Muchlas 2005:46 menyatakan para pemimpin transformasional adalah mereka yang memberikan pertimbangan perseorangan dan stimulasi intelektual dan
mereka yang memiliki kharisma.
2.3. Kepemimpinan Transaksional
Robbins 2008:90 menyatakan pemimpin transaksional transactional leaders adalah pemimpin yang membimbing atau memotivasi para pengikut mereka pada
arah tujuan yang telah ditetapkan dengan cara memperjelas peran dan tugas mereka.
Muchlas 2005:46 menyatakan para pemimpin transaksional adalah mereka yang membimbing dan memotivasi para bawahan menuju kearah pembuatan beberapa
tujuan dengan menjelaskan peranan dan tugas-tugas yang diperlukan. Bass dalam Diety 2010:28 menyatakan hubungan antara pemimpin transaksional
dengan bawahan terjadi jika: 1.
Pemimpin mengetahui apa yang diinginkan bawahan dan berusaha menjelaskan bahwa mereka akan memperoleh apa yang diinginkan apabila
kinerja mereka memenuhi harapan. 2.
Pemimpin memberikan atau menukar usaha-usaha yang dilakukan bawahan dengan imbalan atau janji memperoleh imbalan.
3. Pemimpin responsive terhadap kepentingan pribadi bawahan selain
kepentingan pribadi itu sepadan dengan nilai pekerjaan yang telah dilakukan oleh bawahan.
Universitas Sumatera Utara
2.4. Kepuasan Kerja
Luthans 2006:243 menyatakan kepuasan kerja merupakan hasil dari persepsi karyawan mengenai seberapa baik pekerjaan mereka memberikan hal
yang dinilai penting.. terdapat enam dimensi yang digunakan untuk mengukur kepuasan kerja antara lain pekerjaan itu sendiri, gaji, promosi, pengawasan,
kelompok kerja, dan kondisi kerja. Menurut Porter dalam Ardana 2008:23 kepuasan kerja adalah selisih dari
sesuatu yang seharusnya ada dengan sesuatu yang sesungguhnya ada faktual. Semakin kecil selisih kondisi yang seharusnya ada dengan kondisi yang
sesungguhnya ada faktual seseorang cenderung semakin puas. Sedangkan menurut Sunarto 2004:100 Istilah Kepuasan kerja job satisfaction merujuk
pada sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya. Seorang dengan tingkat kepuasan kerja tinggi menunjukkan sikap yang positif terhadap kerja itu;
seorang yang tidak puas dengan pekerjaannya menunjukkan sikap yang negatif terhadap pekerjaan itu. Sunarto 2004:112 menyatakan hal-hal yang menentukan
kepuasan kerja yaitu kerja yang secara mental menantang, ganjaran yang pantas, kondisi kerja yang mendukung, rekan kerja yang mendukung, kesesuaian antara
kepribadian-pekerjaan, dan pengaruh gen. Sedangkan Efek Kepuasan kerja pada Kinerja karyawan yaitu: produktifitas, kemangkiran dan tingkat keluar masuknya
karyawan. Organisasi dengan karyawan yang lebih puas cenderung menjadi lebih efektif dan produktif. Selain itu, karyawan dengan tingkat kepuasan kerja yang
tinggi akan memiliki angka kemangkiran yang rendah dan juga mengakibatkan tingkat keluar masuk turn over karyawan juga rendah.
Universitas Sumatera Utara
2.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja