19
Amanat menurut Sudjiman 1990 : 5 merupakan pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau pendengar. Amanat dalam karya
sastra modern biasanya tersirat, sedangkan dalam karya sastra lama amanat pada umumnya tersurat. Amanat sebuah puisi dapat bersifat interpretative, artinya
setiap orang mempunyai penafsiran makna yang berbeda dengan yang lain Waluyo, 1987 : 131. Contohnya cerpen Lembah Bayang-bayang karya S.
Prasetyo Utomo yang dimuat Republika bulan Desember 2000 mempunyai pesan kepada pembaca untuk selalu mematuhi nasihat-nasihat orang tua agar tidak
menyesal pada akhir hayatnya. Cerpen Permainan Boneka karya S. Prasetyo Utomo yang dimuat Nova 2001 memberi amanat kepada pembaca untuk saling
mencintai antarsesama tidak membedakan suku, agama, ras, dan mata pencaharian.
2.2.2.5 Gaya Bahasa
Menurut Nurgiantoro 1995 : 272 bahasa merupakan sarana pengungkapan sastra. Sastra lebih dari sekedar bahasa, deretan kata, namun unsur
kelebihannya hanya dapat diungkap dan ditafsirkan melalui bahasa. Bahasa dalam sastra pun mengemban fungsi utama sebagai alat komunikasi.
Menurut Luxenburg 1992 : 109 mengemukakan bahasa yang paling umum berlaku ialah situasi bahasa yang hanya menunjukkan perbedaan dalam
“sikap”. Namun kita dapat mengadakan suatu pembagian atas dasar situasi bahasa tanpa memperhatikan isinya. Setiap orang yang mengubah teks dihadapkan pada
cara menggunakan bahasa, yaitu memilih kata, merangkaikan kata menjadi kalimat, menggabungkan kalimat menjadi teks.
20
Penggunaan bahasa dengan sendirinya ditentukan juga oleh pengarangnya. Gaya H. B Jassin berbeda dengan Mochtar Lubis. Lain pula gaya Koentjaraningrat
dengan Umar Kayam. Pengamatan penulis mengenai gaya dibagi 3, yaitu 1 pilihan kata, 2 pola kalimat dan bentuk sintaksis, 3 bentuk semantis. Tetapi
penulis hanya membahas pilihan kata dan pola kalimat, dan bentuk sintaksis, karena dalam teks tersebut hanya memiliki dua pola. Pola kalimat dan bentuk
sintaktis ini akan dapat memudahkan kita mengetahui bagaimana gaya penulis dalam menyusun karangannya. Contohnya pilihan kata dan pola sintaktis yang
digunakan S. Prasetyo Utomo dalam cerpen Lembah Bayang-Bayang selalu menggunakan pilihan kata yang sederhana, lugas, dan konkrit, serta menggunakan
pola kalimat tunggal yang mudah dipahami oleh pembaca seperti ditunjukkan dalam kutipan berikut.
Menjelang sore, kupu-kupu kuning kembali memenuhi langit. Dari lereng pegunungan sebelah barat, kupu-kupu itu menyeberangi Lembah Bayang-
bayang ke arah lereng pegunungan sebelah timur. Sitras terperangah, berhenti membenahi surau. Kembali ia ke sendang, mengambil air wudlu,
dan bersembahyang. hal. 68.
Semua kosakata dalam kutipan itu merupakan kosa kata yang lugas dan
konkrit seperti kata pegunungan, menyeberangi, terperangah, membenahi surau, wudlu, dan bersembahyang yang mudah dipahami oleh pembaca. Pola kalimatnya
pun berpola kalimat tunggal, seperti kalimat Menjelang sore, kupu-kupu kuning kembali memenuhi langit.
a. Pola Kalimat