidur
7.3 JENIS PARAGRAF
Berdasarkan jenisnya, paragraf dapat dibedakan 1 berdas
arkan nalar
atau letak kalimat topik, 2 berdasarkan teknik pengembangan ,
dan 3
berdasarkan fungsinya.
BPDU-Universitas Widyatama
51 Bahasa
Indonesia dalam Penulisan Karya Ilmiah 7.3.1
Paragraf Berdasarkan Nalar
Nalar atau logika secara singkat dapat diartikan jalan p
ikiran yang
sesuai dengan akal; bernalar sama dengan berpikir logis. Pena laran
sama dengan proses menggunakan nalar atau proses menggu
nakan pikiran
secara logis. Secara
umum dikenal paragraf deduktif, induktif, dedu ktif
– induktif,
dan dekriptif –naratif.
7.3.1.1 Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif ialah paragraf yang diawali dengan ga
gasan
utama atau kalimat topik yang bersifat umum. Gagasan itu selanj
utnya, dijelaskan
dengan pernyataan-pernyataan yang bersifat khusus atau
keterangan-keterangan yang memperkokoh gagasan di atas.
Harga sebagian barang pokok bergerak naik. Beras sem
inggu yang
lalu harganya Rp 3500,00 per kg, kini berubah menjadi Rp 4.0 00,00
per kg. Gula pasir melonjak dari Rp 5.800,00 per kg menjad
i Rp
6.200,00 per kg. Minyak goreng, walaupun tidak seberapa naiknya, t
etapi secara
nyata beringsut naik dari Rp 4.500,00 per kg menjadi Rp 4.80 0,00
per kg. Terigu kini mencapai Rp 4.700,00 per kg sedangkan minggu
lalu Rp
4.200,00 per kg.
7.3.1.2 Paragraf Induktif
Paragraf induktif ialah paragraf yang menempatkan ide
atau gagasan
pada akhir paragraf. Lahirnya ide atau gagasan ini didahului oleh
penjelasan, keterangan, atau data. Kadang-kadang, gagasan pa
ragraf induktif
berupa kesimpulan dari pernyataan-pernyataan yang diseb utkan
lebih dulu.
Pancasila telah beberapa kali dirongrong. Beberapa kali fal
safah negara
RI hendak diubah ataupun dipreteli. Setiap usaha yang h endak
mengubah dan mempreteli Pancasila ternyata gagal betapapun usah
a itu
telah dipersiapkan dengan matang dan tertib. Semuanya tetap
dapat digagalkan.
Memang, Pancasila benar-benar sakti.
7.3.1.3 Paragraf Deduktif-Induktif