Metode Permainan atau Games

41 a. Siswa diminta memperagakan suatu proses, sistem, atau peran tertentu sehingga secara fisik mereka dapat bergerak dan keterampilan berbahasanya dapat dilakukan dalam serangkaian kegiatan. b. Siswa diberi tugas melakukan wawancara kemudian mereka membicarakannya di kelas yang diikuti dengan kegiatan mengambil makna dari aktivitas dan hasil yang telah dilakukan. c. Siswa diberi sebuah teks bacaan kemudian diminta untuk mencatat hal-hal penting dalam teks tersebut kemudian menguraikannya dengan kata-kata sendiri dalam sebuah rekaman kaset. Siswa diminta memutar kaset itu beberapa kali sehingga mereka semakin jelas dengan apa yang mereka kerjakan. d. Siswa diajak ke kantor guru, kantor administrasi, atau perpustakaan untuk membaca tabel-tabel dan grafik yang ada, lalu perintahlah mereka menuliskan hasil pembacaan mereka dan melaporkannya di kelas. e. Siswa diberi serangkaian cerita yang mengandung permasalahan kemudian mereka memecahkan masalah tersebut.

2.2.3.4.3 Metode Permainan atau Games

Hadfield dan Meier dalam Widharyanto 2003 : 26 mengemukakan bahwa metode games merupakan prosedur yang digunakan dalam pembelajaran bahasa yang difasilitasi dengan berbagai permainan untuk mencapai tujuan berbahasa. Dengan metode ini, siswa akan melakukan berbagai aktivitas yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Games yang direncanakan dalam pembelajaran diharapkan mengarah pada keakuratan accuracy dan kelancaran 42 fluency berbahasa pembelajar tanpa harus meninggalkan unsur kesenangan Hadfield dan Meier dalam Widharyanto, 2003 : 26. Adapun teknik-teknik yang dapat dikembangkan dalam pengajaran bahasa dengan metode permainan atau game Hadfield dalam Widharyanto, 2003 : 27-28 adalah sebagai berikut. a Kesenjangan informasi information gap merupakan teknik games yang sederhana. Dalam aktivitas ini siswa mendapat informasi yang berbeda dan mereka harus melengkapi informasi tersebut dari siswa lain. b Permainan menerka guesing game adalah teknik yang melibatkan dua kelompok, yaitu kelompok satu memberikan informasi yang belum utuh atau lengkap, sementara kelompok yang lain harus menerka apa yang terjadi. c Permainan mencari searching game merupakan permainan yang melibatkan seluruh siswa. Setiap siswa mempunyai satu informasi atau lebih yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu masalah. Tiap-tiap siswa harus berkeliling untuk mendapatkan informasi dari siswa lain untuk melengkapi informasi yang mereka miliki sehingga siswa dapat berfungsi sebagai penerima atau pemberi informasi sekaligus. d Permainan menjodohkan maching game merupakan permainan yang dapat dilakukan dengan menggunakan media kartu atau gambar dengan serangkaian informasi yang berkaitan dengan kartu atau gambar tersebut. Siswa harus menjodohkan kartu atau gambar yang ada dengan informasi yang ada dalam siswa lain. 43 e Permainan menukar exchanging game merupakan permainan yang memungkinkan siswa melakukan barter dengan siswa lain sehingga siwa tersebut mendapatkan informasi yang tepat atau solusi masalah yang mereka dapatkan. f Permainan mengumpulkan collecting game merupakan permainan yang mengumpulkan serangkaian informasi yang terpencar-pencar sehingga dapat dirangkaikan kembali menjadi satu wacana yang utuh. g Permainan menggabungkan dan menyusun combining and arranging games merupakan permainan yang memungkinkan siswa menggabungkan informasi yang mereka miliki dengan informasi sejenis yang dimiliki siswa lain kemudian menyusunnya dalam suatu tatanan yang telah ditentukan.

2.2.3.4.4 Metode Inkuiri

Dokumen yang terkait

TOKOH DALAM KUMPULAN CERPEN BIDADARI YANG MENGEMBARA KARYA A. S. LAKSANA DAN KELAYAKANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR DI SMA

9 103 57

KETIDAKADILAN GENDER DALAM KUMPULAN CERPEN SAIA KARYA DJENAR MAESA AYU: TINJAUAN SASTRA FEMINIS DAN Ketidakadilan Gender Dalam Kumpulan Cerpen Saia Karya Djenar Maesa Ayu: Tinjauan Sastra Feminis Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra di SMA.

0 5 12

CITRAAN DAN BAHASA FIGURATIF DALAM KUMPULAN CERPEN Citraan Dan Bahasa Figuratif Dalam Kumpulan Cerpen Juragan Haji Karya Helvy Tiana Rosa: Kajian Stilistika Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Indonesia Di Sma.

0 5 23

CITRAAN DAN BAHASA FIGURATIF DALAM KUMPULAN CERPEN Citraan Dan Bahasa Figuratif Dalam Kumpulan Cerpen Juragan Haji Karya Helvy Tiana Rosa: Kajian Stilistika Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Indonesia Di Sma.

0 2 14

KRITIK SOSIAL DALAM KUMPULAN CERPEN IBLIS NGAMBEK KARYA INDRA TRANGGONO: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Kritik Sosial Dalam Kumpulan Cerpen Iblis Ngambek Karya Indra Tranggono: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Pada Mata Pelajaran Bahasa Indones

0 9 12

KRITIK SOSIAL DALAM KUMPULAN CERPEN IBLIS NGAMBEK KARYA INDRA TRANGGONO: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN Kritik Sosial Dalam Kumpulan Cerpen Iblis Ngambek Karya Indra Tranggono: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Pada Mata Pelajaran Bahasa Indon

0 2 18

DIKSI DAN CITRAAN DALAM KUMPULAN CERPEN Diksi Dan Citraan Dalam Kumpulan Cerpen Manusia Setengah Salmon Karya Raditya Dika: Kajian Stilistika Dan Implementasinya Sebagai Bahan Pelajaran Bahasa Indonesia Di SMA.

1 5 15

DIKSI DAN CITRAAN DALAM KUMPULAN CERPEN Diksi Dan Citraan Dalam Kumpulan Cerpen Manusia Setengah Salmon Karya Raditya Dika: Kajian Stilistika Dan Implementasinya Sebagai Bahan Pelajaran Bahasa Indonesia Di SMA.

0 2 15

GAYA BAHASA DALAM CERPEN KARYA SISWA

0 0 16

CITRAAN PEREMPUAN DALAM KUMPULAN CERPEN BUKAN PERMAISURI KARYA NI KOMANG ARIANI DAN SARAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENGAJARAN SASTRA DI SMA

0 1 11