perimbangan tersebut, Pemerintah Daerah mempunyai sumber pendanaan sendiri berupa Pendapatan Asli Daerah PAD, pembiayaan, dan lain-lain pendapatan.
Kebijakan penggunaan semua dana tersebut diserahkan kepada Pemerintah Daerah. Seharusnya dana transfer dari Pemerintah Pusat diharapkan digunakan secara efektif
dan efisien oleh Pemerintah Daerah untuk meningkatkan pelayanannya kepada masyarakat. Kebijakan penggunaan dana tersebut sudah seharusnya pula secara
transparan dan akuntabel. Namun, pada praktiknya, transfer dari Pemerintah Pusat merupakan sumber
pendanaan utama Pemerintah Daerah untuk membiayai operasi utamanya sehari-hari, yang oleh Pemerintah Daerah “dilaporkan” di perhitungan APBD. Tujuan dari
transfer ini adalah untuk mengurangi kalau tidak mungkin menghilangkan kesenjangan fiskal antar pemerintah dan menjamin tercapainya standar pelayanan
publik minimum di seluruh negeri.
2.1.3 Dana Alokasi Khusus DAK
Dana Alokasi Khusus adalah dana yang berasal dari APBN, yang dialokasikan kepada Daerah untuk membantu membiayai kebutuhan tertentu. Dana
Alokasi Khusus merupakan bagian dari dana perimbangan sesuai dengan UU Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.
Dana Alokasi Khusus dapat dialokasikan dari APBN kepada daerah tertentu untuk
Universitas Sumatera Utara
membantu membiayai kebutuhan khusus, dengan memperhatikan tersedianya dana dalam APBN. Yang dimaskudkan sebagai daerah tertentu adalah daerah-daerah yang
mempunyai kebutuhan yang bersifat khusus. Pengalokasian Dana Alokasi Khusus memperhatikan ketersediaan dana dalam APBN berarti bahwa besaran Dana Alokasi
Khusus tidak dapat dipastikan setiap tahun. Dana Alokasi Khusus digunakan khusus untuk membiayai investasi
pengadaan dan atau peningkatan prasarana dan sarana fisik dengan umur ekonomis yang panjang. Dalam keadaan tertentu Dana Alokasi Khusus dapat membantu biaya
pengoperasian dan pemeliharaan prasarana dan sarana tertentu untuk periode terbatas, tidak melebihi 3 tiga tahun.
2.1.4 Indeks Pembangunan Manusia
Hakekat pembangunan pada dasarnya adalah pembangunan manusia Suyanto,2009. Pembangunan harus memberikan dampak terhadap peningkatan
kualitas hidup manusia secara menyeluruh, baik menyangkut pemenuhan kebutuhan fisik maupun non fisik. Indeks Pembangunan Manusia IPM atau disebut juga
dengan Human Development Index HDIIPM adalah indeks komposit untuk mengukur pencapaian kualitas pembangunan manusia untuk dapat hidup secara lebih
berkualitas, baik dari aspek kesehatan, pendidikan, maupun aspek ekonomi. IPM juga digunakan untuk mengklasifikasikan apakah sebuah negara adalah negara maju,
Universitas Sumatera Utara
negara berkembang atau negara terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup UNDP, 1996.
IPM mulai digunakan oleh UNDP sejak tahun 1990 untuk mengukur upaya pencapaian pembangunan manusia suatu negara. IPM merupakan indikator komposit
tunggal yang digunakan untuk mengukur pencapaian pembangunan manusia yang telah dilakukan di suatu wilayah UNDP, 2004. Walaupun tidak dapat mengukur
semua dimensi dari pembangunan, namun mampu mengukur dimensi pokok pembangunan manusia yang dinilai mencerminkan status kemampuan dasar basic
capabilities penduduk. IPM merupakan gabungan dari tiga unsur utama pembangunan manusia, yaitu lamanya hidup longevity, pengetahuan knowledge
yang diukur oleh tingkat melek orang dewasa dengan timbangan dua pertiga serta rata-rata tahun bersekolah timbangan : satu pertiga, standar hidup layak standard of
living yang diukur oleh PDB per kapita setelah disesuaikan dengan paritas daya beli purchasing power parity PPP www.cifor.cgiar.org.
Pembangunan manusia yang dimaksudkan dalam IPM tidak sama dengan pengembang sumber daya manusia yang biasanya dimaksudkan dalam teori ekonomi.
Sumber daya manusia menunjuk pada manusia sebagai salah satu faktor produksi, yaitu sebagai tenaga kerja yang produktivitasnya harus ditingkatkan. Dalam hal ini
manusia hanya sebagai alat input untuk mencapai tujuan yaitu peningkatan output
Universitas Sumatera Utara
barang dan jasa. Sedangkan manusia di dalam IPM lebih diartikan sebagai tujuan pembangunan yang berorientasi akhirnya pada peningkatan kesejahteraan manusia
Gevisioner, 2004. Salah satu ukuran IPM adalah besarnya pendapatan nasional yang digunakan
untuk belanja pendidikan Kuncoro, 2004. Untuk meningkatkan IPM khususnya dalam bidang pendidikan, caranya dengan memberantas buta aksara. Hal ini akan
menjadikan masyarakat menjadi melek aksara. Untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan manusia terdapat empat hal pokok yang perlu diperhatikan, yaitu
produktifitas, pemerataan, kesinambungan, dan pemberdayaan UNDP, 1995:12.
1.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
1. Christy dan Priyo Hadi Adi 2009
Penelitian yang dilakukan oleh Fhino Andrea Christy dan Priyo Hadi Adi ini bertujuan untuk melihat pengaruh Dana Alokasi Umum dan Belanja Modal terhadap
Kualitas Pembangunan Manusia dengan populasi penelitian di 35 Kabupaten dan Kota yang terdapat di Propinsi Jawa Tengah pada tahun 2004-2006.
Pengujian tentang pengaruh Dana Alokasi Umum DAU dan Belanja Modal BM konsisten dengan penelitian sebelumnya. Besarnya Belanja Modal pemerintah