barang dan jasa. Sedangkan manusia di dalam IPM lebih diartikan sebagai tujuan pembangunan yang berorientasi akhirnya pada peningkatan kesejahteraan manusia
Gevisioner, 2004. Salah satu ukuran IPM adalah besarnya pendapatan nasional yang digunakan
untuk belanja pendidikan Kuncoro, 2004. Untuk meningkatkan IPM khususnya dalam bidang pendidikan, caranya dengan memberantas buta aksara. Hal ini akan
menjadikan masyarakat menjadi melek aksara. Untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan manusia terdapat empat hal pokok yang perlu diperhatikan, yaitu
produktifitas, pemerataan, kesinambungan, dan pemberdayaan UNDP, 1995:12.
1.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
1. Christy dan Priyo Hadi Adi 2009
Penelitian yang dilakukan oleh Fhino Andrea Christy dan Priyo Hadi Adi ini bertujuan untuk melihat pengaruh Dana Alokasi Umum dan Belanja Modal terhadap
Kualitas Pembangunan Manusia dengan populasi penelitian di 35 Kabupaten dan Kota yang terdapat di Propinsi Jawa Tengah pada tahun 2004-2006.
Pengujian tentang pengaruh Dana Alokasi Umum DAU dan Belanja Modal BM konsisten dengan penelitian sebelumnya. Besarnya Belanja Modal pemerintah
daerah selama ini sangat ditentukan oleh faktor Dana Alokasi Umum. Hasil ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Abdullah dan Halim 2003,
Universitas Sumatera Utara
dan hal ini juga dikemukakan oleh Adi dan Harianto 2007 yang menyatakan bahwa DAU berpengaruh signifikan terhadap IPM. Selain itu Prakoso 2004 juga
mengutarakan hal serupa bahwa secara empiris besarnya jumlah IPM dipengaruhi oleh DAU yang diterima pemerintah pusat.
Dana alokasi umum berpengaruh terhadap IPM atau Human Development Index HDI. Hal ini menunjukkan besarnya alokasi belanja modal akan menentukan
pengalokasian dana bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat yang dilihat dari tingkat IPM. Penelitian ini hanya melihat tingkat kesejahteraan dari sisi pendidikan,
kesehatan, maupun taraf hidup untuk melihat kualitas pembangunan manusia. Penggunaan indikator yang berkaitan dengan kualitas pembangunan manusia dapat
dilakukan pada penelitian selanjutnya agar diperoleh gambaran yang lebih komprehensif bagaimana pengaruh belanja modal terhadap kualitas pembangunan
manusia. Selain itu, penelitian ini tidak menggunakan alokasi belanja modal secara
terperinci yang mempunyai relevansi langsung dengan indikator kualitas pembangunan manusia. Penggunaan belanja modal secara terperinci menurut sektor
terkait dapat dilakukan pada penelitian mendatang agar diperoleh gambaran bagaimana pengaruh langsung masingmasing komponen belanja modal terkait
dengan kualitas pembangunan manusia.
Universitas Sumatera Utara
2. Abdullah, Syukri, dan Abdul Halim 2007 Kualitas pembangunan manusia merupakan suatu indikator pembangunan
yang sangat berharga sebagai upaya penggabungan faktor ekonomi dan non ekonomi dari proses pembangunan.Tingkat kesejahteraan penduduk di propinsi Riau lebih baik
dibanding dengan penduduk propinsi lainnya di Pulau Sumatera, dan memperlihatkan kecenderungan yang semakin membaik dari tahun ke tahun. Kemiskinan tetap
menjadi agenda dan tantangan utama dalam pembangunan daerah ini. Oleh karena itu, pengurangan kemiskinan dan peningkatan kualitas SDM
harus dapat diinterpretasikan di setiap agenda pembangunan yang senantiasa diarahkan untuk dapat memberikan dampak positif yang konkrit terhadap
peningkatan pendapatan dan penghapusan hambatan-hambatan sosial lainnya yang dihadapi oleh penduduk miskin. Oleh karena itu, konsep keterkaitan secara multi
dimensional antara pembangunan manusia, pertumbuhan ekonomi, sistem ketahanan pangan dan gizi perlu dikembangkan, tidak saja dalam tatanan strategis kebijakan
makro tetapi juga pada kebijakan mikro operasional pada masa mendatang di Riau. 3. Adi dan Harianto 2004
Penelitian yang dilakukan oleh Syukri Abdullah dan Abdul HalimVariabel independen adalah DAU, PAD sedangkan variabel dependen adalah Belanja
Pemerintah Daerah. Besaran Belanja Pemerintah Daerah sangat ditentukan oleh Dana Alokasi Umum. Populasi dalam penelitian ini dilakukan pada Kabupaten dan Kota di
Jawa dan Bali.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti Judul Penelitian
Variabel Penelitian
Hasil Penelitian Christy dan Priyo Hadi
Adi 2009
Hubungan Antara Dana Alokasi
Umum, Belanja Modal dan Kualitas
Pembangunan Manusia.
Variabel independen adalah
DAU dan Belanja Modal, sedangkan
variabel dependen adalah Kualitas
Pembangunan Manusia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Belanja Modal berpengaruh terhadap
Kualitas Pembangunan
Manusia, sedangkan variabel Dana Alokasi
Umum juga merupakan faktor
yang sangat menentukan besaran
Belanja Modal.
Abdullah, Syukri, dan Abdul Halim
2007 Pengaruh DAU dan
PAD terhadap Belanja Pemerintah
Daerah Studi Kasus
KabupatenKota di Jawa dan Bali.
Variabel independen adalah
DAU,PAD, sedangkan
variabel dependen adalah Belanja
Pemerintah Derah. Besaran Belanja
Pemerintah Daerah sangat ditentukan oleh
Dana Alokasi Umum.
Adi dan Harianto 2004
Hubungan Antara Pertumbuhan
Ekonomi Daerah, Belanja
Pembangunan dan Pendapatan Asli
Daerah Studi pada Kabupaten dan
Kota se-Jawa- Bali.
Variabel independen adalah
Pertumbuhan Ekonomi dan
Belanja Pembangunan,
sedangkan variabel
dependennya adalah Pendapatan
Asli Daerah. Dana Alokasi Umum
berpengaruh signifikan terhadap
Belanja Modal.
Universitas Sumatera Utara
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Konseptual
Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah
penting Sumarni, 2006:27. Dalam penelitian ini, peneliti mengidentifikasi ada 3 variabel independen
adalah Pendapatan Asli Daerah X
1
, Dana Alokasi Umum X
2
dan Dana Alokasi Khusus X
3
sedangkan variabel dependennya adalah Indeks Pembangunan Manusia Y. Kerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian ini dapat digambarkan
sebagai berikut:
VARIABEL INDEPENDEN VARIABEL DEPENDEN
Indeks Pembagunan
Manusia Y
Pendapatan Asli Daerah X
1
Dana Alokasi Khusus X
3
Dana Alokasi Umum X
2
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual
Universitas Sumatera Utara